11. Pergi

2.6K 308 31
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

'Beberapa hal mungkin memang diciptakan untuk membuat manusia menyesal, agar manusia itu sendiri tahu bahwa yang berarti tak selamanya abadi.'

Halalkan Almira

~Thierogiara

***

Hakim dan Dera sampai di basecamp gunung Lawu tengah malam, pagi ini keduanya sudah siap untuk melakukan pendakian setelah mengisi formulir kemudian meninggalkan tanda pengenal keduanya berdoa agar diberi kelancaran sampai puncak hingga kembali pulang. Keduanya lantas melangkah dan terus melangkah masuk ke dalam hutan, Hakim menghirup udara dalam-dalam, dia selalu suka menyatu dengan alam.

Sementara di rumah, Almira sangat sulit menahan diri untuk tak tersenyum, gadis itu merasa sangat bahagia karena hari ini ia akan menikah dengan pria pilihannya, pria baik hati yang lansung mengajaknya untuk membangun mahligai rumah tangga, yang berani langsung menghadap orang tuanya untuk meminangnya.

"Nanti tetap pakai cadar?" tanya perias pengantin.

Almira mengangguk. "Soalnya sehari-hari saya juga pakai cadar," jawab Almira.

Perias pengantin kemudian mengangguk lalu mulai melaksanakan tugasnya, jam sembilan nanti adalah acara akad nikah, lalau dilanjut makan-makan, sorenya resepsi di belakang rumah Bhumi, resepsi sengaja diadakan secara outdoor karena menurut Bhumi selain menghemat budget juga lebih dekat dengan para tamu undangan, Almira dan Bhumi akan langsung berbaur dengan para tamu untuk saling menyapa.

Pertama-tama wajah Almira dibersihkan selanjutnya Almira tak tahu lagi apa yang ditaburkan di atas wajahnya karena memang selama ini Almira tak terlalu peduli soal make up.

Sekitar tiga puluh menit Almira telah siap, sekarang dia menatap cermin, kecantikannya kembali tertutupi dengan niqab yang warnanya senada dengan hijabnya, pudih gading.

Maira masuk ke dalam kamar Almira kemudian tersenyum sumringah, anak gadisnya, sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat jelita.

Hari ini Almira akan menjadi istri orang lain dan akan diwalikan oleh Diro, Maira jadi agak mellow sebab sang suami tak di sini bersamanya untuk menyaksikan anak mereka melepas masa lajangnya.

"Mama jangan nangis," ujar Almira.

"Mama keingetan Papa," ujar Maira.

Almira menggeleng. "Papa pasti bahagia dari sana ngelihat kita juga bahagia," kata Almira, papanya meninggal sekitar lima tahun lalu dan sejauh ini Almira sudah berdamai dengan keadaan. Almira yakin papanya pasti mendapat tempat terbaik karena kebaikannya selama ini.

Maira langsung menggandeng lengan Almira.

"Mas Bhumi udah dateng Ma?" tanya Almira.

"Belum," jawab Maira.

"Kok lama ya? Udah jam sembilan kan ini?" tanya Almira. Maira mengangguk, seharusnya dari setengah sembilan memang sudah sampai.

"Sebentar lagi, macet mungkin, tadi aja Latifa update status lagi macet di jalan ada kecelakaan," ujar Maira, Latifa adalah sepupu Almira, entah kenapa hati Almira langsung tak keruan saat mendengar kata kecelakaan.

Tiba-tiba dengan tergesa-gesa Diro masuk ke kamar Almira, membuat semua yang berada di dalam menatapnya heran.

"Ada apa?" tanya Maira.

"Bhumi..." Diro menatap Almira dulu, sungguh ini bukan berita baik.

"Kenapa Mas Bhumi Bang?" tanya Almira tak sabaran.

Halalkan Almira [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang