16.

213 38 4
                                    

setelah berbicara dengan dokter, fara diperbolehkan pulang. lebih kepada permintaan al yang diiyakan oleh dokter. al sangat ingin segera membawa fara pergi.

beruntungnya al dimana ruang ugd tersebut memiliki dua pintu di bagian depan dan belakang. mulutnya bagai dibungkam untuk tidak memberitahu keberadaan ditto yang nyatanya sedang menunggu fara di luar.

"kamu bisa jalan kan far?" tanya al sambil membantu fara bangun.

"aku coba ya al. semoga bisa" ketika fara menurunkan kedua kakinya lalu bangun dari duduk, ternyata fara jatuh lagi ke ranjang. digelengkan kepalanya, "lemes al"

"yaudah sebentar aku minta kursi roda dulu"

al berjalan cepat, di hatinya dia masih takut kalau tiba-tiba ditto masuk dan keputusan fara berubah. keberuntungan yang lain, kursi roda ditto temukan tepat di depan pintu keluar ugd yang menjadi tujuannya nanti.

"ayok far. sini aku bantu"

fara agak terkejut dengan bantuan yang al berikan. jujur baru pertama kali fara digendong oleh al, lebih tepatnya berjarak sedekat itu dengan al. dialihkan pandangannya ke sisi lain untuk mengurangi rasa gugupnya.

pelan-pelan ditto dorong kursi roda tersebut, pandangannya terus awas menoleh ke kanan dan kiri. hembusan nafas keluar begitu saja ketika sudah sampai di mobilnya. lagi al bantu fara masuk ke dalam mobil.

sedangkan ditto yang masih menunggu menjadi semakin resah. dia bingung kenapa al belum keluar juga.

"al lama banget sih. fara ga kenapa-kenapa kan??"

sissy mengusap bahu ditto bermaksud menenangkan, "sebentar lagi mungkin dit. sabar ya.."

setelah omongan sissy, dokter spesialis kandungan yang tadi menindaklanjuti fara keluar. tanpa berpikir lagi ditto langsung menghampirinya.

"dok, maaf saya udah boleh masuk?"

si dokter melihat bingung, "masuk untuk apa ya pak?"

"saya mau melihat keadaan istri saya"

"istri bapak? maaf pak di dalam sisa pasien seorang nenek dan anak-anak"

mata ditto membulat sempurna, "dok, istri saya yang namanya asyafara. dia ga ada?"

sebuah keajaiban bukan, seorang ditto pertama kalinya mengakui fara sebagai istrinya di depan orang lain. sedangkan sissy sebetulnya dia merasakan sakit hati tapi dicoba untuk ditahan.

"loh bukannya pak danial itu suaminya? mereka udah pergi pak tadi sekitar setengah jam yang lalu"

"hah?! pergi kemana?"

"maaf saya juga kurang tau pak. saya kira pak danial- ah sekali lagi saya mohon maaf, saya ada urusan yang harus diselesaikan, permisi"

"dit, ditto mungkin fara pulang ke rumah kamu. kita liat dulu yuk" ucap sissy sambil membuka kepalan tangan ditto yang entah sejak kapan sangat kencang.

di perjalanan kembali ke rumah ditto masih mencoba menghubungi fara yang hanya dijawab oleh operator. "argh! hpnya fara di rumah, ck"

ibu jarinya terus ditto gigit guna mengurangi keresahannya. "jangan pergi please.."

sissy menoleh melihat kondisi sang mantan pacar. sungguh tersayat hatinya, kalau saja dari awal sissy tidak egois, tidak akan dia melihat seorang ditto yang terlihat sangat frustasi seperti ini.

"maafin aku far, maaf" ucap ditto lagi.

bahkan mobilnya tidak dia masukan ke garasi melainkan dia langsung turun dan berlari memasuki rumah.

"faar"

"faraa"

ditto berlari ke dapur, ke taman belakang, ruang tv yang tidak membuahkan hasil. "faraa kamu disini kan?" seru ditto lagi ketika menaiki tangga menuju ke lantai dua.

diketuk pintu kamar fara beberapa kali, "please far..", ditto buka pintu tersebut dan nihil.

walaupun barang-barang milik fara sampai baju pun masih ada, tapi tetap saja kamar itu kosong karena tidak ada si penghuni. ditto terjatuh duduk dan lemas ke ranjang yang biasa fara tiduri. tidak sengaja tangannya menyentuh sebuah amplop cokelat berukuran a4.

takut-takut ditto ambil dan buka. ada dua lembar kertas disana. sissy yang juga ada di kamar itu ikut duduk lalu membaca surat tersebut bersama.

hai dit

maaf ya aku udah ga panggil kamu dengan mas lagi. menurutku kurang etis, karena setelah ini kita mungkin udah bukan sepasang suami istri lagi. tapi aku gapapa berarti kita ga berjodoh hehehe. biar aku aja yang sedih tapi kamu jangan ya, kamu harus bahagia bersama sissy. tugas aku udah selesai dit. usahaku pun juga udah selesai. aku sadar kalo cinta yang tulus ga akan memaksa, aku udah berusaha dan berdoa tapi hasilnya masih tetap sama jadi aku putuskan untuk mundur.

kalo anak ini lahir kamu boleh ketemu dia. tapi nanti ya biar aku yang bawa ke kamu, aku akan ceritain ke dia tentang ayahnya yang hebat.

lembar ke dua di amplop ini tolong kamu tanda tangan dan kirim balik ke lembaga bersangkutan ya, dit. oh iya untuk sissy jangan lupa selalu siapin makanan sup dan teh manis hangat ya buat ditto setiap pulang kerja.

sekarang aku bahagia karena kalian juga bahagia, aku pamit.

- asyafara

"aarrggh! kamu kemana fara!?" teriakan ditto mengejutkan sissy yang sudah menangis dari tadi, sangat menyesal terhadap sahabatnya.

"kamu tenang dul-"

"tenang gimana ssy? aku bahkan ga pernah bilang terima kasih ke dia sekali pun. dia mengandung anak aku, bawa beban itu sendirian karena aku yang ga mau tau. laki-laki macem apa lu ditto, ergh!"

"aku- aku harus pulang sekarang dit"

sudah tidak peduli lagi ditto hanya diam membiarkan sissy pulang. fara lah yang sekarang mengisi seluruh isi kepalanya, ditambah ketika dia melihat lembar kertas kedua yaitu berupa surat gugatan cerai yang sebelumnya fara minta ditanda tangani.

tersenyum miris lalu menggeleng, "kamu kira aku setuju sama gugatan kamu, far? enak aja ambil keputusan sendiri" dirobek kertas tersebut menjadi potongan-potongan kecil.

tbc

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang