5. Dont know why

1.5K 310 326
                                    

Keesokan harinya, aku datang sedikit lebih siang ke rumah sakit. Alasannya, karena aku harus mengikuti kelas pagi dan harus meminjam beberapa buku di perpustakaan untuk mengerjakan tugas.

Dengan itu, tidak ada pilihan lain selain menitipkan Jaemin pada Herin. Untungnya Herin lebih berpengalaman dari ku.

Saat aku tiba di rumah sakit, ku dapati Herin dan Mark yang tengah duduk di ruang perawat.

"Jiyeon? Kok udah pulang?" Tanya Herin begitu melihatku masuk.

Aku mengangguk sekilas dan duduk di samping Herin. "Hari ini nggak terlalu sibuk. Lagipula aku juga nggak bisa nitip Jaemin terlalu lama. Aku nggak enak sama kamu karena itu tugas ku," jawabku jujur.

Herin berdecak pelan. "Nggak apa-apa, aku sama sekali nggak ngerasa di repotin kok. Iya kan Mark?"

Mark yang sejak tadi hanya diam sekarang menatapku dan Herin bergantian. "Iya, sama sekali nggak ngerepotin kok," jawabnya dengan senyum yang terlihat di paksakan.

"Kok mukanya keliatan lusuh gitu?" tanya ku pada Mark.

"Pasiennya barusan kambuh," alih-alih Mark yang menjawab, tapi Herin.

"Oh ya? Terus gimana sekarang keadannya?"

"Udah mendingan kok, nggak separah tadi dan sekarang lagi istirahat," jawab Mark.

"Syukur deh," jawabku. "Kalau Jaemin? Gimana sama dia?" aku menatap Herin.

"Jaemin aman. Tapi masalahnya dia nggak mau mandi sejak tadi pagi," jawab Herin.

"Kok gitu?" tanya ku heran.

"Nggak tau juga namanya juga orang gil---"
Ucapan Herin terpotong karena ia buru-buru menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Maaf---"

"Nggak boleh gitu mereka juga punya perasaan sama kayak kita," tutur ku.

"Iya-iya, barusan keceplosan dikit," kata Herin.

"Bukannya dari kemaren-kemaren selalu ngomong kayak gitu?" balas Mark.

Mendengar itu, Herin melotot. "Heh, kamu tuh kalau ngomong jangan sembarangan!"

"Sembarangan dari mana nya coba? Itu fakta! F-A-K-T-A!" jawab Mark dengan penekanan di setiap huruf nya.

"Kamu tuh----"

"Udah-udah kok malah berantem sih?" aku melerai sebelum perdebatan mereka semakin menjadi-jadi.

"Dia tuh yang mulai duluan!" Herin menuding Mark.

"Loh, kok? Aku kan ngomong sesuai fakta," Mark tidak mau kalah.

"Tapi kan kamu yang----"

"DIAMM!" seruku dengan volume yang cukup keras. Mendengar itu, Mark dan Herin langsung diam. Tidak ada yang berani membuka suara.

"Astaga.. Galak banget," cicit Mark namun aku masih bisa mendengar nya.

Aku menghela nafas pelan. "Udah ya aku mau lihat Jaemin dulu, kalian jangan berantem lagi."

Setelah meletakkan tas ku di atas meja, aku meninggalkan mereka berdua menuju ruang ganti untuk berganti pakaian.











***

Setelah mengganti pakaian menjadi seragam perawat, aku berjalan menuju kamar Jaemin.

Saat pintu terbuka, aku melangkah masuk dan mendapati sosok Jaemin sedang duduk di atas ranjang nya. Ia terlihat tengah mencoret-coret sesuatu di atas kertas dengan pensil di tangan nya.

 [✔] You Who Come To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang