بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
'Karena aku memang harus paham, ketika kita bersatu keluarga kita juga bersatu.'
Halalkan Almira
~Thierogiara
***
Hari ini Hakim sudah akan kembali bekerja, sebenarnya Ago sama sekali tak masalah bahkan jika harus mengurus kafe selama satu bulan kedepan, namun Hakim merasa bosan sendiri, dia juga agak sungkan jika harus berhadapan dengan Almira setiap hari di kamar.
"Abang mau kerja?" tanya Almira yang baru saja masuk ke dalam kamar, selepas subuh ia membantu sang mertua memasak makanan di dapur, meski beberapa kali mendapat penolakan Almira memilih bertahan membersihkan sayuran tadi.
"Iya, nanti siang palingan udah pulang, soalnya cuma ngecek aja kok," jelas Hakim.
Almira mengangguk lantas berjalan ke tempat tidur membereskan tempat tidurnya, iya tempat tidurnya, karena Hakim sampai saat ini lebih memilih tidur di sofa.
Hakim memperhatikan pergerakan Almira, ternyata sama saja, Almira juga tak bisa berdiam diri, karena setelah selesai dengan kasur gadis itu beralih ke pakaian-pakaian kotor Hakim, dia mengutip semua pakaian Hakim yang ada di gantungan, memasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor lalu setelah itu membawanya.
"Mau ke mana?" tanya Hakim menahan langkah Almira.
"Mau nyuci," jawab Almira.
"Aku mau berangkat kerja," ujar Hakim masih mau Almira menemaninya bersiap untuk berangkat kerja.
"Terus?" Almira menatap Hakim dengan pandangan heran.
"Nggak mau nemenin aku dulu? Sampai aku berangkat kerja nanti." Hakim menatap Almira dengan penuh harap.
"Ya udah." Almira kembali mendudukkan dirinya di atas kasur, karena Hakim tak terlalu menuntut Almira untuk menjadi seorang istri yang baik, maka Almira sekarang sedang lupa kalau dia sudah menikah.
Hakim kemudian memakai baju dan siap-siap.
"Udah yuk," ajaknya.
"Ke mana?" tanya Almira dengan polosnya.
"Anterin aku sampe teras," ujar Hakim.
"Oooh." Almira lantas bangkit dari duduknya.
Keduanya berjalan menuruni tangga menuju lantai satu.
"Loh udah masuk kerja kamu?" tanya Kana yang tampak sibuk menata makanan di atas meja.
"Bosen di rumah," jawab Hakim.
"Kamu mah emang nggak heran sih, ya udah sarapan dulu," suruh Kana.
"Nggak deh Ma, sarapan di kafe aja," jawab Hakim.
"Itu tuh yang Mama nggak suka, kalau udah di kafe emang kamu inget makan?"
"Inget!" Hakim menjawab tegas.
"Ya udah deh," kata Kana saat Hakim menyalami tangan mamanya itu.
Almira kembali mengikuti langkah Hakim ke teras samping.
"Abang berangkat kerja dulu ya," pamit Hakim.
Almira menyambut uluran tangan Hakim mencium punggung tangannya. "Hati-hati di jalan ya Bang," pesan Almira.
Hakim mengelus kepala Almira sambil tersenyum. Setelah itu ia berjalan menuju mobilnya dan berangkat bekerja naik mobil, pagi ini cuaca kurang bersahabat, jadi Hakim memutuskan naik mobil karena kan harus sedia payung sebelum hujan.
***
Almira tak sengaja melihat Kana sibuk di kebun samping saat menjemur pakaian, gadis itu langsung berinisiatif menyusul Kana ke sebelah.
"Mama suka bunga?" tanya Almira berbasa-basi.
"Lumayan," jawab Kana dengan nada yang seperti biasa kurang bersahabat.
Almira lantas ikut berjongkok memilah-milah daun kering yang terdapat di tangkai-tangkai bunga.
"Mama Maira juga suka bunga," kata Almira.
"Iya, emang kan sering tukar-tukaran bunga sama mama kamu," ujar Kana.
Almira mengangguk-angguk.
"Apa lagi yang perlu diberesin nih Ma? Rumputnya?" tanya Almira, karena ini bukan taman rumahnya, Almira baru di rumah keluarga Hakim, jadi dia takut salah.
"Iyalah, kamu emang nggak pernah beberes di rumah?"
Almira langsung menelan ludahnya dengan susah payah, tanpa menanggapi lagi apa yang Kana katakan, dia langsung berjongkok kemudian mencabuti rumput yang tumbuh liar di sekitar taman.
Keduanya saling membahu untuk membersihkan taman, namun juga saling diam, Almira sebenarnya beberapa kali ingin bersura namun sangat takut kalau dia salah lagi, takut kalau Kana malah memarahinya.
Almira lantas bangkit berdiri, dia ingin masuk ke dalam rumah karena merasa pekerjaannya sudah selesai, semua rumput liar sudah masuk ke dalam tempat sampah.
Saat Almira berjalan untuk meninggalkan taman, kakinya menyenggol sebuah pot kecil berisi kaktus membuat tamanan kecil tersebut langsung berguling.
Karena bunganya tidak kenapa-napa, Almira memutuskan untuk mengembalikan pot tersebut ke posisi semula.'
"Makanya kalau jalan itu pakai mata, awas aja ya kalau bunga Mama kenapa-napa, Mama sayang tau sama semua bunga di sini," ujar Kana dengan ketusnya.
"Maaf Ma, nggak sengaja," ucap Almira gugup, jujur, mamanya sendiri tak pernah marah-marah padanya.
"Maaf, kamu pikir kata maaf bakal bisa ngegantiin bunga yang rusak, lain kali hati-hati, mama mending kehilangan mantu daripada bunga!"
Hati Almira serasa ditusuk belati, apa yang keluar dari mulut kana sungguh menyakitinya.
"Mira ke dalem dulu," pamitnya, sembari berjalan air mata keluar dari sudut mata Almira, gadis itu menangis, padahal belum satu minggu dia tinggal dengan mertua.
Almira masuk ke dalam kamar lantas menangis sesenggukan di kamar, Hakim memperlakukannya dengan baik, tapi mamanya? Sanggupkah Almira bertahan?
Ternyata siang ini Hakim memutuskan pulang ke rumah, jujur dia sangat merindukan istrinya, dia hanya ingin melihat Almira dan memastikan kalau Almira baik-baik saja.
Begitu masuk ke dalam kamar dia mendapati Almira baru saja menghapus air matanya.
"Udah pulang Bang?" tanya Almira dengan suara seraknya.
"Kamu kenapa?" tanya Hakim.
"Nggak apa-apa, Cuma kangen rumah aja," jawab Almira berbohong dan Hakim tahu kalau itu adalah sebuah kebohongan.
***
"Hakim mau izin menempati salah satu rumah kontrakan buat Hakim sama Almira," ujar Hakim, pernyataan yang cukup mengejutkan di makan malam kali ini.
"Ya sudah," jawab Yuda setuju.
"Kenapa harus tinggal di kontrakan? Rumah ini besar, nanti juga bakal jadi milik kamu," kata Kana, sebagai ibu dia cenderung membawa perasaan, jadi dia tak akan membiarkan Hakim angkat kaki dari rumahnya begitu saja.
"Biar Hakim sama Almira lebih mandiri."
Almira bahkan sampai menoleh ke Hakim karena laki-laki itu belum membicarakan ini dengannya.
"Nggak! Kamu harus tinggal di sini!" Kana tak setuju.
"Kalau gitu tolong terima Almira menjadi menantu Mama."
***
Cerita ini udah end guys, jadi tanganku tuh gatel banget pengen up terus wkwkwkw soalnya emang tinggal klik publish aja 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Halalkan Almira [Terbit✅]
SpiritualHakim tak pernah serius dalam hidupnya, sampai pertemuannya dengan seorang gadis bercadar membuat dunianya terusik. Sorot mata yang hampir tak pernah dilihatnya itu seperti candu, membuatnya ingin melihat lagi dan lagi. Pemilik Semesta ternyata ama...