بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
'Semesta selalu punya cara, termasuk kenapa aku dan kamu bertemu kembali. Semoga kebaikan menghampiri kita, termasuk soal kehalalan.'
~Halalkan Almira
Thierogiara***
"Hago! Pake baju sana sama Oma, emangnya Hago nggak mau ikut?!" Hakim menggaruk kepalanya frustasi, Hago adalah keponakannya, namun kenapa malah dia yang hampir setiap hari kewalahan dengan kelakuan bocah berusa 4 tahun tersebut?
"Hago!!" Nada suara Hakim meninggi namun bocah empat tahun tersebut seperti tak terusik dan terus saja berlari meloncati satu persatu sofa di ruang tamu.
"Ya udah terserah." Hakim menyerah dan memilih membawa Tifa yang ada di gendongannya duduk di sofa ruang TV. Rencananya hari ini Hakim akan menemani mamanya arisan dan kebetulan adik dan adik iparnya menitipkan anak-anak mereka hari ini, menyebalkan namun sebagai om yang baiak Hakim mau tak mau menerima dua keponakannya itu dengan lapang dada.
"Kok Hago belum siap Kim?" tanya Kana—mama Hakim—yang berajalan menuruni tangga.
"Bandel banget Ma, Mama aja yang bujuk sana," kata Hakim, bukan dia tidak sopan, buktinya dia mau menjaga Tifa, itu karena Tifa sangat tenang bahkan saat yang menggendong bukan ibunya, sangat berbeda dengan Hago yang sangat lincah, Hakim tak sanggup menjaganya.
Kana penepuk bahu Hakim. "Kamu nih, Hago tuh nggak bandel Cuma aktif aja," ujar kana yang langsung berjalan menuju cucunya lantas membujuknya untuk mandi. Hakim sendiri asik menciumi puncak kepala Tifa, keponakan perempuannya yang masih berusia delapan bulan, bocah gembul tersebut sangat tenang dan asik memperhatikan layar TV saat Hakim mengajaknya nonton TV.
"Di ayunan luar aja sana, Tifa tuh nggak boleh nonton TV," tegur Kana saat akan membawa Hago ke kamar mandi.
Karena memang dia sudah dewasa jadi Hakim tak membangkang dia mengangkat tubuh Tifa membawanya ke ayunan depan rumah, Hafa dan Ago yang merupakan kedua orang tua Hago dan Tifa sedang merayakan ulang tahun pernikahan, makanya kedua anaknya dititip di rumah keluarga Hakim, sebenarnya biasanya Hago pasti dititip ke rumah neneknya yaitu mama Ago, namun karena neneknya lagi di luar negeri jadi keduanya dititip di rumah keluarga Hakim.
Hakim tak pernah masalah dengan kedua ponakannya, justru dia malah senang karena rumah jadi lebih ramai, namun kalau dititip bertepatan dengan jadwal arisan sang mama, maka Hakim harus rela waktu untuk nongkrongnya dihabiskan untuk menjaga keduanya saat mamanya asik mengobrol dengan teman-teman arisannya, jadi supir saja rasanya terkadang Hakim kesal, apalagi jika harus jadi supir dan baby sitter sekaligus, bukannya apa-apa, namun terkadang ibu-ibu kalau sudah menggosip sampai lupa waktu. Katanya saja arisan syariah yang tidak datang pasti akan tetap menjadi topic hangat di arisan hari ini.
Hakim sudah rapi dengan baju kemeja dan jeans hitamnya, Tifa juga sudah rapi, mereka hanya tinggal menunggu Hago yang kelakuannya sebelas dua belas dengan bapaknya. Tifa sangat kalem, sudah pasti sifatnya menurun dari adik Hakim yaitu Hafa yang tak lain dan tak bukan adalah ibu dari Tifa.
"Kim!!" terdengar suara mamanya memanggil.
Hakim menutup dulu telinga Tifa. "Iya Ma?" tanya Hakim dengan nada suara yang lumayan tinggi.
"Udah siap, yuk jalan," ajak mama Hakim yang tiba-tiba muncul di teras depan.
Hakim mengangguk kemudian menyerahkan Tifa pada mamanya, dia harus nyetir jadi tidak bisa sambil menggendong Tifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halalkan Almira [Terbit✅]
SpiritualHakim tak pernah serius dalam hidupnya, sampai pertemuannya dengan seorang gadis bercadar membuat dunianya terusik. Sorot mata yang hampir tak pernah dilihatnya itu seperti candu, membuatnya ingin melihat lagi dan lagi. Pemilik Semesta ternyata ama...