12 Agustus, 2006
"Kamu senang?" tanya wanita itu pada anak laki-laki yang duduk di kursi belakang.
Na Jaemin,
Anak laki-laki itu mengangguk cepat, "aku senang, lain kali kita pergi kesana lagi, boleh?"Ayah nya yang fokus menyetir tertawa pelan, "tentu boleh, kita bisa kesana lagi kapanpun kamu mau selagi ayah tidak sibuk."
Ya, Ayah Jaemin adalah seorang pebisnis sukses di korea Selatan. Sedangkan ibu Jaemin mengelola klinik kecantikan dan dua cabang cafe yang sama-sama sukses di daerah gangnam dan itaewon.
Selain itu, orang tua Jaemin juga berinvestasi di salah satu rumah sakit besar di Jerman.
Namun meskipun begitu, orang tua nya selalu meluangkan banyak waktu untuk Jaemin. Ayah dan ibu nya tidak mau Jaemin besar tanpa kasih sayang karena kesibukan mereka.
Terlahir dari keluarga kaya dan terpandang, Jaemin merasa sangat beruntung karena memiliki orang tua seperti mereka. Dia tidak kekurangan satu apapun.
Perjalanan pulang dari taman bermain terasa lebih lama karena hujan tiba-tiba turun dengan deras.
"Besok hari ulang tahunku, ayah sama ibu ingat, kan?" tanya Jaemin.
Ibu nya menoleh padanya, "mana mungkin kita berdua bisa lupa, hm?"
"Anak ayah sudah mulai beranjak dewasa," ucap ayahnya, tangan nya bergerak mengusap lembut kepala Jaemin.
Jaemin kecil tersenyum lebar sambil membayangkan acara hari ulang tahunnya. yang pasti sangat meriah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jaemin merasa tidak sabar melihat teman-teman nya datang dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Menerima banyak hadiah dan semacamnya.
"Kenapa...kenapa rem nya tidak berfungsi?!" ayah nya tiba-tiba membuka suara.
"Apa? Kenapa bisa?!" seru ibu nya panik.
Begitupun juga dengan Jaemin, anak laki-laki itu tiba-tiba ketakutan.
Masih berusaha menginjak rem mobilnya berkali-kali, tapi rem nya sama sekali tidak berfungsi. Padahal saat mereka berangkat dari rumahnya, semuanya baik-baik saja.
Ayah dan ibu Jaemin terlihat sangat panik sedangkan Jaemin sudah menangis karena ketakutan.
Bersamaan dengan itu, sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan.
"Ayah awas!!!!" teriak Jaemin.
BRAKKK!!!
Mobil yang Jaemin naiki hilang kendali dan menabrak pembatas jalan dengan keras hingga terbalik.
Jaemin merasakan tubuhnya terlempar hebat dan kepalanya terbentur keras. Ia jatuh dan terseret beberapa meter di jalann aspal yang kasar.
Di bawah guyuran air hujan yang turun begitu deras nya, pandangan Jaemin mulai kabur. Ia merasakan sesuatu yang kental mengalir di pelipis matanya dan sekujur tubuhnya terasa sakit.
Saat ia menoleh ke arah samping, Jaemin melihat kedua orang tuanya yang sudah terkapar tidak sadarkan diri dengan wajah berlumuran darah.
Jaemin merangkak keluar dari tindihan puing-puing mobil yang hancur. Dengan susah payah, ia menyeret tubuhnya menghampiri ayah dan ibu nya, Jaemin menangis di sela-sela rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya.
Samar-samar, Jaemin dapat melihat segerombolan orang yang berlarian menuju ke arahnya.
"Ayah.....ibu........" ucap Jaemin lirih.
Secara perlahan, pandangan nya bertambah kabur dan semuanya menjadi gelap, hitam total.
Jaemin membuka matanya, nafasnya terengah-engah dengan keringat yang membasahi seluruh wajahnya.
Mimpi itu datang lagi.
Jaemin menatap lurus ke arah langit-langit kamar rumah sakit.
Dia masih ada di kamar nya, bukan di tempat kecelakaan itu.Masih dengan jantung nya yang berdegup kencang, Jaemin bangkit karena merasa sekujur tubuhnya lemas seketika. Ia mengambil obat di atas meja dan meminumnya. Tenggorokan nya terasa perih saat ia meneguk air.
Sudah tiga belas tahun berlalu, mimpi itu selalu datang menghantui nya setiap malam.
Seperti awan hitam yang mengikuti kemanapun Jaemin pergi, kenangan buruk dan menyeramkan itu selalu muncul
Jaemin ingin bebas dari semua ini.
Berjalan menuju laci kecil di dekat bangsal, Jaemin membuka nya dan mengambil sebuah buku bersampul cokelat dari sana.
Sebuah buku---Mirip seperti buku diary, tempat Jaemin meluapkan semua cerita hidupnya yang menyedihkan ini.
Tidak ada seorangpun yang tahu termasuk Jiyeon karena selama ini Jaemin selalu menyembunyikan nya.
Perlahan, ia membuka lembaran demi lembaran buku itu yang sudah menemaninya selama tiga tahun di tempat ini.
Satu-satunya tempat untuk meluapkan segala keluh kesah yang Jaemin rasakan.
Semua cerita-cerita kelam di masa lalu nya...
Seseorang yang sudah merusak dan merebut kebahagiaan nya dan merebut semua yang Jaemin miliki termasuk orang tua nya.
Dengan tangan yang masih gemetar, Jaemin mengambil dua lembar foto yang terselip di antara lembaran buku itu.
Foto Jaemin waktu kecil bersama orang tuanya saat di taman bermain. Beberapa jam sebelum kecelakaan tragis itu terjadi.
Dan satu foto lagi yang amat sangat berharga untuknya.
Hanya dua foto itu yang masih tersisa sampai sekarang. Jaemin tudak punya apa-apa lagi, semuanya hilang.
Jaemin megambil bolpoin yang terselip di dalam buku diary dan mulai menulis sesuatu di kertas putih tersebut.
28 Juli 2019
Malam ini, mimpi menyeramkan itu datang lagi pada ku. Aku ingin tidur nyenyak satu malam saja tapi tidak bisa.
Kapan aku bebas dari mimpi buruk itu?
Aku juga rindu ayah dan ibu ku. Apa mereka berdua bahagia disana? Jika iya, aku berharap bisa ikut dengan mereka.
Menghela nafas dalam-dalam, Jaemin menutup buku itu dan meletakkan nya ke tempat semula supaya tidak ada orang yang tahu.
Dan untuk Jiyeon, Jaemin berpikir kalau lebih baik dia tidak tahu semuanya. Jiyeon sudah cukup terluka karena kepergian ayahnya. Jaemin tidak mau dia semakin terluka hanya karena dirinya.
Sejauh ini, Jiyeon adalah perawat yang paling lama bertahan sampai sekarang. Perawatnya yang lain pasti selalu berhenti kurang dari empat bulan bekerja.
Jaemin tahu bahwa semua perawatnya pergi bukan tanpa alasan. Ada sesuatu yang menyebabkan mereka mengundurkan diri.
Dan Jaemin tidak mau itu terjadi pada Jiyeon.
---tbc
Sekarang udah tau kan masa lalunya Jaemin?
Aku berusaha banget buat update cerita ini secepatnya tapi ide suka ngadat tiba-tiba trs mager ngetik juga
*tampol aja gapapa :D
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] You Who Come To Me
Fanfiction❝Kim Jiyeon terpaksa menerima tawaran pekerjaan sebagai perawat disalah satu rumah sakit jiwa karena faktor keuangan. Namun setelah itu, ia bertemu dengan Na Jaemin, salah satu pasien rumah sakit jiwa yang harus Jiyeon rawat karena gangguan mental...