6.

186 37 1
                                    

masih terhitung pagi untuk seorang perempuan beristri berdiam di depan rumah sendirian. hembusan angin menerpa tubuhnya, cukup dingin karena sedang memasuki musim hujan.

"hai, mau naik?" tanya seseorang dengan motor besarnya.

tersenyum lalu mengangguk, "bawa aku ke tempat yang seru ya"

"siap nona cantik"

"nyonya bukan nona"

"bagi aku kamu selalu jadi nona" balas dia yang menggeleng sebelum menjawab. iya memang benar bagi danial, fara akan selalu menjadi nona di hatinya walaupun fakta berkata bukan.

***

"eh kamu udah selesai mandinya?"

menggosok rambut basahnya dengan handuk, "udah dong sayang, kan aku udah keluar dari kamar mandi"

"oh iya yaa hehehe"

dipeluk si laki-laki erat, entah semakin kesini dia enggan berjauhan dengan kekasihnya tersebut. lebih cepat merasakan rindu.

masih pada posisi yang sama, "dit, di meja tadi fara udah siapin sarapan buat kita, makan yuk?"

ditto melepas pelukannya kemudian berjalan menuju meja makan. "fara emang pengertian ya ninggalin kita berduaan", bukan ditto melainkan sissy yang berucap demikian.

"jadi fara pergi?" tanyanya kepada sissy yang sudah ada di hadapannya.

"iya kok dia pergi. emang kenapa?"

baru saja keluar dari kamar mandi, ditto berdiri sebentar di depan jendela kamarnya. posisi kamar ditto yang berada di lantai dua memberikan pemandangan garasi terbuka tanpa gerbang dari rumahnya.

mata ditto menyipit begitu melihat perempuan yang sudah tidak asing lagi untuknya yaitu fara yang sedang berdiri sendirian menggunakan mantel cokelat sambil memeluk dirinya sendiri.

ngapain dia di luar cuaca lagi dingin kayak gini? tanya ditto dalam hati.

ada satu menit lebih dia memperhatikan fara sampai akhirnya memutuskan untuk keluar kamar. karena di pikirannya, fara paling hanya mencari angin sekalian buang sampah dapur.

"oh enggak, gapapa kok. yuk kita makan" balas ditto yang kemudian duduk.

di meja makan fara membuatkan sup ayam, sedangkan minuman, disiapkan untuk sissy satu gelas jeruk hangat dan ditto teh manis hangat.

hari ini sissy ingin sekali minum teh manis. baru saja tangannya ingin menggapai cangkir tehnya, tapi kalah cepat dengan ditto yang lebih dulu menarik cangkir tersebut.

"aku mau teh, dit"

"ga boleh! orang fara buatin ini cuma buat aku, kamu kan udah ada jeruk hangat"

"ya tapi aku mau-"

"enggak. fara selalu buat teh manis itu buat aku"

sissy memajukan bibirnya agak kesal, "dasar peliit"

"ga peduli" balas lagi ditto lalu menjulurkan lidahnya.

***

"lalaa, laa" seruan suara berat memenuhi lantai satu keluarga arsyad. pada akhirnya al mengajak fara bermain ke rumahnya.

"apa sih bang!? lala lagi buat video makeup tuto- kak fara??!"

fara melengkungkan senyumannya melihat perempuan cantik berambut biru sebahu itu di lantai dua, danilla arsyad, adik perempuan satu-satunya yang al punya.

"haai lala sayang" jawab fara girang sambil melambaikan tangan.

lala segera menuruni tangga, dia tidak peduli dengan kondisi wajahnya yang masih penuh dengan baking bedak. sekarang lala hanya ingin melepas rasa rindunya.

"huwaaa kak fara aku kangen banget ih! udah lama banget kita ga ketemu, terakhir kan di pernikahan kakak"

diacak gemas rambut biru lala, "iyaya huh, kakak juga kangen sama kamu"

"la, itu muka kamu bersihin dulu kek. banyak banget bedaknya kayak monkey aja" sahut al yang menjeda perbincangan mereka.

"kak faraaa tuh bang al suka ngatain adeknya kayak gitu"

fara cubit pinggang al iseng, "aww sakit far"

"ya kamu juga, masa danilla cantik kayak gini kamu samain sama binatang"

"tau tuh bang al" tambah lala yang sedikit memajukan tubuhnya seolah menantang.

sedangkan fara tersenyum, melayangkan tangan kirinya ke kepala lala dan yang kanan ke al, diacak pelan keduanya. "udah ah kalian. mama mana?"

fara memang sudah terbiasa memanggil ibu arsyad dengan panggilan mama.

"itu dia kak, mama" ucap lala masih betah merangkul fara.

ibu arsyad sama dengan lala yang langsung terlihat bahagia, "eh ya ampun fara sayangnya mama akhirnya kesini lagi. apa kabar, nak?"

mencium tangan ibu arsyad lalu berucap, "alhamdulillah baik, ma. mama gimana? sehat-sehat aja, kan?"

"alhamdulillah sehat juga sayang- oh iyaa itu mama udah masak makanan kesukaan fara. tadi sebelum al jalan, al bilang ke mama katanya fara mau dateng"

"al, temenin fara makan ya. mama mau ke kamarnya lala dulu, bantuin beberes alat makeupnya dia"

al mengangguk lalu berjalan menarik lengan fara untuk ikut dengannya ke meja makan.

hampir saja fara menangis lagi, bukan karena ditto, melainkan karena rasa masakan buatan ibu arsyad yang tidak diragukan lagi kesedapannya.

"hmmm, al aku kangen banget sama masakan mama kamu. kenapa sih selalu enak, bahkan lebih enak dari buatan mamaku" pujinya.

tersenyum menanggapi omongan fara, "kalo kamu jadi istri aku sih dijamin mama pasti selalu masakin kamu"

"uhuuk!" makanan yang baru masuk ke tenggorokan seperti tertahan hingga jadinya tersedak. tangannya menggapai segelas air putih yang berada di sebelah kanannya.

"ma- maaf, al"

dihela nafasnya pelan, "aku yang minta maaf kamu sampe tersedak gitu, aku bercanda, faar"

"iya aku tau, al" balas fara kemudian melanjutkan kegiatan makannya.

setelah itu tidak ada pembicaraan sampai fara selesai merapihkan piringnya dan piring makan al. tanpa fara sadar, al sedaritadi memperhatikan gerak gerik fara yang sangat apik dengan kebersihan.

kurang ajar banget kalo tibatiba aku meluk kamu dari belakang. ucap hati al ketika melihat fara yang sedang mencuci alat-alat makan.

-to be continued-

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang