22.

407 37 12
                                    

matahari kembali terbit sekitar jam setengah tujuh. sreeek sebagai teman yang baik, fara membuka tirai di kamar al tersebut dan membiarkan berkas-berkas sinar mataharinya masuk mengenai tepat dua mata al yang masih tertutup.

al menggeliat karena merasakan geli di matanya akibat matanya kaget terpapar sinar terang.

"al, aku ke pasar dulu ya. mau beli beberapa bahan masakan sekalian ngisi kulkas" ucap fara yang hanya dijawab dengan berdeham.

"bangun al, inget kamu harus ke kantor jam 9" tambah fara sebelum menutup pintu kamarnya.

di tempat lain ketiga laki-laki itu juga baru bangun. ditto, fadil, dan dion, mereka lagi duduk di teras kamar penginapan. fadil menghisap sekali batang rokoknya yang baru aja dinyalakan, "ternyata disini bagus juga ya. untung mulai kerjanya besok" ucapnya.

"iya bang, deket banget sama pantai jadi sejuk" sahut dion yang meminum kopinya sedikit.

"pantesan fara betah" fadil kembali berucap sambil melirik ditto dari sudut matanya, dia penasaran terhadap respon sepupunya tersebut.

decakan keluar dari bibir ditto, "apa-apaan"

seketika fadil tertawa melihat sepupunya mudah sekali tersulut emosi jika menyinggung tentang fara apa lagi al. "hahaha santai dong pak bos"

"gaji lu minta dipotong emang, dil"

"eh eh jangan dong, gua lagi mau nabung buat nikah dit"

"bodo amat. udah lah gua mau nyari makan, males ngambil breakfast di bawah" lanjut ditto yang bangun dari duduknya kemudian memakai jaket.

"nitip diit"

ditto kembali memutar badannya menghadap ke fadil dan dion, mengangkat dagunya seolah bertanya mereka mau menitip apa.

kembali ke fara, "makasih ya pak udah mau anterin saya"

"udah tugas saya non diperintahkan den danial"

senyuman terbentuk di wajah fara, "padahal saya bisa sendirian, kadang-kadang al emang suka takut berlebihan ya pak"

"eeeh kan non fara juga lagi hamil besar. ini saya tunggu disini aja ya non?"

"hmm pak yahya pulang aja, nanti saya pulang naik taksi online bisa kok"

"aduh non kalo den danial nanya, gimana?"

masih tersenyum, fara menggeleng, "biar saya kabarin ke danial di jalan pulang. lagi pula pasti danial udah berangkat kerja pas bapak sampe di rumah, udah ya pak makasih sekali lagi"

"iya non sama sama"

fara berjalan pelan-pelan sambil satu tangannya berada di perut besarnya seperti menjaga si calon bayi.

"kamu mau makan apa nak?" tanya fara sendiri.

pandangannya mengedar ke sekeliling pasar. "permisi pak saya mau bahan-bahan untuk masak sup ayam ya"

"oh iya non, ayamnya mau bagian apa?" tanya si penjual sambil mulai memasukkan beberapa sayuran yang fara butuhkan.

"bagian dada aja ya pak, tolong dibersihin dari lemaknya sama itu sayurannya juga yang seger ya"

"siap non" balas bapaknya.

selesai berbelanja bahan masakan yang mau dimasak fara hari ini, dia melanjutkan kegiatan berkeliling pasar dengan tujuan membeli buah.

"kayaknya buah mangga enak deh"

sedangkan ditto menyipitkan matanya ketika sampai di pasar tujuannya setelah berjalan sekitar 15 menitan. merenggangkan badannya dulu, "udah lama ga jalan lumayan juga pegelnya"

"makan apaan ya?" tanyanya lagi.

ting

fadil
sent a voice note

ditto buka pesan yang baru aja fadil kirim lalu diputar, "dittoooo gua mau mangga dong yang manis ya, makasiiiih!" seketika speaker hp yang tadinya berada tepat di depan telinganya langsung dijauhkan.

"buset dion ga protes ya fadil teriak-teriak begini? kayak orang mau ngidam aja" dia menggelengkan kepalanya keheranan atas sifat sepupunya itu lalu kembali berjalan.

"ibu ini setengah kilo ya" ucap seorang perempuan yang lagi asik memilih-milih mangga yang menurutnya bagus.

berdiri di sebelah perempuan tersebut, "bu saya mau beli tiga aja, gapapa?"

sama-sama ga fokus, keduanya meneruskan kegiatan masing-masing. "boleh taro disini dulu ya mba, mas buahnya" kata si ibu penjual yang menyodorkan keranjang kepada mereka.

tap. mata mereka langsung tertuju ke satu titik dimana tangan mereka ga sengaja bertemu dan bertumpuk di atas satu buah mangga lalu menoleh ke masing-masing pemilik tangan.

sepersekian detik terasa berhenti, saling mematung dengan manik mereka yang saling bertatapan. deg deg deg, bahkan mereka juga merasakan degupan jantungnya yang sangat cepat. udah berapa bulan mereka ga bertemu?

buru-buru fara tarik tangannya, "ibu semuanya berapa?" tanya fara yang mencoba bersikap normal.

"25 ribu mba"

mencari uangnya cepat lalu dibayarkannya dengan selembar 50 ribu, "kembalinya buat ibu aja, makasih bu"

"mas mas"

ditto mengerjap setelah disadarkan oleh ibu penjual yang menepuk tangannya, "ah i- iya bu, berapa semuanya?"

"mas, lebih baik mas kejar mba mba yang tadi dulu, sepertinya ada urusan ya?"

ah benar! "tadi dia kemana bu?"

menggunakan ibu jarinya si penjual menunjuk ke arah kanan dari dia berdiri.

"makasih banyak bu sekali lagi" ucap ditto sambil menganggukkan kepalanya sekali.

sedangkan si ibu penjual juga mengangguk dan tersenyum.

mereka, fara dan ditto sama-sama berusaha. fara lari dari ditto, sedangkan ditto mengejarnya. tertatih-tatih fara berjalan cepat. keringatnya mulai membasahi tubuhnya. "harusnya aku suruh pak yahya nunggu aja tadi" racaunya di tengah jalan.

melihat ke kanan dan kiri mencari keberadaan perempuan yang dia cari. "itu dia- faraa!"

fara mendengar namanya dipanggil bahkan dia sempat menoleh ke belakang sekilas, "sabar ya nak, maafin ibu. tapi ibu belum bisa ketemu sama ayah kamu"

"asyafara tungguu!"

"aduh kenapa pasar jadi rame begini sih" keluh ditto yang lagi sibuk menyalip di antara orang-orang.

sampailah fara di bagian terluar pasar yang langsung menghadap jalan raya, siapa sangka, tin tin! saking kagetnya fara ga sadar kalau itu mobil milik danial.

"fara ayok masuk"

"oh kamu dit?"

"iya cepetan masuk" jawab danial yang dituruti fara.

"kok kamu bisa tiba-tiba disini?" tanya fara begitu duduk di dalam mobil.

ga menjawab, danial malah bertanya balik, "justru kamu kenapa ga bilang ke aku mau ke pasar sendirian? nyuruh pak yahya pulang lagi"

"aku udah bilang al ke kamu.. pas aku bangunin kamu tadi pagi"

danial mengusap wajahnya kasar. "terus kamu kenapa ngos-ngosan begitu sampe ga sadar kalo aku jemput kamu?"

"ga- gapapa al"

"beneran?" tanya al sekali lagi.

"iya beneran, aku cuma kecapekan bawa belanjaan kok"

hembusan nafas keluar dari danial, "yaudah aku anter kamu pulang, baru aku ke kantor"

sedangkan ditto, "argh!" serunya menendang aspal yang berair. dia melihat mobil ditto bahkan fara yang menaikinya tapi itu juga ketika jaraknya masih lumayan jauh. tapi entah tenaganya seperti udah habis terkuras.

"gapapa dit. selama masih ada waktu, lu pasti bisa nemuin fara" yakinnya dalam hati.

tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang