7.

178 34 1
                                    

danial arsyad adalah sahabat asyafara diani putri sejak belia, lalu mulai memiliki perasaan selayaknya seorang laki-laki kepada perempuan sejak di bangku sma. mereka memang selalu bersama dan satu sekolah, tapi tidak dengan kuliah. al memilih berkuliah di singapura sedangkan fara tetap di jakarta.

selama tiga tahun setengah mereka hanya bertemu tiga kali sisanya melalui video call. di awal tahun perkuliahan mereka sering berkomunikasi tapi seiring berjalannya waktu, intensitas itu berkurang karena fara yang memutuskan untuk aktif mengikuti kepanitiaan dan organisasi.

tepat tanggal 13 maret fara genap berusia 20 tahun. al kembali berkaca mengecek penampilannya, apakah berantakan atau tidak. al tidak mau terlihat tidak menarik di hari spesial fara walaupun tidak bertemu langsung.

satu kue kecil dan secarik kertas bertuliskan sebuah kalimat pendek dengan ukuran huruf yang cukup besar untuk fara lihat sudah disiapkan. hati al berdegup cukup cepat menunggu sambungan video call tersebut diangkat.

gambar dari video call yang semula buram menjadi semakin jelas, nampak putri hatinya itu. tapi senyuman al malah menghilang.

terakhir kali al melihat fara menangis ketika smp, di saat fara jatuh dari sepeda karena pergelangannya patah. tapi ini yang al lihat adalah fara dengan kondisi wajah yang kacau, mata membengkak dan pergerakan tubuh tidak teratur akibat nafas yang tersengal.

"al, ternyata kayak gini ya yang namanya sakit hati? menyayangi seseorang yang salah karena dia justru menyukai temenku sendiri"

boom.

secarik kertas yang dia pegang di bawah meja jatuh begitu saja.

apa masih ada kesempatan untuk al? fara adalah perempuan yang akan setia pada satu orang, al pun sangat paham.

"gimana far? kamu suka seseorang ya?"

fara mengangguk, "iya al, dia teman kuliahku, kami satu kepanitiaan"

tersenyum adalah satu-satunya yang bisa al lakukan dan membiarkan kertas bertuliskan "will you be mine?" terbang terbawa angin di taman kampusnya entah kemana.

setelah mendengar cerita fara, al bertekat untuk lebih baik menjaga hati fara dulu, nanti di waktu yang tepat al akan berusaha memilikinya lagi.

tapi sayang al kembali kalah langkah. awalnya dia bahagia mendapati putri hatinya datang ke acara kelulusannya di singapura namun sehabis makan malam, fara dengan lebih bahagianya menyerahkan selembar undangan. di sana tertulis, Pernikahan Asyafara dan Ditto.

untuk kesekian kalinya dia merasa dijatuhkan ke jurang dalam bersama perasaannya.

udah dua kali aku mengalah, far. aku akan tetap mengawasi ditto kalo sampe dia menyakitimu terlalu jauh, aku maju lagi untuk menggapai kamu tidak peduli apa kata sekitarku nantinya. ucap hati ditto.

"bang al!" suara teriakan lala yang memanggil namanya membuyarkan pikiran al terhadap fara.

"tuh kak, bang al kalo kalah main uno emang suka ngelamun, mikirin kenapa gue bisa kalah" cibir lala yang dihadiahi satu jitakan dari al.

"aaaaw sakit tau bang" tambah lala dengan mata berair.

al memutar matanya, "lebaynya deh mulai"

sedangkan fara melihat kakak beradik ini hanya bisa menggelengkan kepala. dia sudah hafal watak mereka yang jarang bisa akur. tapi walaupun begitu al dan lala saling menyayangi satu sama lain.

"al, tadi suara jitakannya lumayan besar tau. sini lala aku usap-usap kepalanya"

lala langsung memeluk fara erat, tanpa diduga pelukan tersebut terlalu kencang sampai menimbulkan suara rintihan dari fara, "a- awh sstt"

"kalo aja kak fara yang nikah sama bang al, pasti aku aman dari kejailannya"

"aw aww la, jangan kenceng kenceng meluknya"

"lalaa ya ampun" sahut al menepuk dahinya.

menyadari rintihan fara semakin keras dan teguran dari al langsung merenggangkan pelukannya, "eh kak fara kenapa??" tanyanya sambil melihat bagian tubuh fara.

"mana yang sakit?"

dipegang bahu lala oleh fara, diselipkan rambut kebiruan yang berantakan di wajahnya, "aku gapapa kok, la. tapi lain kali kalo mau meluk aku jangan terlalu kenceng ya-" farah memajukan wajahnya ke arah telinga lala lalu berbisik, "aku lagi hamil calon keponakannya lala hehehe"

kedua mata itu membulat sempurna, kaget, kemudian menoleh ke arah al. lain dengan fara, lala yang tau bagaimana perasaan abangnya kepada perempuan di hadapannya ini merasa ikut tersakiti.

al hanya bisa diam dilihati seperti itu oleh sang adik.

menggeleng sekilas dan tersenyum, "waaah iya kak? asik dong nanti ada bayi di rumah kak fara, nanti aku main terus deh kesana"

"iya lah harus yaa. nanti kakak kasih tau ke adik bayinya kalo ada tante lala yang cantik, imut, dan ngegemesin ini"

lala memegang dua tangan fara yang ada di wajahnya, "kakak jaga diri baik-baik ya. kalo ada apa-apa jangan sungkan buat hubungin bang al juga aku ya"

suasana di kamar al membiru. betapa beruntungnya fara mempunyai sahabat yang keluarganya sangat menyayangi dirinya.

kembali berpelukan sampai terdengar isakan pelan dari dua perempuan tersebut membuat al ikut memeluk dan mengusap kepala mereka. dua perempuan yang al sayang setelah ibunya.

-to be continued-

it was you; kmgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang