11.

177 31 1
                                    

terhitung sudah tiga minggu lamanya fara berada di rumah seorang diri, tidak dikabari oleh ditto, melakukan semua aktivitas hanya untuk dirinya dan juga si calon bayi. seperti sekarang, fara dengan susu cokelat hangat duduk di taman belakang rumah. matanya memandang tanaman-tanaman itu dalam diam. namun sesaat kemudian dia terbangun, berganti pakaian lalu pergi keluar.

cukup untuk fara menyimpan apa yang dirasanya sendirian. tangan kanan memegang knop pintu sedangkan yang kiri menenteng satu keranjang buah. merasa ragu harus masuk atau tidak ke dalam ruang rawat bernomor 121 tersebut. bau khas rumah sakit semakin menguar di indera penciumannya membuat fara pada akhirnya, mau tidak mau masuk ke dalam sana.

dia berharap di dalam hati, semoga ga ada mas ditto.

pemandangan yang memenuhi penglihatannya sekarang adalah sebuah ruangan berdinding putih ada satu ranjang di bagian tengah salah satu sisi yang menghadap ke pintu masuk serta dua buah nakas di samping kanan-kirinya, tidak lupa seorang pasien yang sedang tertidur di ranjang itu.

berjalan pelan mendekat lalu berdiri di sampingnya. fara membuang nafas berat, ditaruh keranjang buah yang dia bawa ke atas nakas.

dua tangan yang bebas beralih ke besi penyanggah di pinggir ranjang, "hai ssy"

"apa kabar? kamu udah baikkan?"

"maaf aku baru dateng buat jenguk kamu.."

air mata mulai memupuk, mendesak minta keluar, "maafin aku ssy, karena aku kamu harus menginap di tempat yang ga enak kayak gini, dan.."

tidak kuat, sedangkan air matanya menang dan keluar. kenapa mengatakan kejujuran itu sangat sulit? padahal sissy pun sedang tertidur.

"maaf kalo aku ga pernah cerita ke kamu, aku ga terbuka sama kamu yang seharusnya sebagai sahabat ga kayak gitu. maaf ssy aku harus berakhir jadi istri dari pacar kamu, maaf ssyy" suara tangisan fara semakin mejadi sebelum mengatakan kalimat yang berikutnya, "maaf aku udah jatuh cinta sama mas ditto. tapi aku ngerasain ini jauh dari perjodohan terjadi, jauh... sebelum kamu kenal mas ditto, aku udah berusaha melupakan tapi ga bisa ssy" lanjut fara akhirnya.

throwback to few years ago.

siapa yang tidak kenal sissy dan asyafara, sepasang sahabat dari jurusan manajemen angkatan 2013. dua perempuan yang memiliki paras cantik dan karakteristik masing-masing. sissy yang dikenal outgoing juga supel sedangkan asyafara yang kalem serta pintar saling melengkapi satu sama lain hingga bisa dicap persahabatan sempurna.

tapi siapa sangka jika satu dari mereka yaitu fara lebih suka menyimpan rahasia ketimbang sissy yang selalu bercerita tentang apapun itu.

kali ini fara yang masih di semester enam dia mengikuti kegiatan konser amal fakultasnya. memilih divisi dokumentasi ternyata tidak salah, karena justru dia sangat menyukainya. juga lebih suka ketika bisa melihat seorang ditto, mahasiswa jurusan ekonomi pembangunan yang satu angkatan dengannya.

ditto hadafi wijaya, laki-laki friendly, pandai bercanda, dan perhatian tersebut berhasil mengambil atensi fara.

"hai far, nih minum dulu"

"kamu jangan terlalu capek, far. nanti kalo sakit fotografernya kurang satu, kamu kan paling jago"

"sini biar aku aja yang bawain ke sekret. kamu istirahat"

hal-hal kecil yang ditto lakukan selalu bisa membuat fara kembali tersenyum walaupun hanya sekedar mengingatnya.

fara sedikit banyak bercerita ke sissy bagaimana dia mengagumi ditto. hanya sampai sana. karena terlalu malu menyampaikannya.

h-1 sebelum acara sebenarnya paling melelahkan daripada hari acaranya. fara berulang kali menghapus jejak keringatnya di dahi kemudian melanjutkan kegiatan mendekorasinya.

"faraa" seketika fara memegang dadanya karena kaget. sissy muncul tiba-tiba dari arah belakang di berdiri.

"aduh sissy aku kira siapa tau"

sissy tertawa pelan menanggapi fara, "makanya jangan terlalu serius dong kerjanya, tuh liat pasti jarang makan deh"

"enggak ah"

"huh kamu ga ngaca ya, badan kamu kurusan jauuh"

masih asik berbincang, kesukaan fara datang dari arah berlawanan dia berdiri. seketika senyumannya merekah sambil melambaikan tangan.

"haai far"

"ha- hai dit"

melihat interaksi tersebut sissy memutar balikkan badannya. oh? tatapan mereka bertemu sesaat. "haloo lo pasti ditto ya?"

ditto terlihat bingung di awal lalu mengangguk. sedangkan fara yang masih tersenyum, sekarang bertugas menjadi perantara perkenalan di antara dua orang di depannya ini.

"oh iya dit ini sissy temen aku"

"sissy", "ditto" ucap mereka bergantian lalu bersalaman.

"hmm jadi ini ditto yang sering kamu ceritain, far" goda sissy yang dihadiahi sebuah sikutan pelan dari fara.

ditto tertawa seketika, "hahaha masa sih? wah aku emang ganteng sih far, suka ya?"

fara semakin salah tingkah dengan membulatkan matanya, "i- ih enggak, geer, dasar kamu narsis!"

respon fara membuat ditto dan sissy tertawa begitu pula dengan dirinya.

semakin hari ditto terkesan mendekati fara, membelikan makanan, menawari tumpangan pulang sampai di hari terakhir acara ketika mereka selesai dengan semua kegiatan tibatiba ditto mengajak fara pergi makan.

jangan kalian tanya bagaimana kondisi hati fara sekarang, berdegup tidak karuan ditambah tempat yang ditto pilih mendukung. restoran ramen yang terkesan sederhana namun bisa membuat nyaman.

"gimana suka ga far?"

"suka kok dit, enaak"

ditto semakin melebarkan senyumannya, "syukur deh kalo enak. ini tuh restoran favorit aku dari kecil far. biasanya sih sama mama papa kesininya"

"oohh gitu" jawab fara ikut tersenyum.

selesai makan keduanya diam, fara bingung mau membuka percakapan seperti apa.

"fara"

satu panggilan itu sukses membuat fara mengangkat kepalanya. degupan jantungnya semakin kencang setelah melihat air wajah ditto.

"ada yang mau aku omongin.."

oh tidak. tolong jangan pingsan disini far.

"selama aku kenal kamu, kamu itu baik banget. jujur aku sayang sama kamu-"

fara mimpi apa semalam?

"aku anggap kamu sebagai adik aku sendiri. hmm boleh aku minta tolong, aku.. suka sama sissy, kamu bisa bantu aku deket sama dia enggak?"

runtuh. runtuh semua fantasi sekaligus hati fara. di kepalanya berputar kenapa ditto bisa seenak itu mengucapkan kata sayang atau fara yang terlalu berharap selama ini?

air mata sudah memupuk di kedua netranya. tangannya pun bertauran semakin erat di bawah meja.

"kamu mau kan far tolongin aku?"

"hm?"

fara agak tersentak di pertanyaan kedua, dia kaget ketika ditto memegang bahunya.

"ah i- iya dit, aku akan bantu kamu. ehm sissy itu emang keliatannya jutek tapi sebenernya dia baik kok" jawab fara akhirnya dan tersenyum... palsu.

"makasih banyak ya far" duduk mereka yang bersebelahan membuat ditto mudah memeluk fara. sedangkan yang dipeluk juga mudah mengeluarkan air matanya.

ternyata sesakit itu yang namanya jatuh hati.

- to be continued -

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang