27. Lamaran Diterima

2.6K 314 22
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

'Karena aku selalu yakin bahwa nama kita pasti bersanding di lauhul mahfudz.'

Halalkan Almira

~Thierogiara

***

Setelah bujuk rayu dan permintaan Hafa, Kana akhirnya setuju untuk datang lagi ke rumah Almira melamar. Butuh satu minggu untuk Hakim bersabar menunggu kepulangan Almira dari Bali, ternyata Diro memiliki banyak urusan yang tak bisa membuatnya pulang cepat.

Hari ini, Hakim dan keluarga sudah bisa datang, selain karena Almira dan Diro sudah kembali ke rumah, juga karena keduanya sudah beristirahat dan merasa sudah bisa menyambut kedatangan keluarga Hakim.

Kali ini Hakim tak berdandan lebay seperti sebelum-sebelumnya, dia hanya mengenakan kemeja batik lengan pendek dan celana jeans berwarna hitam, dia juga memilih sepatu kets bukan sepatu pantofel, Hakim juga tak menggantungkan harapan yang berlebihan, dia hanya berdoa semoga apa yang terjadi kali ini tak sama dengan sebelum-sebelumnya.

Semuanya sudah siap, Hakim yang mengemudi hari ini, meski Kana hanya diam tapi Hakim yakin kalau mamanya itu juga sangat niat karena mamanya berdandan sekarang, mamanya itu juga membelikkan seserahan untuk Almira.

Hakim sama sekali tak meminta itu semua, namun Kana malah mempersiapkannya, jadi sebenarnya mama Hakim itu hanya gengsi, bagaimanapun dia tetap seorang ibu dan tak ingin mempermalukan dirinya sendiri di depan calon besan.

Sekitar setengah jam berkendara mereka akhirnya sampai di rumah keluarga Almira, Hakim turun dengan membawa seserahan masuk ke dalam rumah, kedua orang tuanya juga melakukan hal yang sama, tanpa Hakim duga ternyata Hafa dan keluarga juga ikut datang ke rumah Almira.

"Kok lo bisa tau?" tanya Hakim pada Ago.

"Ya taulah, Hafa maksa minta ikut," ujar Ago.

"Kalau gue ditolak lagi gimana?" tanya Hakim, sudah ramai-ramai begini, bahkan semuanya mengenakan pakaian yang resmi, kalau gagal lagi bagaimana?

"Nggak!" Ago memukul pantat Hakim memintanya kembali berjalan.

Hakim menelan ludahnya, ini sih lamaran yang benar-benar lamaran, pertemuan dua keluarga besar, saat masuk ke dalam rumah pun Hakim tak menyangka kalau rumah Almira sudah didekor sedemikian rupa layaknya acara penting.

Hakim membasahi bibirnya, dia jadi semakin percaya diri kalau kali ini dia tak akan ditolak, keluarga Almira juga mempersiapkan berbagai jenis makanan, kalau sebelumnya mereka hanya duduk di sofa, kali ini semuanya lesehan di bawah duduk dalam posisi berbentuk lingkaran, seluruh kotak hantaran berada di tengah-tengah.

Kana yang sebelumnya tampak tak ikhlas bahkan kini tak kuasa menahan senyumannya, wanita itu bercengkrama dengan Maira seorang ini memang sesuatu yang ia inginkan.

Semua orang berkumpul duduk di ruang tengah rumah keluarga Almira, dari pihak Almira sudah ada Diro yang hari ini mengenakan kemeja batik lengan panjang sebagai wali Almira, ada juga adik dari mama Almira beserta keluarga, juga adik dari almarhum papa Almira dan keluarga. Hakim benar-benar disambut keluarga besar Almira.

"Tau gini tadi panggil beberapa saudara kita Pa," bisik Kana pada suaminya.

Yuda hanya menipiskan bibirnya, dia sendiri juga tak menyangka akan seperti ini.

"Kok kamu nggak bilang sih?" Kali ini Kana beralih ke Hakim.

"Ya Hakim juga nggak tau," ujar Hakim.

Halalkan Almira [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang