Sebenarnya aku nggak ada niatan buat bikin bonchap. Tapi karena tiap hari di teror terus sama kalian, aku jadi nggak tenang :)
Karena aku author yang baik dan tidak sombong, jadi ini spesial buat kalian.
Chapter ini lumayan panjang, jadi awas mabok.
[Last chapter]
****
Angin musim semi di pagi hari berhembus pelan saat aku membuka kaca jendela kamar. Sudah hampir pukul sembilan, tapi aku baru bangun.
Setelah membuka tirai dan kaca supaya sirkulasi udara masuk dengan baik, aku berjalan ke arah tempat tidur.
Senyumku mengembang saat ku lihat sosok laki-laki yang sangat ku cintai masih tertidur pulas.
Ya-- Na Jaemin, siapa lagi memang?
Ku hampiri dia dan duduk di tepi kasur. Perlahan, tanganku bergerak pelan untuk mengusap rambutnya dengan pelan.
Rasanya aku masih tidak bisa percaya, Na Jaemin sekarang sudah ada disini bersama ku. Betapa aku sangat mencintai laki-laki ini sampai tidak mau jauh lagi darinya.
Aku tau ini berlebihan, tapi sumpah demi apapun aku tidak mau berpisah dengannya lagi.
Jika aku bisa, aku mau Jaemin selalu ada di sampingku. Tidak ada yang boleh mengambil Jaemin ku lagi, siapapun itu.
Kalian boleh bilang aku egois dan aku tidak peduli itu. Kalian juga pasti tau seberapa lama aku harus menunggu Jaemin untuk kembali, kan?
Ku tatap wajah Jaemin untuk beberapa saat. Meskipun sudah lumayan lama kita tinggal serumah dan melihat wajahnya setiap bangun tidur, tapi aku tidak pernah bosan.
Matanya yang selalu menatapku dengan lembut, senyumnya yang begitu tulus, semua yang ada pada Jaemin selalu akan jadi favorit ku.
Merasa terganggu karena aku mengusap-usap pipinya, perlahan Jaemin mulai membuka matanya.
Laki-laki itu tersenyum tipis sambil mengerjap pelan. "Selamat pagi calon istriku."
Aku terkekeh pelan, "selamat pagi. Ayo bangun udah hampir siang."
"Sebentar lagi, aku masih ngantuk," gumam Jaemin tidak jelas.
"Udah jam segini loh, mandi habis itu sarapan. Aku udah masakin makanan buat kamu," ucapku.
"Iya? Pasti enak," Jaemin tersenyum lebar tapi tidak ada niatan untuk bangun.
Ia menggeliat pelan dengan wajahnya yang lucu. Aku tertawa pelan melihatnya.
"Jaemin, ayo bangun nanti kita telat," ajakku lagi. "Bukannya hari ini kita mau ke makam orang tua kamu?"
Ya, hari ini Jaemin mengajakku untuk pergi ke incheon. Tiga bulan berlalu setelah dia kembali, kami sibuk mengurus banyak hal.
Mulai dari mengurus perusahaan yang dulu dijalankan oleh Park Hansu, sekarang sudah beralih tangan atas nama Jaemin. Tentu saja dengan bantuan tuan Nam.
Sekarang Jaemin tinggal di rumahku karena aku yang memintanya. Biasanya aku sendirian, tapi kini tidak lagi.
"Lima menit lagi aku mandi. Sekarang sini dulu," kata Jaemin.
Dia menarik tanganku hingga tubuhku jatuh di atasnya. Jaemin memeluk tubuhku sementara tangan yang satunya mengusap rambutku pelan.
"Aku masih nggak percaya kalau kamu ada disini sekarang," gumam ku di dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] You Who Come To Me
Fanfic❝Kim Jiyeon terpaksa menerima tawaran pekerjaan sebagai perawat disalah satu rumah sakit jiwa karena faktor keuangan. Namun setelah itu, ia bertemu dengan Na Jaemin, salah satu pasien rumah sakit jiwa yang harus Jiyeon rawat karena gangguan mental...