5.

193 36 2
                                    

disini aku kembali terbangun, ketika matahari mulai menunjukkan eksistensinya dari sebelah timur bumi. aku pegang kepalaku yang terasa agak pening. jangan kalian tanya kenapa, karena seharusnya kalian sudah tau penyebabnya.

bangun ke posisi duduk, aku terdiam memandang ke jendela bertirai putih di hadapanku. selalu memikirkan hal yang sama, kenapa aku memilih jalan ini, kenapa aku lebih memilih dikekang oleh perasaan cinta tidak berbalaskan daripada hidup bebas seperti perempuan normal lainnya.

kadang-kadang aku merasa tidak ada gunanya bangun pagi, menyiapkan sarapan sampai merapikan baju untuk ditto. toh, tidak akan dihiraukan.

tapi semua itu akan aku abaikan lagi dan lagi dengan senyuman, "mana mungkin aku berhenti jadi istri yang baik buat kamu, mas. soalnya cuma cara itu yang aku punya supaya kamu liat aku lebih dari perusak hubungan kamu sama sissy"

"aku emang egois, tapi aku ga peduli. selama masih ada waktu, aku akan berjuang dapetin kamu"

setelah bermonolog sendiri, fara kemudian berdiri, berkaca sebentar melihat penampilannya apakah terlihat menyedihkan atau tidak. ingat, fara anti menunjukkan kesedihannya di depan orang lain. kecuali satu orang yaitu danial teman kecilnya.

dibuka salah satu lemari gantung di dapur tersebut lalu mengambil satu toples susu cokelat untuk ibu hamil. beruntungnya dia punya sahabat seperti danial, baik dan mau memerhatikan dirinya dan calon bayinya.

sedang asik menyendoki susu ke dalam gelas, gerakan fara terhenti.

"faraaa" suara yang sangat dia hafal setelah berbulan-bulan tidak bertemu kembali masuk ke pendengarannya.

secepat kilat fara memutar balikkan badannya sambil berusaha menutupi susu cokelatnya.

"hai far, apa kabar kamu? ya ampun aku kangen tau" sissy dengan cerianya hampir mau memeluk fara. tapi dicegah fara yang menimbulkan kebingungan di wajah cantiknya.

"ha- hai ssy, maaf tapi aku baru aja bangun, belum mandi jadi bau asem hehe" jawab fara berusaha menyembunyikan kegugupannya.

"ih kamu kayak sama siapa aja sih"

setelahnya ditto masuk sambil membawa beberapa kantung belanjaan, "far, ini tadi aku sama sissy abis belanja bulanan buat rumah ini" ucapnya tersenyum.

sekarang fara yang kebingungan dengan sifat suaminya karena senyuman yang akhirnya fara bisa lihat lagi di wajahnya.

"oh iya far, ditto loh yang minta buat sarapan disini. dia akhirnya percaya masakan kamu tuh enak banget tadinya tuh enggak, padahal udah aku ceritain dari kapan tau huft"

berusaha tertawa pelan fara membalas, "ah itu hehe iya sebenernya biasa aja kok"

"by the way kamu keliatan agak berisi ya"

"hah?"

sissy melebarkan lengkungan bibirnya, "ooh minum susu penambah berat badan ya?"

"eh-" fara melihat ke arah sissy yaitu ke gelas yang tadi baru diisi beberapa sendok susu.

"o- oh iya ssy, aku disuruh ibuku katanya biar keliatan lebih sehat" timpal fara. beruntungnya dia yang punya inisiatif memasukan susu hamil tersebut ke toples sehingga tidak ketauan.

"ssy, aku ajak kamu kesini bukan buat cuekin aku" tibatiba ada suara ditto menginterupsi pembicaraan sissy dan fara.

ditto yang sudah berdiam di depan tv kurang lebih lima menit akhirnya memutuskan menyusul ke dapur dimana didapati kekasihnya tersebut sedang ngobrol dengan fara, istrinya.

cukup rumit memang hidup ditto.

secara pasti ditto menggapai lengan sissy lalu ditarik perlahan, "sini yuk temenin aku nonton tv"

sissy menoleh ke belakang sekilas, "aku ke ruang tv dulu ya, far"

"i- iya.." hanya satu kata itu yang bisa keluar dari bibir fara. seharusnya dia marah, tapi tidak bisa, rasanya fara mau mencari perempuan yang senasib dengannya.

air mata sudah menggenang di pelupuk matanya yang masih bisa ditahan sampai dilihat sepasang sejoli tersebut sedang berciuman, posisi kamar fara yang tepat berdepan-depanan dengan ruang tv membuatnya mau tidak mau harus melewati mereka.

kalian anggap aku itu apa sih? seenggaknya kamu juga patuh pada perkataanku untuk enggak bawa sissy ke rumah. kamu sengaja mas? batin fara berbicara.

"a- awwh" lirih fara dengan suara kecil sambil memegang perutnya di bagian bawah, fara buru-buru masuk ke kamar.

"dit, itu fara kenapa?"

ditto melihat ke sissy bingung, "fara kenapa, maksudnya?"

"iya itu loh kamu ga denger tadi ada suara rintihan? aku yakin dari fara"

bukannya mencari tau, ditto malah tersenyum kemudian kembali merangkul sang kekasih, "aku ga denger apa-apa sayang. kamu tuh karena baru pertama kali aja kesini jadi kesannya kurang nyaman, iya kan?"

"masa iya ga denger? kamu ga mau coba cek?"

"udah ah, kamu ngelantur sissyku yang cantik, aku kelitikin ya sekali lagi kamu ngomongin fara lagi sama aku"

"ya dit- ahahahaha iya iya sayang udah aku ga ngomongin fara lagi yaaa, udah dong gelii hahaha"

"hahahaha"

ditutup kedua telinganya menggunakan earphone, air matanya juga sudah terlanjur mengalir deras. fara berusaha mengetikkan sesuatu pada hpnya, mencari pertolongan dari rasa sakit yang cukup dalam ini.

danial ganteng
al
aku sakit
hati aku sakit
ke rumahku tolong

al yang menerima pesan segera menyambar jaket kulit hitamnya, lalu secepat yang dia bisa segera pergi menghampiri tempat sang putri hati terjebak dalam perasaan sakit hati yang dibuat sendiri. jika perlu, al akan meninju laki-laki bernama ditto itu.

-to be continued-

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang