Elveria's POV
Kami saat ini sudah berada di luar kelas. Kami melihat banyak sekali siswa-siswi dari kelas yang juga ikut keluar, tapi mereka malah panik dan berteriak tidak jelas.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan, Elvi?" Tanya Emily.
"Kita harus ke lantai 3 untuk mengganti pakaian kita terlebih dahulu. Kita tidak mungkin pergi ke ibukota menggunakan Seragam Sekolah, itu akan membuat kita terlalu mencolok dan melanggar peraturan Sekolah." Jawabku.
"Sepertinya kau benar, Elvi. Kalau begitu ayo kita ke lantai 3." Ucap Sylvera. Kami bertiga mengangguk dan langsung pergi menuju ke lantai 3.
...................
...................Sesampainya kami di lantai 3, kami ingin pergi ke kamar-kamar masing, tapi terhenti karena suara yang tidak asing menghubungi kami lewat telepati.
Note: Di sini Author terpaksa mengganti gaya penulisannya biar lebih Jelas siapa-siapa orang yang berada di dalam Dialog.
"Lebih baik kalian tidak usah pergi mengalahkan para Iblis, cukup membantu pasukan kerajaan Argalon untuk mengalahkan pasukan kerajaan Altharion." (Claire-sensei)
""Claire-sensei."" (Elveria, Emily, Sylvera, Sylvia)
"Tapi tunggu dulu, apa yang di maksud bahwa kami tidak usah pergi mengalahkan para Iblis, cukup membantu para Pasukan Kerajaan Argalon mengalahkan Pasukan Kerajaan Altharion." (Emily)
"Seperti yang ku bilang tadi, kalian hanya harus membantu Pasukan Kerajaan Argalon mengalahkan Pasukan Kerajaan Altharion. Aku yakin para Pasukan Kerajaan Argalon pasti membutuhkan bantuan dari Akademi meskipun sang Raja tidak langsung memberitahunya ke Pihak Sekolah." (Claire-sensei)
"Tapi siapa yang akan mengalahkan Para Iblis serta Maou-Azazel?" (Sylvera)
"Serahkan saja kepada 'dia'." (Claire-sensei)
""Dia."" (Elveria, Emily, Sylvera, Sylvia)
"Maaf aku tidak bisa memberitahunya, karena sebenarnya kami juga diserang oleh sekelompok Iblis di pimpin oleh Maou-Beelzebub." (Claire-sensei)
""Apa!?"" (Elveria, Emily, Sylvera, Sylvia)
"Jadi mereka sepertinya menyerang kita di saat yang bersamaan." (Sylvia)
"Sepertinya begitu, Sylvia. Maaf, lain kali saja aku menghubungi kalian, turuti saja kata-kataku dan serahkan saja urusan para Iblis dan Maou-Azazel kepada 'dia'. Apa kalian mengerti?" (Claire-sensei)
""Kami mengerti, Sensei."" (Elveria, Emily, Sylvera, Sylvia)
"Kalau begitu, Jaa-nee." (Claire-sensei)
Sambungan telepati dari Claire-sensei langsung terputus.
"Nee, siapa 'dia' yang di maksud oleh Claire-sensei?" Tanya Sylvia.
"Entahlah, perkataan Sensei selalu penuh dengan teka-teki. Apakah kamu tahu sesuatu, Elvi?" Emily menatapku.
Sementara aku sendiri hanya menggeleng. Sebenarnya aku tahu siapa 'dia' yang dimaksud Claire-sensei, tapi aku sengaja tidak ingin memberitahunya sampai menunggu momen yang tepat.
"Sekarang bukan saatnya memikirkan siapa 'dia' yang di maksud oleh Claire-sensei. Kita harus segera pergi membantu Pasukan Kerajaan Argalon." Ucap Sylvera
"Kau benar. Semuanya, ayo kita ke kamar masing-masing mengganti pakaian kita." Ucapku kepada mereka bertiga. Mereka bertiga mengangguk lalu pergi ke kamar masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Kara No Atarashī Shiroi Inazuma [HIATUS]
FantasySheiro Akira, Pemuda 16 tahun yang hidup dengan damai dan tenang kini berubah drastis. Dia tiba-tiba saja mendapatkan panggilan untuk menyelamatkan sebuah dunia lain yang ternyata ditemukan fakta yang selama ini tidak pernah ia pikirkan sebelumnya...