Seumur hidupku, baru kali ini aku mendonorkan darah ku pada orang lain.
Ya---Jaemin, aku mendonorkan darah ku padanya karena ia kekurangan lumayan banyak darah.
Demi tuhan, aku sangat bersyukur karena golongan darah ku sama dengan nya. Aku tidak tahu apa ini hanya kebetulan atau sebuah---takdir?
Rasanya pusing bercampur mual, aku merasa seperti kehabisan energi hingga kepala ku sedikit sakit.
Cklek
Pintu ruangan terbuka dan Mark masuk dengan membawa kantong plastik berwarna putih di tangannya.
"Jiyeon!" seru Mark begitu Masuk. "Gimana? Masih sakit? Pusing atau mual?" tanya nya bertubi-tubi.
"Aku baik-baik aja, Mark," ujarku pelan.
Mark terlihat menghela nafas pelan. Laki-laki itu duduk di tepi bangsal Jaemin dan menyodorkan sebotol air yang sudah ia buka tutupnya padaku.
"Ini minum dulu kamu pasti lemes banget."
"Thanks," ujarku.
Bahkan air saja tiba-tiba terasa pahit saat masuk ke kerongkongan ku.
"Jaemin belum siuman juga?" tanya Mark.
Aku menggeleng pelan, "belum."
Ku lirik sosok Jaemin yang masih belum sadarkan diri. Wajahnya tampak sangat pucat.
"Pasti sakit, kan?" tanya Mark.
Tangannya tiba-tiba bergerak menyentuh lengan kiri ku bekas donor darah tadi. Ia melipat lengan baju ku hingga sebatas siku. Aku meringis pelan saat melihat bekas kebiruan yang di tutupi perban di lengan kiri ku.
"Nope, cuma agak nyeri sedikit."
"Yaudah nih makan dulu kamu belum makn sesuatu dari tadi," Mark menyodorkan sandwich padaku.
Ku kira untuk ia makan sendiri tadi.
"Aku belum lapar Mark," tolak ku pelan.
"Tapi kamu baru donor darah, loh takut kenapa-napa karena nggak makan."
"Tapi----"
"Nggak ada tapi-tapian, ini cuma tiga kali gigitan langsung habis, kok." Mark bersikeras.
Tiga gigitan kata nya?
Dengan sangat terpaksa akhirnya aku menerima sandwich yang Mark berikan. Tetap saja, rasanya berubah pahit.
Tapi tumben sekali Mark tiba-tiba kalem seperti sekarang? Dia tidak se bar-bar kalau sedang bersama Herin.
Mark juga lebih sedikit----manis dan perhatian?
Mark tidak mungkin suka aku, kan?
Ew, pikiran ku mulai konyol.
"Malah ngelamun gimana sih?" Suara Mark tiba-tiba mengagetkan ku.
"A-apa?"
"Dari pada ngelamun mending kamu lihat diri kamu sendiri," ucap Mark.
"Aku? Memang nya aku kenapa?" tanyaku tidak mengerti.
Mark berdecak pelan. "Penampilan kamu sekarang mirip korban tabrak lari."
Mendengar itu, Aku melirik penampilan ku sekarang. Lengan baju seragam ku terdapat bercak darah yang sudah mengering. Aku meringis pelan saat melihatnya.
Meskipun tidak banyak, namun terlihat sangat kontras dengan warna baju seragam yang ku pakai. Pantas saja tadi orang-orang yang berlalu lalang memandang ku dengan tatapan aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] You Who Come To Me
Fanfiction❝Kim Jiyeon terpaksa menerima tawaran pekerjaan sebagai perawat disalah satu rumah sakit jiwa karena faktor keuangan. Namun setelah itu, ia bertemu dengan Na Jaemin, salah satu pasien rumah sakit jiwa yang harus Jiyeon rawat karena gangguan mental...