Langit mulai menyiapkan hari baru yang akan dimulai semua orang. Suara burung-burung berkicauan menandakan bahwa sebentar lagi akan datang hari baru yang akan dilaksanakan dan meninggalkan hari yang telah berlalu.
Sinar matahari yang begitu cerah menembus jendela kamar milikku dan membuatku harus menutup wajahku dengan 1 tangan. Aku melihat jam dinding di kamarku.
"Sekarang sudah jam.....gawat!! Aku aka-"
Aku terhenti. Aku baru ingat ternyata hari ini adalah keberangkatan ku ke dunia Oatis. Kenapa aku bisa sampai lupa? Sial. Aku menepuk jidatku dengan bodoh karena melupakan hari penting ini.
Aku kemudian bangun dan ini berdiri, tapi entah kenapa lenganku terasa sangat berat untuk diangkat. Aku melihat tangan kananku yang sulit untuk diangkat. Ternyata Claire-san sedang tidur dengan memeluk lengan kananku.
Tapi yang jadi masalahnya. 'Itu' nya menempel di tangan kananku. Rasanya sangat lembut dan kenyal. Hei bodoh, jangan berpikir yang aneh. Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. Dengan perlahan, aku melepaskan tangan kananku dari pelukannya. Keringat dan wajahku yang sedikit memerah menggambarkan ekspresi ku saat ini. Aku tidak tahu bagaimana jadinya jika Claire-san terbangun dengan 'itu' nya yang menempel di lengan kananku.
Setelah selesai melepaskan tanganku dari pelukan mematikannya itu, aku langsung membangunkan Claire-san yang masih tertidur pulas.
"Claire-san. Bangun, ini sudah pagi. Kita harus bersiap-siap untuk berangkat hari ini Claire-san."
Kelopak mata Claire-san mulai bergerak dan dia membuka matanya. Mata merah Rugby yang terlihat begitu indah di mataku.
"Hooaammm. Sudah pagi ya. Ohayou, Akira." Dia tersenyum manis.
"Ohayou, Claire-san." Aku membalas senyumannya.
Dia mulai bangun sambil mengucek-ngucek mata merahnya.
"Baiklah. Setelah ini, kita harus bersiap-siap Akira. Karena kita tidak punya banyak waktu, aku langsung memakai pakaianku dan menunggumu di luar rumah. Jangan lama ya?"
"Baiklah Claire-san."
Claire-san berjalan menunju pintu kamarku dan membukanya. Tapi sebelum dia keluar, dia menatapku dan berkata....
"Jangan lupa juga membawa pedang milik kakekmu. Karena di dunia Oatis nanti aku akan melatihmu untuk menjadi kuat."
Aku mengganguk. Dia tersenyum mendengar jawabanku dan pergi keluar sambil menutup pintu kamarku. Sekarang yang ada di kamar hanya diriku sendiri.
"Yosh. Sepertinya aku tidak usah mandi saja. Lebih baik aku langsung menggunakan pakaianku, aku tidak ingin Claire-san menungguku lebih lama lagi."
Aku langsung membuka lemari bajuku dan mencari pakaian yang cocok untukku.
"Hmm.......pakaian mana ya yang harus kupakai."
Aku mengeledah isi bajuku dan mencari pakaian yang cocok untukku.
..........................................
..........................................Setelah mencari-cari, akhirnya aku memutuskan untuk memakai pakaianku yang terdiri dari jaket berwarna biru dengan sedikit corak berwarna hitam, serta baju berwarna putih polos dan celana panjang berwarna hitam. Tidak lupa juga sarung tangan berwarna hitam yang selalu kupakai saat latihan bersama Otoo-san, tidak kusangka sarung tangannya masih pas dengan tanganku. Dan juga, kalung berwarna emas pemberian ibuku sebagai hadiah ulang tahunku.
(Illustrasions: Sheiro Akira.) (Source: Pinterest)
Aku langsung mengambil pedang milik Ojii-san yang ku letakkan di meja belajarku. Aku membuka pintu kamarku dan melangkah keluar menuju luar rumah di mana Claire-san sedang menungguku.
***********************
Sesampainya aku di luar rumah, aku melihat Claire-san menggunakan jubah Coklat dengan tudungnya tengah bersandar di tembok rumahku.
"Claire-san. Aku sudah siap sekarang."
Mendengar namanya dipanggil, dia langsung menatapku dan tersenyum melihat penampilanku.
"Kamu kelihatan keren, Akira. Ditambah lagi dengan pedang ketua yang kamu pegang semakin membuat dirimu sebagai pewaris dari kekuatan The White Lightning."
"Arigatou, Claire-san." Aku membalas senyumannya.
"Baiklah, ayo kita berangkat menuju dunia Oatis."
Aku mengganguk. Kemudian Claire-san berdiri sambil menatap jalan kosong.
"Magic Style: Portal Dimension."
Muncul sebuah portal berwarna ungu di depanku dan Claire-san. Aku hanya tercengang melihatnya.
"Cepat masuk. Kita tidak punya banyak waktu, Akira."
"B-baik."
Aku dan Claire-san memasuki portal itu. Sepertinya petualanganku sebagai pahlawan baru akan dimulai.
Stay tune for the next chapter
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Kara No Atarashī Shiroi Inazuma [HIATUS]
FantasySheiro Akira, Pemuda 16 tahun yang hidup dengan damai dan tenang kini berubah drastis. Dia tiba-tiba saja mendapatkan panggilan untuk menyelamatkan sebuah dunia lain yang ternyata ditemukan fakta yang selama ini tidak pernah ia pikirkan sebelumnya...