●
◎
○
💜Happy reading💜
"Kenapa kau sangat bodoh?!"
"Kenapa... kenapa kau bisa dibodohi dengan mudah?!" Seorang wanita paruhbaya sedang berkesimpuh di lantai sambil menangis.
"Apa yang harus kita lakukan?! Kita akan tinggal dimana kalau rumah ini di jual?!!"
"Mianhae," jawab dari lawan bicara.
"Aku akan pergi, dan kau urusi anakmu itu." Ujar Han Goyeon atau Kim Goyeon pada suaminya Han Junso.
"Hei! Diapun anakmu! Kau tidak bisa pergi begitu saja."
"Jangan lupa! Ini juga kesalahanmu! Kau bahkan tidak membicarakannya denganku terlebih dahulu!" Goyeon bangkit dan mulai melangkah menuju kamarnya.
Tanpa mereka berdua ketahui ada seorang anak kecil yang melihat pertengkaran antara keduanya, sedang menangis di balik pintu kamar bewarna merah muda.
Anak kecil itu melihat ibunya menyeret koper keluar dari kamar. Mengejar ibunya yang sudah berada di depan pintu utama. "Eomma, kumohon jangan pergi. Hisk, Sohee ingin bersama ibu." Anak kecil itu menahan kaki ibunya agar tidak pergi.
"Lihat?! Dia ingin pergi bersamamu!" Ujar Junso.
Beberapa saat tidak ada yang angkat bicara. "Kita kirim dia ke panti saja." Final Goyeon sambil menatap datar anaknya.
Han Sohee, anak kecil lugu ini sedang menangis meraung-raung sambil memeluk kaki ibunya. Dirinya tidak tahu apa yang terjadi disini, yang dia bisa tangkap adalah ibunya akan pergi meninggalkan dirinya.
"Kau gila?! Mana ada panti yang akan menerima anak yang masih memiliki keluarga utuh?!"
Goyeon tersenyum miris. "Utuh kau bilang? Ini yang namanya keluarga utuh?! Keluarga ini hanya diisi dengan rasa egois dan keserakahan saja!" Goyeon menarik tangan Sohee dengan kasar, membawanya pergi bersamanya.
"Yak! Kau mau membawanya kemana?!"
Ucapan Junso tak digubris oleh Gonyeon, dia lebih fokus untuk melenggang pergi dari halaman rumah.
Apa yang terjadi disini? Kenapa Goyeon begitu marah pada suaminya? Dan ternyata akibat dari itu semua adalah Junso ayah dari Sohee. Junso melakukan kesalahan besar, dirinya terjebak di perjanjian bisnis yang membuat dirinya jatuh ke dalam lubang dalam. Junso di tipu, dan pada akhirnya rumah yang dirinya sedang huni harus di lepas begitu saja. Tinta hitam terlah terukir manis di atas kertas putih suci yang ternyata berisikan perjanjian licik. Tanpa disadari, Junso menyetujui perjanjian itu.
Seperti ucapan Goyeon sebelumnya, dirinya akan membawa Sohee ke panti. Beberapa hari kemudain Goyeon mendatangi panti asuhan dan menitipkan Sohee disana. Nama Han Sohee diganti menjadi Ban Hana. Goyeon sudah menguatkan hatinya untuk melepas ikatan darah dengan anaknya, walaupun sesungguhnya ikatan darah antara ibu dengan anak kandung tak bisa di lepas.
Egois, itu yang ada dalam diri Goyeon. Dia memilih dirinya sendiri untuk hidup secara damai tanpa anaknya. Seorang ibu tak semuanya sama, ada beberapa yang lupa akan tanggung jawabnya.
"Sohee-ya, hari ini namamu di ganti menjadi Ban Hana." Ujar Goyeon sambil tersenyum manis ke arah Sohee. Senyuman itu hanyalah drama. Dan anak kecil yang lugu itu hanya mengangguk saja.
"Dan saat ini kau harus tinggal disini tanpa ibu."
"Waeyo? Aku ingin ikut dengan ibu."
"Ani, kau harus disini. Ibu akan kembali menjemputmu nanti, kau tunggu saja disini ya, ibu pasti akan segera datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who am I || Choi Beomgyu (Revisi)
RandomSuatu keinginan atau permintaan yang hanya diucapkan sebagai pelampiasan amarah ternyata bisa terjadi begitu saja dan sangat cepat○○○ Ingin menarik kembali kata-kata tersebut tapi... Terlambat! Kejadian yang tidak disangka-sangka terjadi diwaktu yan...