11. Cousin

10.6K 1.2K 314
                                    

______

Jungkook dan Jina kini sedang berada didalam mobil pria itu—lebih tepatnya Jungkook tengah menunggu Jina selesai menangis. Jungkook meletakkan kepalanya diatas stir mobil lalu menghadap kearah Jina yang duduk di kursi penumpang disampingnya. Berkali-kali Jungkook menghela nafas kasar—ingin menyentuh Jina tapi takut diamuk oleh gadis itu. Eh, tapi Jina bukan gadis lagi kan? Wanita Jungkook saja lah biar gampang.

"Noona, aku bersumpah benihku tak sampai masuk kok. Aku sempat mengeluarkannya—tidak terlambat." Ucap Jungkook menjelaskan.

Jina mendelik tajam kearah Jungkook yang tengah memainkan ujung jaket kulitnya. Persis seperti anak kecil yang habis dimarahi. Menggemaskan sialan!

"Aku sudah mengatur ritmenya, aku tahu kapan harus mengeluarkan bubu—kami kan friend noona. Tak akan saling mengkhianati." Jelas Jungkook lagi, merasa bersalah karena telah membuat Jina menangis setelah mantap-mantap di perpustakaan. Mungkin lain kali Jungkook akan mencoba di tempat lain di kampus mereka sebelum Jina wisuda. Harus dong ya, jangan sampai tidak.

Oh ya, tadi pas diperpustakaan mereka nyaris saja ketahuan. Untung saja Jungkook bisa menirukan suara berbagai macam binatang. Jadi, orang itu mengira bahwa ada sepasang kucing tengah kawin didalam perpustakaan. Tapi kucing kawin kok ya bisa mendesah? Mungkin itu isi fikiran orang tadi.

Dan alasan Jina menangis—karena Jina merasakan kakinya sangat keram hingga sulit untuk berjalan. Karena berdiri terlalu lama mungkin. Salahkan saja Jungkook yang tak tanggung-tanggung menyuntik Jina hingga keram—bisa jadi Jina naik betis. Untung tidak lumpuh mendadak kan. Terus juga, Jina menangis karena takut Jungkook tanpa sengaja meninggalkan jejak di rahim Jina. Karena saat bubu sudah terbangun, Jungkook melepaskan fiesta anggur itu dan menyuntik Jina tanpa menggunakan fiesta. Karena kata salah satu readers bundabnny, lebih enak tanpa menggunakan fiesta—ya sudah Jungkook coba. Dan ternyata memang enak dong say. Kan Jungkook jadi nagih loh ya.

"Noona¸jangan diam dong. Koo minta maaf." Jungkook berusaha untuk memegang tangan Jina yang berada diatas paha gadis itu.

"Janji tidak akan macam-macam lagi."

"Kau serius?"

"Iya, serius. Kita melakukannya dikos noona atau apartemenku saja."

"Sama saja Jungkook! ah, sudahlah." Pasrah Jina. Difikirannya tadi Jungkook benar-benar mengakui kesalahan dan bertobat. Tapi ternyata sama saja.

"Tapi noona, lebih enak rasa anggur atau rasa stroberi?"

Bugh!



Bugh!

Tas Jina yang berisi macbook berhasil mendarat dikepala Jungkook dengan sempurna tanpa meleset sedikitpun. Demi jarum suntik Jungkook, Jina jadi merasa berdosa saat melihat anggur ataupun mendengar seseorang menyebut kata anggur. Bukannya terbayang visual anggur yang sebenarnya—Jina malah terbayang anggur yang berbentuk sosis seperti yang sempat ia konsumsi saat tadi di perpustakaan. Padahal Jina sangat menyukai anggur dan fiesta chicken nugget. Namun, karena ulah Jungkook—Jina jadi ngeri dengan 2 benda itu, Fiesta dan anggur.


"Noona," panggil Jungkook membangunkan Jina yang ternyata tertidur saat diperjalanan. Namun, Jina tak bergeming sama sekali—kelelahan mungkin. "Sayang," panggilnya lagi dengan lembut. Jemari Jungkook terulur mengelus pipi Jina agar gadis itu terusik dan bangun.

"Engh," Lengguh Jina mulai bergerak pelan di kursinya. Usapan lembut Jungkook dipipinya berhasil membuatnya terusik dan mencoba untuk membuka matanya yang terasa sangat berat.

BABY KOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang