prolog.

642 51 5
                                    

senyuman terus tergambar di wajah cantiknya, tubuh yang terbalut gaun putih tidak lupa tiara di kepala memperlengkap penampilan seorang asyafara diani putri di hari yang paling spesial dalam hidupnya.

dia hanya bahagia di luar, kepada kedua orang tuanya, teman-teman dan seluruh undangan yang datang.

"anak ayah selalu cantik, tapi sayang udah jadi punya orang" goda bapak wira ke anak sematawayangnya.

"apa sih ayah, fara malu tau"

"kenapa harus malu, nak?" sahut ibu gita sambil memegang bahu fara erat. air mata kembali memupuk minta keluar.

fara yang menyadari hal itu langsung memeluk ibunya, "ibuu jangan nangis lagi dong. kasian loh tukang riasnya kalo harus touch up ibu lagi. fara aja bahagia masa ibu enggak?"

diregangkan pelukannya lalu menepuk bahu putrinya itu, "duh iya yaa padahal ijab qabulnya udah tadi hh"

tok tok

suara ketukan pintu menyadarkan orang tua dan anak yang masih menghabiskan waktu bersama.

"maaf saya mau remind untuk fara boleh langsung gabung dengan mempelai prianya, tiga menit lagi pengantin masuk ke hall resepsi"

"oh baik, terima kasih atas infonya- ayok far" jawab pak wira kepada crew wedding organizer.

***

"sissy! kamu ngapain kesini?!"

"mau ngasih kamu pelukan terakhir, dit" jawab sissy kepada kekasihnya yang sudah rapih berbalut tuxedo hitam.

"kamu keluar aja ssy. lagian terakhir gimana maksud kamu?"

"ditto, kamu udah jadi milik orang lain. jangan buat aku jadi orang jahat.."

laki-laki yang dipanggil ditto membuang nafasnya kasar, mau tidak mau dia maju menghampiri perempuan berpakaian dress merah selutut tersebut kemudian memeluknya. "dia yang jahat ssy, bukan kamu. stop ngomong hal-hal yang ga masuk akal"

"kalo gitu sampe kapan aku harus nunggu?"

"sebentar aja kok, ga akan lama. percaya sama aku"

"kapan aku ga percaya sama kamu, dit? ah kecuali denger kabar perjodohan kamu kemarin"

"maafin aku ssy, ga bisa nepatin janji aku tepat waktu"

terlalu fokus dengan kegiatan mereka yang belum selesai, satu orang yang keburu membuka pintu terlihat kelabakan. bingung mau apa.

"ma- maaf kak, boleh stand by dengan mempelai wanita?" tanyanya kikuk ketika dua orang yang berpelukan akhirnya selesai.

sissy terlihat merapihkan rambutnya di kaca lalu berdeham sekali. sedangkan ditto menghampiri crew wedding organization yang masih berdiri di pintu rias mempelai pria, "iya dua menit lagi saya keluar"

"ba- baik kak, terima kasih"

"ya terima kasih kembali"

satu lagi yang tidak terduga, cup, sissy mencium pipi ditto sebelum keluar ruangan, "aku tunggu di hall ya sayang"

ditto hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum keheranan dengan wanitanya satu itu.

***

"selamat untuk pasangan baru kita iniii, kakak fara dan mas ditto! langgeng yaaa kalian" seru pembawa acara pernikahan.

di atas pelaminan dia bisa melihat semua orang yang datang, tapi satu yang belum terlihat dari ijab qabul tadi pagi. mata fara terus bergerak kanan kiri mencari.

"far, kamu nyariin siapa?"

pertanyaan di atas sukses menghentikan kegiatan mencari fara, "oh enggak kok mas"

"sebentar lagi acara juga selesai"

"iya mas, maaf yaa.."

setelah terjeda beberapa saat akhirnya fara menemukan siapa yang dia cari, laki-laki berkemeja putih dengan jaket kulit hitam, fara sangat hafal cara berpakaiannya yang semi casual tapi tetap sopan. dia adalah danial atau biasa dipanggil al. tangan fara melambai kecil ke al yang sudah mengantri di barisan tamu untuk memberi selamat kepada kedua mempelai.

"selamat ya fara, ga nyangka kamu ngeduluin aku"

fara tertawa mendengarnya, "makanya cari dong al, jodoh kalo ga dicari ya ga akan dikasih juga sama tuhan"

"kebiasaan kamu far, sok tauu"

"ekhem sorry bro, di belakang lu masih antrian"

danial melihat ke belakang sebentar, "oh iya, selamat ya ditto, gua titip fara"

"tanpa lu bilang titip, fara udah jadi kewajiban gua sekarang. thank you bro" bales ditto menyambut jabat tangan danial lalu memeluknya sesaat.

***

"acara kita emang udah selesai. tapi janji kamu belum. tepatin janji kamu, far" ucap ditto lalu meninggalkan fara yang masih berbalut gaun dan terpoles make up wajahnya.

"aku tidur di kamar sebelah" tambah ditto yang juga memperdalam sakit hati fara.

tes. satu tetes air mata berhasil jatuh ke pipi putihnya. ini yang dimaksud hanya bahagia di luar. karena sesungguhnya dia banyak tersakiti di dalam.

- it was you -

hai semuanya,
cerita ini memang remake dari ceritaku yang sudah pernah kupost di portal blog sebelah. tapi tetap akan aku kembangkan lagi.

semoga kalian suka ya, please enjoy reading guys😘

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang