بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
'Karena mencintaimu adalah segala upaya untuk fokus pada hari ini dan berdamai dengan masa lalumu.'
Halalkan Almira
~Thierogiara
***
Hakim memutuskan menginap di kafe, dia benar-benar terkejut dengan apa yang Almira lakukan, dia sama sekali tak menyangka jika Almira akan bertingkah seperti itu di hadapannya.
Hakim mengurut kepalanya frustasi, dia hanya takut khilaf, mendapatkan Almira tak mudah, dia tak mau kehilangan gadis itu begitu saja. Semua karyawan kafe memperhatikannya, baru sekitar dua hari lalu mereka melihat bos mereka itu bermanis-manis ria dengan istrinya di kafe, lantas kenapa sekarang dia terlihat galau?
Hakim bangkit dari duduknya, dia menyambar jaketnya yang di gantung setelah berjalan keluar kafe, dia sudah dewasa, masalah harus diselesaikan, semuanya tak akan pernah selesai jika dia terus memutuskan pergi.
Hakim kembali ke rumah, tanpa menyapa mama dan papanya yang tampak duduk di teras samping, Hakim memilih langsung masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarnya.
Begitu pintu terbuka, Hakim bisa melihat sosok wanita tengah duduk di sofa menghadap ke jendela, wanita itu menyampinginya, Hakim langsung menutup pintu karena Almira sedang tak memakai kerudung, dia dapat dengan jelas melihat apa yang selama ini gadis itu tutupi, Hakim dengan jelas bisa melihat wajah cantik serta rambut indah milik Almira.
Almira masih tak sadar dengan kedatangan Hakim, sampai Hakim mendekat kemudian menumpukan dagunya pada bahu gadis itu. Dia ikut duduk di sofa lantas memeluk Almira yang duduk menyamping.
"Bang..."
"Sebentar aja." Hakim melingkarkan tangannya semakin erat, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Almira, benar-benar menenangkan, Hakim langsung merasa tenang hanya dengan memeluk tubuh yang semalaman ia rindukan.
Almira mengelus tangan yang memeluk tubuhnya itu, dia juga merindukan suaminya itu, entahlah sesuatu memang terasa berarti saat pergi, begitu juga dengan Hakim, meski perginya hanya sebentar Almira tetap merasa kehilangan.
"Maafin Mira," ucap Almira.
Hakim menggeleng. "Jangan ngomong gitu," kata Hakim.
Mata Almira malah berkaca-kaca, selanjutnya bahu gadis itu bergetar dan kemudian menangis, Hakim bisa merasakan getarannya, Hakim semakim memperkuat pelukannya, kesedihan Almira adalah pukulan untuknya, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan pernah menyakiti gadis itu.
Almira kemudian memutar posisi tubuhnya lantas balas memeluk Hakim, dia juga butuh pelukan, dia juga butuh untuk dipeluk, segala yang terjadi juga cukup membuatnya merasa lelah.
***
Setelah menangis dan menumpahkan segala beban, keduanya malah menjadi canggung, Hakim sebenarnya biasa saja, namun karena Almira seperti itu dia juga jadinya ikut canggung.
"Mau pake apa Bang?" tanya Almira, dia sudah menuangkan nasi ke piring Hakim, mereka hanya makan berdua mala mini karena kedua orang tua Hakim ada acara.
"Pake ayam sama tumis kangkung aja," ujar Hakim.
Almira mengambil semua yang Hakim inginkan, gadis itu kembali meletakkan piring Hakim baru setelah itu mengambil makan untuk dirinya sendiri.
Keduanya makan dengan tenang, selesai makan, Hakim menggandeng tangan Almira menuju kamar, sementara Almira hanya diam dan mengikuti langkah Hakim, dia sudah terbiasa dengan segala sentuhan yang Hakim berikan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halalkan Almira [Terbit✅]
SpiritualitéHakim tak pernah serius dalam hidupnya, sampai pertemuannya dengan seorang gadis bercadar membuat dunianya terusik. Sorot mata yang hampir tak pernah dilihatnya itu seperti candu, membuatnya ingin melihat lagi dan lagi. Pemilik Semesta ternyata ama...