Chapter 2 Alasan Kedatangan

379 30 5
                                    

Claire's POV

"Apakah begini saja ya?"

Setelah pertemuan yang bisa dibilang cukup menyebalkan, aku memutuskan untuk menggunakan sihirku untuk membuat Akira tertidur untuk sementara. Mungkin ini bisa sedikit menenangkan dirinya.

Aku menggunakan pahaku sebagai bantalan untuknya. Dia terlihat tidur dengan tenang sekali. Aku memainkan rambutnya dengan lembut.

"Dia terlihat mirip seperti ayahnya. Mewarisi rambutnya yang berwarna hitam. Seingatku rambut ketua itu berwarna hitam juga kalau tidak salah. Tapi akan berubah sepertinya ketika memasuki God Form."

Tapi yang membuatku terkejut adalah ternyata memang benar dia memiliki Mana yang begitu banyak dalam dirinya. Sepertinya apa yang dikatakan Vinia memang benar ya. Tapi aku bingung. Kenapa Reigis dan Vinia tidak melatih dia menggunakan sihir? Memangnya dunia ini terlihat damai.

Tapi jika dipikir lagi ada benarnya juga sih. Tempat ini terlihat sangat tenang, ditambah rumah ini yang sunyi sekali. Sebenarnya bagaimana caranya Reigis dan Vinia membeli rumah ini?

"Nhnnn.."

Aku melihat Akira menggerakkan kelopak matanya dan perlahan membuka matanya.

"Dimana...aku."

"Kamu masih berada disini, Akira." Aku tersenyum kepadanya.

Akira's POV

Aku melihat perempuan ini tersenyum ke arahku. Dia juga sudah membuka tudungnya dan memperlihatkan penampilannya. Rambutnya berwarna merah cerah serta mata Rugby yang begitu indah dimataku. Aku tertegun melihat penampilannya.

Aku merasakan sesuatu yang lembut di rambutku. Ketika aku melihatnya, ternyata dia sedang memainkan rambutku dengan lembut.

"Bagaimana? Apakah enak?"

"Nn."

Aku mengganguk perlahan dengan wajah sedikit memerah. Aku tidak menyangka ternyata dia baik juga.

"M-maaf."

"Hmm....."

"Maafkan aku karena tadi ingin menyerangmu. Aku kira kamu orang jahat."

"Hehe, tidak apa-apa Akira. Lagipula, orangtuamu juga yang menyuruhku untuk menunggu di dalam rumah ini."

"Hah?!"

Aku menatapnya dengan tatapan terkejut. Bagaimana dia bisa bertemu dengan orang tuaku sedangkan orangtuaku saja masih bekerja di luar kota.

"B-bagaimana bisa kamu bertemu dengan orangtuaku? Bukankah orangtuaku sedan-"

"Orangtuamu sebenarnya diberi cuti selama 1 bulan. Jadi mereka ingin memberikanmu kejutan Akira."

"Tapi dimana orangtuaku?"

Aku sama sekali tidak melihat keberadaan orangtuaku. Padahal aku ingin sekali bertemu dengan mereka.

"Mereka pergi lagi saat bertemu denganku."

"Ehhhhhh."

Kenapa mereka tega sekali meninggalkan anaknya sendiri di dalam rumah. Tapi itu membawaku kepada satu pertanyaan.

"Kenapa orangtuaku menyuruhmu untuk menungguku di rumah?"

Aku mengubah posisiku dan sekarang aku duduk bersebelahan dengannya.

"Sebenarnya Akira....aku disuruh seseorang untuk membawamu? Tapi jangan berpikiran yang aneh-aneh. Percayalah kepadaku, aku tidak ada niat jahat kepadamu. Kau sudah mendengarnya sendiri kan bahwa aku disuruh oleh orangtuamu sendiri."

"B-baiklah."

Sepertinya dia memang benar pernah bertemu dengan Otoo-san dan Okaa-san. Tapi kenapa perempuan ini ingin membawaku? Memang dia ingin membawaku ke mana? Berkencan? Tidak mungkin dia ingin membawaku berkencan sementara kami baru pertama kali bertemu. Mungkin lebih baik aku mendengar apa yang ingin dikatakannya. Dan juga, aku penasaran apa yang sebenarnya dibicarakan Otoo-san dan Okaa-san dengan perempuan ini.

"Syukurlah. Tapi sebelum itu, aku akan memperkenalkan diriku. Perkenalkan, namaku Claire Devorion. Kamu bisa memanggilku Claire. Senang bertemu denganmu, Akira." Dia tersenyum manis kepadaku.

"S-sama. Senang bertemu denganmu juga, Claire-san."

'Claire Devorion'? Nama yang benar-benar asing di telingaku. Dan juga, sepertinya dia mengenal namaku ketika bertemu dengan orangtuaku.

"Baiklah, akan ku katakan tujuanku yang sebenarnya ke sini. Tujuanku datang ke sini adalah untuk membawamu ke dunia lain. Tentu saja aku sudah mendapatkan izin dari orangtuamu, Akira."

"Eh?! T-tunggu dulu, Claire-san. Apa maksudnya membawaku ke dunia lain."

Aku benar-benar bingung kenapa tiba-tiba menjadi seperti ini. Dan juga, bagaimana bisa orangtuaku dengan santainya menerima tawaran dari Claire-san. Apakah mereka sudah lama saling kenal?

"Aku mengerti ini mendadak, Akira. Tapi sebelum itu, apakah orangtuamu pernah bercerita tentang sebuah dongeng."

Kenapa tiba-tiba langsung mengarah ke dongeng? Apakah ada hubungannya dengan keinginan membawaku ke dunia lain.

"Pernah. Okaa-san sering membacakannya kepadaku ketika aku masih kecil. Aku sangat menyukai kisah dongeng tersebut."

"Begitu ya. Dongeng apa yang diceritakan Okaa-san kepadamu, Akira."

Aku menatap langit-langit sambil mengingat dongeng apa yang diceritakan Okaa-san kepadaku.

"Etto...kalau tidak salah, Okaa-san pernah bercerita tentang perang 500 tahun yang lalu dimana saat itu ada 11 pahlawan yang dikenal sebagai 11 Saviors pernah menyelamatkan sebuah dunia dari serangan para iblis. Kalau tidak salah judul ceritanya ialah The War That Ended Up 500 Years Ago."

Claire-san terkejut mendengarnya. Tetapi kemudian dia tersenyum. Apakah ada sesuatu yang salah dengan Dongeng yang diceritakan oleh Okaa-san kepadaku saat masih kecil.

"Begitu ya. Akira, apakah kau masih ingat kelanjutan ceritanya?"

"Jika diingat-ingat lagi. Kalau tidak salah ada salah satu pahlawan yang mati dalam perang itu. Dia dikenal dengan julukan The White Lightning. Tapi anehnya, setiap Okaa-san selalu menyebutkan nama itu, Okaa-san kadang-kadang bisa menangis. Aku sangat bingung kenapa Okaa-san bisa menjadi seperti itu. Dan juga, ketika aku menanyakan hal itu kepada Otoo-san, dia juga bisa bersedih mendengarnya. Aku bingung kenapa Otoo-san dan Okaa-san bisa langsung murung seperti itu, Claire-san."

"B-begitu ya."

"C-Claire-san."

Aku melihat Claire-san tubuhnya bergetar dan dia sedikit mengeluarkan air matanya. Aku yakin pasti ada yang tidak beres dengan Dongeng tersebut.

"C-Claire-san. Kenapa Claire-san menangis? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah."

"A-ah...maaf. Aku tidak bermaksud mengkhawatirkanmu, Akira. Aku sungguh minta maaf."

Dia menyeka air matanya. Aku jadi merasa tidak enak dengan Claire-san. Tapi aku bingung kenapa Claire-san bisa menangis begitu mendengarkan cerita itu? Sebenarnya apa yang terjadi dengan Dongeng tersebut? Bukankah itu hanyalah sebuah cerita yang tidak pernah terjadi? Mungkin saja Okaa-san terharu saja membacanya. Begitu juga dengan Otoo-san yang mungkin terharu mendengar perjuangan The White Lightning menyelamatkan dunia itu.

"Akira."

"I-iya."

"Apakah kamu pernah melihat kakekmu?"

"Ojii-san. Aku sama sekali tidak pernah melihatnya. Okaa-san bilang bahwa Ojii-san telah lama meninggal sebelum diriku lahir ke dunia ini. Memangnya apa hubungannya dengan itu, Claire-san?"

"Akira. Apakah kamu tahu fakta tentang dongeng yang diceritakan oleh Okaa-san kepadamu?"

Aku menggeleng. Memangnya ada fakta apa lagi dalam dongeng tersebut?

"Jika kamu tidak mengetahuinya, maka akan kuceritakan sebenarnya kejadian 500 tahun yang lalu."

Stay tune for the next chapter
See you

Isekai Kara No Atarashī Shiroi Inazuma [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang