20.

206 27 2
                                    

almost a month i'm not updating the next part of this story. wish you guys still waiting for it. so, please enjoy, like, and comment🥰
.
.
.
.



sinar matahari berusaha masuk ke sela-sela matanya yang tidak tertutup sempurna dan berhasil membangunkannya dari tidur yang jarang bahkan hampir tidak pernah tenang. setiap pagi seperti hari ini ketika membuka mata memori pagi pertama dengannya kembali terulang.

sreeekk

"mas bangun yuk" dia merasakan beberapa kali tepukan pada bahunya.

"hari ini bukannya mas ditto ada rapat pagi?" enggan membuka mata membiarkan suara itu terus terdengar di telinganya.

"aku udah buat teh manis hangat, mama bilang ke aku katanya kamu harus minum teh manis hangat setiap baru bangun tidur dan pulang kerja"

greek. sekarang terdengar suara bangku meja kerjanya ditarik. "yaudah aku tungguin kamu bangun lima menit lagi ya"

matanya dibuka sedikit, beruntung sekali dia ketika mendapati yang daritadi berbicara menghadap ke dinding sehingga dia bisa melihat sosoknya dengan leluasa.

"kamu tau ga sih mas, di malam sebelum hari pernikahan kita aku takut banget, ya ngerasa deg degan aja gitu ngebayangin kalau aku akan jadi milik orang lain bukan cuma orang tua aku dimana aku juga harus berbakti selain sama mereka. walaupun kita dijodohin, aku akan tetep menjalankan tugasku sebagai seorang istri karena ibuku selalu bilang ketika kita udah menikah sebagai perempuan kodratnya adalah menghormati suami bagaimanapun situasi dan kondisinya"

dia bisa melihat sosok tersebut sedang memainkan gelangnya lalu menghela nafas yang terkesan berat. "hmm baju kerja kamu udah aku siapin di kamar mandi, juga makanan buat kamu bawa"

setelah menyelesaikan kalimatnya, sosoknya memutar posisi duduk menghadap dia yang terkejut langsung menutup mata. bukan takut ketahuan melainkan paras si sosok tersebut yang disinari matahari secara tidak langsung menciptakan degupan aneh di jantungnya yang tidak diambil pusing saat itu.

"ck" decakan keluar ketika dia sadar, kepalanya dipegang merasa sedikit pening.

pelan-pelan dia duduk lalu melihat jam dinding di hadapan ranjang. 7.30. "telat lagi" ucapnya.

hampir enam bulan dia sering bangun telat 30 menit yang mana tersisa waktu setengah jam lagi sebelum berangkat kerja.

"kamu dimana, far. aku kangen" kembali dia berucap sendiri.

baru aja mau berjalan ke kamar mandi, kriiing kriinggg harus terjeda karena masuknya sambungan telepon.

fadil
decline | accept

"halo dil, kenapa?"

"dih kenapa lagi lu tanya. lu ga diingetin sekretaris lu apa dit"

"hah? ga tau, gu baru buka hp karena lu telepon. sebentar" ditto menjauhkan hpnya dari telinga lalu mengecek notifikasi yang sekiranya berkaitan.

dinar sekretaris
selamat malam pak
hanya mau remind untuk besok, bapak ada kegiatan client visit ke luar kota
booked ticket juga udah sesuai permintaan bapak di jam 10 pagi
terima kasih pak sebelumnya

"hah?! iya gua lupa, dil!"

"haduh si fara kemane sih ga kasian apa sama suaminya jadi sering ngaco begini"

jangan heran karena memang seperti itu lah sifat fadil, sepupu ditto yang merangkap sebagai senior manager di perusahaan milik keluarga wijaya, sangat terbuka bahkan frontal terhadap apa yang ingin dia sampaikan. seperti sekali tidak suka akan dia sampaikan walaupun akan menyakiti hati orang.

"yaudah cepet deh dit. gua udah di bandara sama dion nih" tambah fadil. sedangkan dion adalah rekan kerja fadil sesama senior manager tapi beda bagian.

pip. ditto bergegas melanjutkan niat sebelumnya yaitu mandi, lalu setelah itu dengan asal memasukan pakaian ke dalam kopernya yang terpenting adalah kemeja, celana bahan, dan dasi sedangkan sisanya akan dia beli di kota tujuan.

skip.

"perkenalkan saya wisnu, saya perwakilan dari pt. kelautan bahari yang akan mengantarkan bapak-bapak sekalian langsung menuju kantor sebagaimana rapat pertama untuk permitraan audit di mulai sejak kedatangan, silahkan pak" ucap wisnu yang menjemput ditto, fadil, dan dion. mereka bertiga memang ditugaskan langsung oleh ayah ditto mengurus audit project dari perusahaan terkait.

setelah sampai di kantor yang dimaksud, wisnu pun langsung mengarahkan tamunya ke ruang rapat.

"maaf pak tamu dari kantor audit jaya consulting sudah datang"

"oh iya langsung aja diarahkan untuk masuk"

"baik pak" balas wisnu yang kembali keluar ruang rapat.

"pt. kelautan bahari itu setau gua anak perusahaannya keluarga ar-" belum selesai kalimat fadil, perwakilan perusahaan yang sedang mereka bicarakan menginterupsinya, "maaf pak menginterupsi, tapi bapak-bapak sekalian sudah dipersilahkan masuk, mari pak"

sedangkan di dalam ruang rapat, dia terus memainkan pulpennya sambil melihat pintu yang mulai terbuka lalu berdiri menyambut tamunya. "selamat pagi pak, saya fadil senior manager bagian general consultant senang bisa dipercaya oleh pt. kelautan bahari dalam pelaksanaan audit"

disambut tawaran jabat tangan fadil dengan mantap dan tersenyum, "saya yang justru terhormat bisa bekerjasama dengan perusahaan anda, ini pun rekomendasi dari ayah saya. oh iya saya dani-" balasannya terjeda ketika melihat siapa yang masuk paling terakhir, mata mereka bertemu bahkan sama kagetnya gagang pintu itu belum dilepas oleh ditto.

"-saya danial arsyad vice director pt. kelautan bahari" lanjut yang ternyata adalah danial.

keduanya masih berusaha bersikap seperti tidak terjadi apa-apa di belakang mereka seiring dengan fadil yang kembali berbicara, "ini dion pak, senior manager bagian natural sources consultant dan ini director kami, bapak ditto hadafi wijaya"

"senang bisa bertemu anda disini, bapak danial" merasa tertantang ditto langsung menyelip ke depan fadil dan menjabat tangan danial mantap ditambah dengan sapaannya yang penuh penekanan serta mengisyaratkan bahwa akhirnya ditto menemukan jalannya secara kejaiban. karena selama enam bulan tersebut ditto kesulitan menemukan fara, bahkan suruhannya pun gagal menemukan istrinya. entah fara disembunyikan dimana tapi dia masih tetap pada keyakinannya bahwa sang istri ada bersama orang di depannya ini.

tbc

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang