15.

219 33 1
                                    

"fara tolong tahan, sebentar lagi kita ketemu dokter ya" ucap al entah sudah keberapa kali. tangannya terus meremat milik fara yang terkulai lemas.

satu tangan al gunakan untuk menghapus air matanya. "jangan tinggalin aku far. aku janji bakal jagain kamu dan bayi kamu"

"maaf ya pak, ibu fara kami tindak dulu. silahkan tunggu disini"

al membuang nafasnya kasar. ditarik rambutnya frustasi. terus berjalan mondar-mandir di depan pintu unit gawat darurat tersebut.

"danial" satu panggilan menghentikan pergerakannya. ketika memutar balik badannya, al sangat ingin meninju orang itu. tapi lagi dia teringat fara yang selalu memintanya tenang.

"fara gimana?"

tersenyum miring kepada dua orang di hadapannya, "ga tau"

"nanti gimana pun kondisi fara, dia bakal gua bawa pulang" tambah danial.

"maksud lu?"

"cukup fara menahan semuanya sendirian. dia harus bebas dan ga terperangkap sama perasaannya terutama ke diri lu, ditto" emosi al semakin naik ketika jari telunjuk jatuh tepat di dada ditto.

sedangkan ditto, di kepalanya terus berputar rasa bersalah. apalagi setelah mendengar penjelasan sissy.

"fara hamil anak kamu, dit" ucap sissy membuka keheningan sehabis kejadian mengejutkan tadi.

"aku ga ngerti ssy. gimana bisa-"

"kamu sendiri yang bilang ke aku kalo kalian udah pernah melakukan hubungan itu, walaupun dalam keadaan ga sadar"

ditto terus menurunkan pandangannya melihat ke gelas berisi air putih yang tadi diambilkan sissy, sedangkan telinganya terus mendengarkan cerita sissy.

"aku berusaha ga peduli. tapi di hari aku ketemu lagi sama fara dengan tubuh yang terlihat lebih berisi aku jadi ragu dit. ditambah aku pernah ngeliat fara yang sesekali mual pagi-pagi. kemudian puncaknya ketika aku nemuin satu kotak susu untuk ibu hamil di dapur, aku udah yakin kalo fara hamil dan itu anak kamu"

"tapi aku ga ada perasaan apa-apa ssy" jawab ditto akhirnya.

sissy menggelengkan kepalanya, "bohong. kamu suka bahkan cinta sama fara, ditto"

"perempuan bergelang kupu-kupu yang ga sadar kamu panggil di waktu tidur kamu, agak kaget di saat liat fara pake gelang yang kamu maksud, semuanya sejalan sama cerita kamu di momen jalan pertama kita. kamu ga lupa kan?"

memori ditto secara otomatis terulang hingga menyebabkan kepalanya agak pusing. ditto yang sempat terlibat kecelakaan antara mobil dan mobil lima tahun lalu, membuat ingatannya hilang setengah. hanya memori yang sangat penting yang dia ingat.

"aku lupa" jawab ditto.

"aku lupa kalo dia fara"

"fara perempuan yang baik dan pintar dit, kamu pun tau itu. dia rela meninggalkan semua mimpinya cuma untuk menjadi seorang istri, dia cerita semuanya di saat jenguk aku di rumahbsakit. sedangkan aku yang paling jahat disini, paling egois karena aku juga ga mau kehilangan kamu"

"sekarang aku harus apa ssy? aku bingung"

"kejar fara. minta maaf dan mulai semuanya dari awal, cara kamu memandang fara pun orang-orang udah bisa tau kalo kamu mencintai dia hanya aja kamu menolak semua itu karena aku"

akhirnya ditto mengangkat kepalanya, melihat sissy yang berbicara sambil menangis. "tapi kamu gimana sissy?"

"udah saatnya aku mengalah dit. mengerti kalo cinta ga harus memiliki. aku ga mau jadi penghalang buat kalian lagi, aku akan pergi ke jepang nyusul kakak aku disana"

"makasih ssy.."

"terima kasih kembali ditto. aku titip fara ya"

anggukan mantap ditunjukan oleh ditto.

"ga bisa al. lo ga boleh misahin ditto dan fara lagi" sahut sissy.

"kenapa tibatiba lu jadi baik begini ssy? baru sadar?"

"jaga omongan lu, al"

masih saling menatap bagai musuh, pintu unit gawat darurat tersebut akhirnya terbuka. "maaf yang mana keluarga nyonya asyafara?"

"saya dok!" jawab ditto dan al kompak.

"oh baik, tapi maaf bapak danial yang mana ya?"

"saya danial. ada apa dok?"

dokter itu mengangguk, "silahkan masuk. nyonya asyafara ingin bertemu dengan bapak"

gantian danial yang mengangguk lalu mengikuti si dokter masuk kembali ke ruang ugd meninggalkan sissy yang mencoba menenangkan ditto yang terlihat semakin emosi.

"al.."

al langsung menghampiri fara yang memanggilnya lirih. menunduk dan mengusap rambut fara pelan. "iya far aku disini"

setetes air mata fara menetes, "anak aku al"

"baik-baik aja kan?"

fara mengangguk, "dia anak yang kuat. aku udah takut dia ga selamat karena aku, tapi dia-"

"syukurlah far. kita pulang sama-sama ya?"

kembali mengangguk, al merasa sangat lega sekaligus menang.

"makasih fara"

"justru aku yang makasih sama kamu, al"

aku janji far akan jaga kamu sampe kapanpun dan ga ngebiarin ditto bisa ketemu kamu lagi.

tbc

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang