Sebelumnya, aku mau berterimakasih banget buat yang masih Setia nungguin cerita ini update. Kalian yang terbaik❤
Kalau udah agak lupa sama ceritanya, bisa baca chapter sebelum-sebelumnya.
Happy reading~
***
"Hey, kenapa ngelamun?"
Aku tersentak kaget saat Yangyang tiba-tiba menyentuh pundakku.
"A-apa?" aku sedikit gelagapan.
Ya, sesuai dengan ucapan Yangyang kemarin, dia benar-benar membawa ku ke tempat ayah dan ibu Jaemin di makamkan.
Yangyang bilang ayah dan ibu Jaemin bukan di makamkan di seoul tapi di Incheon. Sebuah fakta yang baru ku ketahui sekarang. Keluarga Jaemin memang penuh dengan banyak kejutan.
"Kamu dari tadi ngelamun. Kenapa? Kamu sakit? Wajah kamu pucat banget," ucap Yangyang.
Ia menyentuh kening ku dengan punggung tangan sebelah kanannya, sedangkan tangan kirinya masih memegang kemudi.
"Aku nggak apa-apa, kok. Cuma sedikit lemes," jawab ku pelan.
Yangyang tidak menjawab. Dia tiba-tiba menepikan mobilnya di depan sebuah minimarket sesaat kemudian.
"Kenapa berhenti disini?" tanya ku bingung.
"Tunggu disini sebentar, aku nggak akan lama," Yangyang tersenyum sekilas pada ku.
"Tapi Yangyang---"
Terlambat, Yangyang sudah buru-buru pergi sambil memakaikan tudung hoodie di kepalanya. Dari dalam mobil, ku lihat laki-laki itu masuk ke dalam minimarket.
Ku sandarkan tubuh ku pada sandaran kursi mobil. Ini bukan pertama kalinya aku merasa sekujur tubuhku lemas. Memang akhir-akhir ini aku jarang sekali makan. Lebih tepatnya tidak nafsu makan.
Kalian boleh menyebut ku terlalu berlebihan atau semacamnya. Tapi kalau kalian jadi aku, pasti kalian akan mengerti bagaimana rasanya.
Konferensi pers Tuan Nam akan di siarkan secara langsung hari ini. Demi tuhan, rasanya aku takut sekali sampai tidak bisa tidur.
Bagaimana kalau Tuan Nam gagal dan Park Hansu tidak akan di penjara?
Aku tahu pasti kalau Park Hansu tidak akan tinggal diam. Dia pasti menyewa pengacara dan sebagainya untuk tetap aman.
Seperti yang pernah dulu ia katakan padaku;
'dengan uang, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan'Ya tuhan...jika kau memang benar-benar ada, tolong bantu aku... Biarkan semua kebenaran yang selama ini tersembunyi terungkap. Na Jaemin, orang tuanya, dan juga ibu ku. Mereka semua adalah korban.
Bersamaan dengan itu, Yangyang tiba dengan membawa kantong plastik berwarna putih berisi makanan.
"Ini makan dulu. kamu belum makan dari tadi pagi, kan?" Yangyang menaruh kantung plastik itu di depan ku.
Aku menggeleng lemah, "Yangyang, aku nggak nafsu makan. Kamu aja yang makan."
"Eh? Mana boleh gitu. Incheon jauh loh kamu bisa pingsan kalau nggak makan," Yangyang dengan sabar membujukku. "makan dikit aja ya? Gimana?"
"Tapi---"
"Nggak ada tapi-tapian. Di situasi kayak gini kamu harus tetap makan biar nggak jatuh sakit. Kalau kamu sakit Jaemin juga pasti sedih nanti," kelakar Yangyang sambil membuka sebungkus sandwich.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] You Who Come To Me
Fanfiction❝Kim Jiyeon terpaksa menerima tawaran pekerjaan sebagai perawat disalah satu rumah sakit jiwa karena faktor keuangan. Namun setelah itu, ia bertemu dengan Na Jaemin, salah satu pasien rumah sakit jiwa yang harus Jiyeon rawat karena gangguan mental...