40. between us [END]

1.3K 174 98
                                    

[Better if you play song on mulmed]

...

Akhirnya sampai dichapter terakhir😭❤

***

The story left behind coldly
Every moment of that time is vivid to me
In the fairy tale-like time.

I am filled with the fear of being left alone.
The heart that stopped, now I'm trying to let go
So I can find the lost times.

Like this, I meet you again
And find you, who's from the time that I erased.

Past the the painful time
I catch you
I still live in your time.

For evermore for evermore I cry.

...

Pukul dua belas malam, aku hanya duduk termenung di kursi samping bangsal Jaemin. Dan selama itu pula, ku pandangi wajah Jaemin dalam diam.

Menatapnya tanpa ekspresi, aku hanya merasakan sakit yang mendalam di hatiku. Rasa sakit yang begitu sulit untuk di jelaskan.

Setelah berbicara banyak dengan tuan Nam, Dan sekarang ia dan ibu Yangyang sedang mengurus keberangkatan Jaemin besok.

Ya, besok...

Jaemin benar-benar akan pergi besok..

Menoleh ke samping kiri, ku dapati Yangyang yang sudah tertidur lelap di atas sofa. Pasti dia sangat kelelahan.

Yangyang sudah banyak membantu ku selama ini. Dia selalu ada saat aku sedang kesusahan dan butuh tempat untuk mengadu. Kalau bukan dia, siapa lagi?

Aku berhutang banyak pada nya.

"Na..." panggil ku dengan suara gemetar, "apa sekarang rasa sakitnya masih terasa? Di bagian mana?"

Dengan pelan, ku raih tangan kurus Jaemin lalu menggenggamnya, menciumnya dengan hati pilu.

"Seandainya rasa sakitmu bisa di bagi, aku mau jadi orang pertama yang nanggung rasa sakit itu. Dengan begitu, kamu nggak perlu kesakitan lagi," aku bermonolog.

Air mata tiba-tiba menetes tanpa kemauanku. Rasanya aku malu pada semesta karena begitu lemah. Na Jaemin, apa kamu juga muak melihatku yang selalu menangis ini?

"Jaemin, kalau kamu benar-benar pergi...aku nggak tahu harus gimana," cicit ku pelan. "Tapi menahan kamu disini itu berarti aku egois. Iya, kan?"

Aku menyeka air mataku dengan cepat, lalu berusaha untuk tersenyum meski begitu sulit.

Rasanya percuma meskipun aku berusaha keras mengajak Jaemin bicara, pada nyatanya dia tidak bisa menjawabku.

Aku beranjak, lalu mengambil sebuah kertas dan bolpoin dari dalam tas ku.

Dengan tangan gemetar dan pandangan yang buram karena air mata, ku paksakan untuk tetap menulis.

Untuk Na Jaemin..

Aku sangat berharap kalau kamu baca surat ini setelah kamu sembuh nanti. Meskipun rasanya berat, tapi ini semua demi kebaikan kamu dan aku tidak boleh egois.

Lewat surat sederhana ini, aku cuma mau bilang terimakasih sama kamu.

Terimakasih karena telah datang di hidupku.

 [✔] You Who Come To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang