Chapter 13

85 6 0
                                    

Acara hari ini sepenuhnya diisi oleh acara BEM Universitas. Diawali dengan lari pagi berkeliling kawasan sekitar kampus sampai senam berjamaah di halaman depan pendopo. Mungkin sengaja diajak berkeliling kawasan pemukiman sekitar kampus, agar mahasiswa baru bisa tahu dan kenal lingkungan sekitar kampus.

Aku belum sempat bertemu dengan Ditto sampai acara senam selesai. Aku sempat melihatnya lari jauh di depanku tapi aku tidak sempat mengejarnya. Biarlah, lebih baik aku menemuinya setelah makan siang saja, jadi tidak perlu diam-diam pergi ke kantin FH tanpa sepengetahuannya.

Setelah senam, semua mahasiswa baru dibawa ke gedung fakultas masing-masing. Seperti biasa kami duduk per jurusan di lantai dasar gedung fakultas yang memang cukup luas dan tidak ada perabotan apa-apa. Kulihat kak Gilang sudah berdiri di depan barisan dengan beberapa lembar kertas di tangannya.

"Salah satu tradisi tahunan di OSPEK kampus kita, di hari terakhir ada kegiatan turnamen antar fakultas yang diikuti oleh para mahasiswa baru. Turnamennya tahun ini ada empat cabang olahraga yaitu futsal, basket, voli, dan badminton," kata kak Gilang menggunakan speaker potable.

Beberapa anak terdengar bisik-bisik dengan teman di sebelahnya. Lalu kembali diam ketika kak Gilang bicara lagi.

"Sesuai form yang sudah kalian isi kemarin, kami para senior sudah memilihkan peserta-peserta di setiap cabang olahraga. Sebelum saya sebutkan nama-namanya ada aturan mainnya:

Satu, nama-nama yang disebutkan tidak boleh menolak.

Dua, bagi yang tidak terpilih boleh mengajukan diri menjadi volunteer dan menggantikan salah satu yang terpilih.

Tiga, kalau yang terpilih kalah dalam turnamen, saya tidak mau dengar ada yang menyalahkan mereka. Mereka lebih baik daripada kalian yang hanya bisa ngomong doang. Jadi kalau kalian merasa diri kalian jago di salah satu cabang olahraga, ajukan diri sebagai volunteer! Bukan komentar! Ingat turnamen ini akan membawa nama baik fakultas. Paham?"

Semuanya kompak berkata paham. Entah kenapa suara kak Gilang saat mengatakan aturan-aturan itu begitu bersemangat sehingga kami semua merasa bahwa kami sama-sama fakultas teknik, dan ingin menjunjung nama baik fakultas.

"Ingat, ini kesempatan pertama kalian membuat bangga fakultas kalian," tambah kak Gilang.

Selanjutnya kak Gilang mulai memanggil nama-nama yang dipilih untuk futsal untuk maju ke depan. Karena ini membawa nama fakultas, yang terpilih pun beragam dari semua jurusan.

"Ditto Hermawan!"

Aku agak kaget mendengar nama Ditto. Aku tahu dia memang suka main futsal, meski tidak masuk ekskul futsal di SMA. Mungkin dia menulis futsal di kolom hobi, tapi kenapa dia bisa terpilih aku tidak tahu. Hanya para senior yang tahu.

Setelah selesai memanggil semua dua belas orang untuk futsal, kak Gilang mulai menanyakan apakah ada yang ingin menjadi volunteer. Ada sekitar tiga orang yang menjadi volunteer dan menggantikan tiga orang yang sudah terpilih.

"Selanjutnya, voli." Kata kak Gilang setelah semua yang terpilih sebagai tim futsal kembali duduk di barisan.

"Prasetyo Ari."


Degg. Aku kaget begitu mendengar namaku disebut petama. Rasanya kakiku terlalu lemas untuk bangkit dan maju ke depan. Kulihat beberapa anak yang tidak kenal denganku menengok-nengok mencari siapa Prasetyo Ari.

"Ari? Ada?" Sepertinya kak Gilang tahu kalau itu aku. Dia memanggilku dengan panggilanku. Aku mengangkat tanganku. "Maju, Ri!"

Aku maju dengan kepala menunduk. Semua mata seperti menatap ke arahku. Sial. Aku tidak pernah masuk tim inti di tim voli SMA tapi sekarang malah disuruh untuk membela fakultas. Kuharap ada yang menjadi volunteer dan menggantikanku.

Dia, Edgar (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang