◎24◎

86 14 0
                                    

💜Happy reading💜

"Kau'kan yang menghubungiku?" Tanya Taehyung memastikan bahwa orang yang sedang berdiri di depannya adalah orang yang dirinya tuju.

"Nee, sunbae, aku Hueningkai." jawab lawan bicaranya.

"Baiklah, ayo kita ke cafe di seberang sana." Taehyung merangkul pundak Hueningkai, yang umurnya lebih muda darinya.

"Kau temannya Taemi, aku senang bisa bertemu denganmu," ujar Taehyung sambil berjalan beriringan menuju cafe.

Lalu saat ini mereka berdua sudah berada di sebuah cafe, dan sudah mendiami salah satu kursi disana.

"Apa kau satu kelas dengan Taemi?" Tanya Taehyung.

"Tidak, kami tidak satu kelas, tapi kami berteman cukup dekat." jawab Hueningkai.

"Ah begitu ya," Taehyung memangutkan kepalanya pelan.

"Eumm... Taehyung sunbae_"

"Panggil aku hyung saja, tidak usah canggum." Taehyung tersenyum ke arah Hueningkai yang ada di hadapannya.

"Ah nee," ujar Huenigkai sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Begini, aku menemui hyung untuk mengatakan sesuatu. Tapi entah bagaimana aku harus mengatakannya." Hueningkai meremat celana sekolahnya. Dia bingung, takut, dan merasa sangat bersalah.

Saat ini dirinya langsung berhadapan dengan salah satu keluarga Taemi. Hueningkai semakin gugup untuk mengatakan kepada kakak mendiang Taemi. Entah harus bagaimana dia menyampaikan hal bodoh yang dirinya perbuat sampai merenggut nyawa orang lain.

"Santailah, kau tidak usah gugup seperti itu padaku."

"Maaf..." ujar Hueningkai pelan dan menundukkan kepalanya dalam.

Taehyung mengerutkan keningnya kebingungan. "Kenapa kau meminta maaf seperti itu? Ayolah, santai saja denganku, anggap saja bahwa aku adalah hyung-mu sendiri." Taehyung tersenyum ramah ke arah Hueningkai.

Tapi itu bukannya membuat Hueningkai semakin tenang. Aneh sekali, kenapa kata-kata tulus itu malah menambah dirinya semakin merasa bersalah, seolah dirinya benar-benar membunuh Taemi dengan tangannya sendiri. Napasnya sudah sulit untuk diatur, matanya sudah sangat berat menahan gumpalan air yang akan menetes.

"Kau baik-baik saja? Apa kau sakit?" Taehyung yang melihat itu merasa khawatir. Wajah Hueningkai memerah dan badannya bergetar seperti menahan rasa sakit.

"Hyung... jeongmal mianhae~"

Disinilah, runtuh pertahanan Hueningkai yang dirinya buat beberapa jam lalu. Dia sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Hueningkai menangis seperti sedang disakiti oleh benda tajam. Suara bergetar dan napasnya tidak teratur, air matanyapun sudah dapat Taehyung lihat. Itu semua benar-benar membuat Taehyung terkejut dan bingung. Ada apa dengan Hueningkai? Kenapa suara tangisnya begitu pilu dan terdengar kesakitan.

Who am I || Choi Beomgyu (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang