Angin musim semi berhembus pelan saat aku sampai di depan rumah sakit. Seperti hari-hari sebelumnya sepulang kuliah, aku langsung menuju rumah sakit.Bugh!
Terdengar suara sesuatu yang di pukul saat aku melangkah masuk. Samar-samar, aku juga mendegar suara ribut dari dalam rumah sakit.
Perasaan ku tiba-tiba tidak enak.
Aku mempercepat langkah ku, nafas ku tercekat saat aku sampai dan mendapati seisi rumah sakit yang sudah kacau dan berantakan. Para perawat dan juga pasien terlihat ketakutan.
"Akhirnya kamu datang juga, Kim Jiyeon."Suara serak seseorang terdengar dari koridor samping. Saat aku menoleh, ku dapati sosok laki-laki berbadan tinggi sedang menatapku. Sialnya, siluet cahaya menghalangi wajahnya hingga aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.
Namun dari postur tubuh dan suaranya yang serak, aku seperti pernah bertemu dengannya.
Tapi siapa dan dimana?
"Kamu siapa?! Ada apa sebenarnya?!" tanya ku dengan suara bergetar.
Aneh nya, para perawat dan tenaga medis yang lain tidak ada yang berani melawan.
Mereka sibuk menenangkan para pasien yang tidak kalah ketakutannya."kamu lupa siapa aku?" tanya laki-laki itu.
"tolong jangan main-main ini sama sekali tidak lucu!" suara ku sedikit meninggi.
Laki-laki itu tertawa keras, "memang ini tidak lucu untukmu. Tapi untuk ku, ini sangat sangat menyenangkan."
Aku semakin ketakutan, tubuh ku tiba-tiba lemas.
Siapa dia sebenarnya?!
Bersamaan dengan itu, segerombolan orang berbaju hitam datang tiba-tiba dari dalam rumah sakit.
Empat orang laki-laki berbadan besar, dua di antara mereka menyeret Herin dan Mark yang terlihat tidak sadarkan diri.
Bruk!Mata ku membulat saat tubuh Herin dan Mark di banting tepat di depan kaki ku.
Bukan hanya aku saja yang kaget, seisi rumah sakit memekik tertahan."Herin! Mark!" aku memekik kaget dan berlutut di antara mereka berdua yang sudah tidak sadarkan diri. Tangisan ku pecah detik itu juga.
Ku lihat wajah Mark yang tampak lebam di antara pelipis mata dan sudut bibirnya. Seperti nya dia sempat melawan saat gerombolan laki-laki itu memaksa nya.
Sedangkan Herin, tangan ku terulur menyentuh wajah, leher, dan denyut nadi di tangannya namun tidak berfungsi.
Aku menggeleng cepat, ini tidak mungkin..
"Herin bangun kamu nggak apa-apa? Herin jangan bercanda kamu masih bisa dengar aku kan?!" aku mengguncang pelan tubuh Herin tapi tidak ada pergerakan sedikitpun.
"Kenapa kalian lakuin ini sama mereka?! Mereka berdua nggak salah!" aku masih terisak, dadaku terasa sesak.
Ku ulurkan tangan ku dan menopang kepala Herin di atas paha ku, memeluknya erat sementara tubuhku semakin gemetar.
"Mereka berdua memang tidak salah. Tapi karena mereka berdua orang terdekat mu,mereka terpaksa harus jadi korban," laki-laki itu tertawa seperti psikopat.
Aku menggeleng dengan suara isakan yang menjadi-jadi.
"Brengsek! Gila!" teriakku frustasi.
Laki-laki itu tertawa keras, "Ini baru permulaan saja dan belum seberapa. Ada satu orang lagi yang harus lebih menderita."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] You Who Come To Me
Fanfiction❝Kim Jiyeon terpaksa menerima tawaran pekerjaan sebagai perawat disalah satu rumah sakit jiwa karena faktor keuangan. Namun setelah itu, ia bertemu dengan Na Jaemin, salah satu pasien rumah sakit jiwa yang harus Jiyeon rawat karena gangguan mental...