Gadis gadis yang memberikan air mineral ke Arekha pun bersorak kecewa saat melihat lelaki itu malah meminum air mineral bekas Cresya, mereka tidak terima air mineral barunya kalah dengan air mineral bekas.
Cresya menatap nanar minumannya yang sudah di teguk habis oleh Arekha, rasanya ia ingin menuangkan seember air mineral ke mulut laki - laki di depannya ini.
"Ckk, orang kaya tapi gak bisa beli air mineral." cibir Cresya dengan wajah kesal dan smirknya.
Arekha yang tau sindiran itu menuju ke dirinya pun menatap gadis di depannya ini dengan tatapan tajam setajam silet.
Arekha menarik Cresya dari tempat itu dan entah ingin di bawa ke mana gadis yang sedang meringis kesakitan karna tarikan dan genggaman Arekha yang begitu kuat."Sakit bego!" Cresya meringis kesakitan karena cengkraman erat Arekha.
Bukannya memelankan atau melepaskan cengkramannya, Arekha justru semakin mengencangkan cengkramannya dan menarik - narik gadis itu, seolah dirinya sengaja.
Arekha menghempaskan tangan Cresya dengan kencang tepat di depan koperasi, dan membuat semua gadis di sana meringis melihat tangan Cresya yang memerah akibat ulah Arekha itu.
"Shhh, gila! lo pikir gak sakit?!" Cresya langsung melayangkan protesnya, gadis itu tampak menahan amarahnya.
Arekha hanya memandang gadis di depannya ini sekilas dan kemudian ia berjalan masuk ke koperasi dengan santainya tanpa sedikitpun perasaan bersalah, Cresya menganga tidak percaya melihat tingkah Arekha.
Cresya berniat meninggalkan tempat itu namun naasnya tangan gadis itu di cengkram oleh seseorang yang ia yakini sosok itu adalah Arekha.
"Apa lagi!" kesal Cresya, gadis itu tampak sudah muak dengan kelakuan Arekha.
Arekha tidak memerdulikan gadis di depannya ini yang sudah seperti singa mengamuk karna ulahnya. Arekha membuka sebotol air mineral dingin yang ia beli dari koperasi tadi, Arekha menuang air dingin itu ke tangan Cresya yang memerah karna ulahnya, kemudian laki - laki itu mengelus elus sejenak tangan Cresya.
Cresya terpaku sesaat, gadis itu memandangi Arekha yang fokus dengan kegiatannya, Cresya tampak tidak percaya bahwa manusia yang di depannya saat ini adalah Arekha si manusia es.
"Masih sakit?" Arekha bertanyaa dengan keadaan yang masih setia mengelus - elus tangan Cresya.
Cresya yang sedang mematung pun tersadarkan oleh pertanyaan itu.
"Lu-lumayan.." jawab ia gugup, shit!kenapa ia jadi gugup tiba tiba?"Sorry." Arekha mengalihkan pandangannya yang awalnya ia fokuskan ke tangan Cresya itu menuju ke manik mata Cresya, laki - laki itu menatap gadis itu dengan tatapan yang tidak bisa di tebak apa arti dari tatapan itu oleh siapa pun, Cresya yang di tatap oleh Arekha seperti itu pun sontak tiba tiba jantung gadis itu berdetak dengan sangat cepat.
Siswi siswi yang mendengar ucapan maaf Arekha dan melihat Arekha menatap Cresya dengan intens pun menjerit histeri, padahal yang di perlakuan seperti itu adalah Cresya tetapi mengapa mereka yang histeris.
Ketika Cresya tersadar gadis itu langsung menarik tangannya dari genggaman Arekha dengan cepat.
"Gue duluan." Cresya beranjak dengan cepat meninggalkan Arekha yang masih setia memandangi dirinya di sana.Tanpa orang - orang sadari Arekha menarik kedua sudut bibirnya sekilas dan menciptakan sebuah senyuman tipis yang tidak akan di sadari oleh orang lain kecuali dirinya.
----
"Jantung gue kenapa? kok detaknya cepat banget, apa gue punya riwayat sakit jantung?" gumam Cresya sambil merasakan detak jantungnya yang berdetak dengan kencang di dalam sana. Cresya mencoba menormalkan ekspresinya sebelum ia masuk ke kelasnya agar tidak di tanyai yang tidak tidak oleh sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREKHA (Completed)
Fiksi RemajaArekha Abilo Justine Lecester, selalu bersifat dingin, irit dalam berbicara dan tidak ingin berurusan dengan perempuan sudah menjadi image dari laki laki itu. Suatu hari semester mempertemukan Arekha dengan seorang gadis pindahan yang mampu menarik...