keesokan harinya ditto langsung mencari keberadaan sang istri. tujuan utamanya saat ini adalah rumah keluarga arsyad. ditto mendapatkan alamat rumah tersebut melalui mertuanya, ibu gita.
"di daerah... jakarta selatan, nak. deket kok sama rumah fara dulu. emangnya ada apa ditto?"
"oh gapapa bu, ditto cuma mau kirim bingkisan kesana karena selama ditto keluar kota mereka udah baik mau bantu jaga fara"
"ooh gitu. kenapa ga tanya ke fara aja langsung, nak?"
diam beberapa saat untuk memikirkan jawaban yang tepat. sejak awal pembicaraan, ibu gita tidak menyinggung masalah antara dirinya dan fara yang bisa ditto simpulkan bahwa fara belum bilang apapun perihal terkait. jujur seperti ada secercah harapan untuk ditto.
"ah itu fara lagi.."
"lagi kurang enak badan ya? dia telepon ibu kemarin. makasih ya ditto kamu udah mau merawat dan menjaga fara. kalo fara ga nafsu makan kamu paksa aja ya, nak"
"i- iya lagi ga enak badan. baik bu nanti ditto suruh makan"
pegangan pada hpnya menguat, bahkan fara menutupi kejelekannya yang semakin membuat ditto menyesal juga malu.
ingin rasanya ditto meminta kontak fara yang bisa dihubungi. tapi kalo dia melakukan itu pasti ibu gita mungkin akan curiga.
"yaudah kalo gitu, baik-baik ya kalian kalo ada masalah, wajar.. diomongin aja pelan-pelan. ibu mau ke kantor ayah dulu"
"ah iya bu, hati hati di jalan"
"iya ditto.."
pip.
setelah mengakhiri sambungan teleponnya dengan sang mertua, ditto kembali diam di meja kerjanya. mau bekerja pun rasanya tidak bisa fokus.
"semoga aja fara ada di rumah danial" ucapnya.
sama seperti ditto, fara masih asik memandangi pemandangan di luar kamarnya. indah dan tenang, hembusan angin menerpa wajahnya karena jendela kamar yang dia buka. baru kali ini lagi setelah sekian lama fara bisa tersenyum.
"fara" satu panggilan berhasil menginterupsi kegiatannya lalu menoleh, senyumannya semakin lrbar begitu tau siapa yang datang.
"ini sarapan buat kamu far"
"ah makasih banyak ya al, aku jadi ngerepotin kamu nih"
al menggelengkan kepalanya tidak setuju, "loh ya enggak lah udah jadi salah satu tugas aku jadi temen baik"
ditaruhnya nampan berisi nasi goreng dan susu, lalu al bergabung bersama fara berdiri di depan jendela, menikmati ketenangan yang ada.
"makasih banyak ya al"
"terima kasih kembali fara"
sunyi sesaat kemudian fara kembali bersuara, satu hal yang membuatnya penasaran sampai saat ini, "al"
"iya far?"
"ada yang mau aku tanya"
al mengangguk mempersilahkan. "waktu kemarin aku di rumah sakit, hmm.. ditto dateng?"
deg. kurang pintarnya ditto lupa menyiapkan atas pertanyaan tersebut. tidak mungkin dia jujur, bisa-bisa fara langsung pergi meninggalkan al lagi.
"itu.."
fara tersenyum, "ga perlu dijawab al. duh bodoh banget pertanyaanku, pasti ga dateng lah ya untuk apa juga, toh kita bentar lagi resmi pisah"
cukup terkejut al hanya mengangguk sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
***
langit yang mulai menggelap tidak mengurungkan niat ditto untuk mencari keberadaan fara. oleh karena itu, disini lah dia sekarang, memakirkan mobilnya tepat di depan rumah besar bernuansa krem bernomor J/09.
"ini pasti rumahnya" ucap ditto kemudian berjalan ke arah pagar rumah.
"permisi pak"
bapak yang dimaksud adalah satpam penjaga rumah tersebut. "oh iya den ada apa ya?"
"maaf benar dengan rumah keluarga arsyad ya pak?"
pak satpam mengangguk perlahan, "betul betul pak. ada yang bisa saya bantu?"
ditto tersenyum dengan menatap penuh harap, "syukurlah-"
"gimana pak?"
"-ah begini pak saya ditto hadafi wijaya, saya mau ketemu sama danial, saya suaminya dari temannya danial. hmm bapak pasti tau fara kan?"
bapak satpam itu terlihat terkejut sesaat, dia ingat akan omongan dari anak bossnya yaitu danial.
jangan pernah terima laki-laki bernama ditto hadafi wijaya masuk ke rumah ini ya pak. kalo sampe bapak melanggar, bapak saya pecat.
"oh-" beruntunglah bapak satpam ini ketika dia baru mau mengusir, lala atau danila adik dari al keluar hendak pergi ke suatu tempat. lala sempat menyipitkan matanya sampai akhirnya merubah mimik wajahnya menjadi kesal, dia berjalan ke arah ditto.
"maaf ya anda mau cari siapa?"
ditto menoleh ke sumber suara. ini pasti adiknya danial, ucap hati ditto.
"kamu pasti adiknya al ya?"
"al siapa?"
kepala ditto miring sedikit karena mulai bingung, "danial arsyad. rumah ini katanya bener milik keluarga arsyad?"
"danial ga ada disini"
"ga ada disini gimana? kalian mau coba bawa kabur fara, hah?!" emosi ditto seketika naik setelah mendengar jawaban lala.
"ge perlu kamu peduli lagi sama kak fara. ini hukuman buat kamu dan terima aja. bukannya kamu ada siapa itu- ah sissy?"
benar-benar membuat ditto naik pitam, "kalian memang ga ada bedanya ya"
lala tersenyum miring membalas ditto, "iya betul, selamat datang di keluarga arsyad. kamu yang memulai ditto, jangan salahkan abang al, dia hanya mau melindungi dan mendapatkan lagi cinta pertamanya. bagus lah kalian sebentar lagi bercerai"
"siapa bilang-"
mengangkat dan melambaikan tangannya di depan ditto dengan maksud cukup, "udah pak usir aja, bikin pusing"
"maaf pak anda tidak boleh masuk" bapak satpam mulai mendorong tubuh ditto. ditto pun berontak, "anda ga tau saya siapa? saya bisa bayar anda 100 kali lipat lebih mahal dari kekuarga ini"
tidak dihiraukan tubuh ditto terus terdorong keluar. memang tubuh bapak satpam tersebut agak lebih besar dari ditto, tapi tenaga ditto tidak sebanyak itu untuk melawan karena terkuras memikirkan bagaimana caranya menjemput fara pulang.
ditto kalah, pintu gerbang tertutup sempurna dengan kuncinya.
"la, kamu ga jadi pergi?"
suara itu, terdengar kecil tapi ditto sangat paham suaranya fara. ditto membalikkan badan lalu berteriak.
"eh ayo kak fara masuk yuk, ga baik bumilbdi luar, dingin tauu" lala menarik fara cepat memasuki rumah sampai ke ruang tengah.
"faraaa!"
fara mendengar suara tersebut, "la itu ada yang manggil aku ya?"
lala segera menggelengkan kepalanya, "enggak ah. kak fara salah denger kali. aku ga denger apa-apa kok, mungkin kak fara juga kecapekan lagi hamil malah ikut masak. sini aku anter ke kamar ya" fara mengangguk mengiyakan.
sedangkan di luar ditto terjongkok di samping mobilnya, rambut dan wajah sama kusutnya. "kenapa aku bodoh banget far, argh!"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
it was you; kmg
Fanfictionremake cerita, was you, pernah dipublikasikan oleh penulis yang sama di link berikut https://anotherimaginationworld.wordpress.com/2016/03/30/was-you/ ketika fara dijodohin sama gebetan pas kuliah, mas ditto. apa pernikahannya akan bahagia sesuai im...