Aku saat ini berada di dalam kelas sedang memulai pelajaran. Guru yang mengajar kami adalah seorang pria yang berumur sekitar 30-an. Memiliki rambut yang panjang berwarna putih dan mempunyai mata berwarna biru. Namanya adalah Miles Runbolf, dia mengajar pelajaran tentang berbagai macam jenis senjata yang ada di dunia Oatis ini serta kegunaan lainnya selain dalam berperang. Jadi aku mendengarnya dengan seksama.
"Jadi para Murid Sub-Kelas S, senjata tombak tidak hanya digunakan sebagai bertarung, tapi bisa juga digunakan sebagai alat untuk berburu. Tapi bedanya, tombak yang digunakan bukanlah berasal dari besi, melainkan dari kayu yang sudah disiapkan serta ujung tombaknya itu terbuat dari batu yang sangat keras. Tombak kayu itu digunakan pada 800 tahun yang lalu, masa sebelum perang 500 tahun yang lalu terjadi. Dan sampai sekarang ada beberapa orang yang menggunakan tombak itu untuk berburu hewan-hewan lainnya. Harap diingat itu baik-baik para murid Sub-Kelas S." Ucapnya dengan suara agak berat dan tegas.
""Iya, Miles-sensei.""
Kemudian Miles-sensei menatapku, sepertinya dia akan memberikan pertanyaan kepadaku. Semoga saja bukanlah pertanyaan yang sulit.
"Akira Novious."
"I-iya."
Aku langsung berdiri dari tempat duduk ku.
"Apakah kamu tahu bagaimana orang pada Zaman dahulu menggunakan kekuatan sihir mereka sebelum menggunakan mereka sekarang menggunakannya dengan rapalan?"
"Saya tahu Sensei. Orang-orang pada Zaman dahulu menggunakan kekuatan sihir dengan menggunakan sebuah tongkat yang isinya berisi energi sihir yang disebut Mana. Penggunaanya adalah yaitu si pengguna harus memfokuskan kekuatan sihirnya kepada tongkat tersebut agar Mana yang berada di dalam tongkat sihir itu terhubung."
"Dan kapan orang-orang mulai menggunakan sihir menggunakan rapalan?"
"Itu terjadi pada 600 tahun yang lalu. Ditemukan oleh seorang penyihir yang bernama Dineus Rofliks. Dineus menemukan cara yang lebih efektif daripada harus bergantung kepada tongkat sihir itu. Dia menemukan sebuah bola kecil berwarna warni di ujung tongkat sihir dan melepaskannya. Bola kecil itu langsung terpecah layaknya sebuah roh yang mengambang, kemudian merasuki tubuh Dineus dan secara tidak langsung Dineus memiliki Mana yang ada di dalam tubuhnya dan dia mempelajarinya sampai dia bisa menggunakan kekuatan sihir dengan rapalan mantra, yaitu Style. Dan dari situ jugalah asal usul Mana berasal."
Miles-sensei langsung tersenyum setelah aku menjawab pertanyaan yang diberikannya kepadaku.
"Sungguh jawaban sempurna dari sang Murid Baru. Berikan dia Applause."
Seluruh siswa langsung bertepuk tangan dengan meriah, meskipun tidak terlalu meriah juga. Aku hanya tersenyum masam menanggapinya. Maksudku, aku hanya menjawab pertanyaan dari Miles-sensei, untuk apa aku diberi tepuk tangan seperti itu. Sungguh membingungkan.
"Baiklah. Selanjutnya adalah-"
"Ting...tong....."
Sebuah Bell berbunyi yang menandakan pelajaran untuk hari ini telah berakhir dan juga artinya kami bebas melakukan apapun yang kami mau sampai jam 5 sore.
Oh iya, sedikit tambahan. Kami memulai pelajaran dari jam 7 pagi sampai jam 9, kemudian kami diberikan waktu sampai 35 menit untuk beristirahat dan lanjut lagi sampai jam 11 siang. Lumayan juga, tidak terlalu buruk untuk anak-anak yang bersekolah di Akademi terkenal.
"Baiklah, pelajaran hari ini telah selesai. Terima kasih waktunya dan selamat menikmati waktu luang kalian. Gunakan sebaik mungkin ya."
""Baik, Sensei.""
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Kara No Atarashī Shiroi Inazuma [HIATUS]
FantasySheiro Akira, Pemuda 16 tahun yang hidup dengan damai dan tenang kini berubah drastis. Dia tiba-tiba saja mendapatkan panggilan untuk menyelamatkan sebuah dunia lain yang ternyata ditemukan fakta yang selama ini tidak pernah ia pikirkan sebelumnya...