Aku melihat Merit-san berlari ke arahku dengan pedangnya yang sudah siap ingin menebasku. Sepertinya aku punya ide.
"Lightning Style: Lightning Spear."
Sebuah tombak petir melaju kencang ke arah Merit-san. Dia langsung melompat untuk menghindarinya, tapi aku tidak akan membiarkannya bebas.
"Lightning Style: Lightning Motion."
Whushh.......
Dalam sekejap, aku sudah berada di depan Merit-san dan dia terkejut dengan kehadiranku. Aku langsung menyerangnya secara Horizontal dan itu mengenai perutnya yang terhalang oleh Zirah. Dia sampai terlempar dan menabrak dinding arena sampai menyebabkan dinding Arena itu hancur.
Tepuk tangan meriah diberikan kepadaku. Aku hanya diam saja menanggapinya karena aku yakin Merit-san tidak akan menyerah begitu saja. Kemudian aku melihat Merit-san kembali berdiri seolah-olah tidak merasakan sakit sama sekali.
"Lumayan Nak. Sepertinya kamu sudah berhasil melalui tahap pertama, yaitu melukaiku dengan baju Zirah ini. Meskipun kamu tahu aku tidak akan terluka, tapi aku bisa mengetahuinya dari serangan kejutan itu. Sekarang mari kita lihat apakah kau bisa melalui tahap kedua."
Aku langsung memasang kuda-kudaku karena aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia tersenyum, kemudian Merit-san mengarahkan 1 tangannya ke arahku.
"Fire Style: Fireball."
Sebuah bola api ditembakkan ke arahku. Aku langsung melompat untuk menghindari serangan tersebut.
"Kamu lengah, nak!!"
Aku terkejut ketika melihat Merit-san berada di depanku. Dia langsung menyerangku secara Horizontal, tapi untunglah aku bisa menahan serangan tersebut secara Vertikal.
"Ini belum selesai!!"
Dia menarik pedangnya kemudian memutar badannya dengan cepat sambil mengarahkan kakinya ke muka ku. Aku langsung menahan tendangan itu secara menyilang dan membuatku langsung termundur beberapa jarak.
"Heh, lumayan. Tapi apakah kau bisa menahan serangan ini!!"
"Fire Style: Flame Arrow."
5 panah berapi dilesatkan dengan cepat ke arahku. Sepertinya hanya ini saja satu-satunya cara.
"Lightning Style: Lightning Motion."
Aku berhasil menghindari serangan tersebut dengan cepat dan langsung berada di belakang Merit-san. Sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku ya. Aku langsung mengarahkan pedangku secara diagonal ke arah Merit-san.
Namun.......
Greppp......
"Huh?!"
Dia berhasil menangkap ujung pedangku tanpa melihat sedikitpun.
"Ingat ya nak. Jika kamu ingin menyerangku dengan tadi, kamu harus menghilangkan keberadaanmu. Jika kamu tidak bisa menghilangkan keberadaanmu, maka itu percuma saja!"
Dia langsung melepaskan pedangku dan menyerangku secara Horizontal. Aku langsung menangkis serangan tersebut, tapi Merit-san dengan cepat langsung menendang pinggangku sehingga membuatku terlempar sampai menabrak dinding Arena.
Brukghhh..........
"Akghh......."
Darah segar keluar dari mulutku. Sial, sepertinya dia bukan lawan yang bisa diremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Kara No Atarashī Shiroi Inazuma [HIATUS]
FantasíaSheiro Akira, Pemuda 16 tahun yang hidup dengan damai dan tenang kini berubah drastis. Dia tiba-tiba saja mendapatkan panggilan untuk menyelamatkan sebuah dunia lain yang ternyata ditemukan fakta yang selama ini tidak pernah ia pikirkan sebelumnya...