Prologue

990 56 19
                                    

Di sebuah ruangan gelap, terlihat beberapa orang sedang berkumpul di dalam ruangan gelap nan sunyi itu. Salah satu orang menjentikkan jarinya.

Tik....

Dalam sekejap, seluruh ruangan dikelilingi dengan obor yang menggantung di dinding.

"Sepertinya semuanya sudah berkumpul ya."

"Sepertinya begitu, Sirius."

"Ini gawat. Maou-Lucifer telah bangkit kembali, dan sekarang total ada 10 kerajaan yang berhasil diambil alih olehnya."

"Kau benar, Abraham. Sudah 2 benua yang berhasil diambil oleh mereka. Sirius, kita harus segera melakukan sesuatu. Jika tidak mere-"

"Aku tahu, Sigrus."

"Kalau begitu, kenapa kau diam saja!!! Kau tidak tahu berapa banyak nanti-"

"Sigrus tenanglah!!! Aku sedang melacak keberadaanya."

"E-Eh?"

Terlihat seseorang sedang menemukan sesuatu di sebuah lingkaran putih yang menjadi tempat mereka berdiri saat ini.

"Bagaimana, Claire? Apa kau menemukannya."

"Tunggu sebentar, Sirius. Manaku masih belum dapat mendeteksi keberadaanya."

Kemudian Sigrus bertanya kepada Sirius.

"S-Sirius. Apa yang sebenarnya Claire lakukan?"

"Sigrus, apakah kau lupa perang yang terjadi 500 tahun yang lalu."

"Tentu saja aku ingat. Perang dimana kita berhasil membunuh sekawanan iblis beserta Rajanya untuk membuat mereka mundur. Dan juga......perang dimana kita harus kehilangan pemimpin kita yang sangat hebat."

"Itu benar. Tapi apa kau ingat kata-kata yang dikatakan oleh pemimpin kita sebelum dia meninggal."

Sigrus mencoba mengingat kembali kata-kata yang dikatakan oleh sang pemimpin.

"Suatu saat nanti, jika terjadi penyerangan lagi ke dunia ini. Aku ingin....cucuku mewarisi kekuatanku serta menggantikan posisiku untuk menyelamatkan dunia ini. Jika dia berhasil menyelamatkan dunia ini, angkatlah dia jadi Raja di tempat ini, buat dia mendapatkan gelar pahlawan. Gelar The New Savior. Itu saja yang kuinginkan jika seandainya aku memiliki seorang cucu."

Sigrus melebarkan kedua matanya dengan tidak percaya.

"Sirius, jangan-jangan kita ingin......"

"Itu benar, Sigrus. Kita akan mencari keberadaannya. Karena itu merupakan permintaan langsung dari sang pemimpin."

"Begitu ya."

"Sirius. Maaf jika pertanyaanku ini sedikit melenceng atau sedikit tersinggung, tapi kenapa kita tidak langsung menyuruh mereka saja untuk ke sini."

"Abraham benar, Sirius. Lagipula mereka kan juga masih meru-"

"Abraham, Milliana. Apakah kalian tidak bisa menunjukkan rasa hormat sedikitpun kepada sang pemimpin. Dia hanya menginginkan cucunya saja, bukan mereka. Aku yakin mereka juga masih trauma mengingat kejadian itu."

""M-Maafkan kami, Sirius.""

"Nn."

Kemudian Sirius menatap Claire.

"Apakah kau sudah menemukannya, Claire?"

"Sebentar....dan....aku menemukannya."

Seketika itu juga lingkaran tersebut langsung memancarkan cahaya dan menyinari ruangan tersebut.

Setelah cahayanya meredup, terlihatlah sebuah rumah dengan atap berwarna biru.

"Apakah disini?"

"Iya. Tidak salah lagi, tapi aku akan pergi memastikannya dulu apakah ia masih ada di dalam sana apa bukan."

"Aku mengerti, Claire."

Sirius tersenyum menatap rumah tersebut.

"Ketua, impian anda sudah terkabulkan. Sekarang anda bisa beristirahat dengan tenang dan menyerahkan tugas ini pada cucu sekaligus pewaris kekuatan anda, ketua."

Author:

Assalamualaikum para readers. Pertama-tama saya ingin ucapkan terima kasih sudah mau mampir untuk membaca cerita saya ini. Saya juga minta maaf kalo misalnya ada kesalahan kata dalam penulisan dikarenakan saya masih Noob😅. Tolong kasih vote dan comment ya terhadap cerita saya.

Stay tune for the nex chapter
See you

Isekai Kara No Atarashī Shiroi Inazuma [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang