15. Berduka Bersama

2.8K 301 33
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

'Manusia memang hanya bisa berencana, tapi Allah lah yang menentukan.'

Halalkan Almira

~Thierogiara

***

Seperti biasanya hari ini Hakim juga stanby di kafe, Hakim memantau kinerja para karyawan juga berapa banyak pengunjung yang datang. Selain itu Hakim juga memantau Hago yang entah kenapa hari ini dititipkan di rumahnya dan menangis meraung-raung saat Hakim berangkat kerja. Hakim memintanya dengan sangat untuk tetap tenang, memintanya dengan sangat agar tidak lasak di kafe, sekarang Hago benar-benar diam, asal dikasih makanan. Hakim tetap bersyukur dengan itu, paling tidak kepalanya jadi tidak pusing.

Hakim memperhatikan bocah empat tahun tersebut, Ago sahabat baiknya sudah memiliki anak sebesar ini bersama adiknya, dia kapan lagi? Ah  dia berpikir terlalu jauh, tampaknya Hakim harus fokus dengan masa depannya saat ini.

Tak lama Ago datang dan langsung mengambil alih anaknya. “Apa kabar lo?” tanya Ago dengan nada dinginnya.

“Lo masih marah sama gue?” tanya Hakim balik.

“Ya nggak! Udah takdir, gue Cuma nanya, apa kabar lo?” tanya Ago sekali lagi.

“Alhamdulillah,” jawab Hakim.

“Bagus deh, Hago nggak nakal kan di sini?” tanya Ago.

“Nggak, kalau dia nakal gue anterin pulang langsung,” jawab Hakim.

Ago mengangguk.”Udah ke makam Bhumi?” tanya Ago, sekarang hanya tinggal mereka berdua, Hakim harus lebih dewasa lagi.

“Udah, udah dua kali,” jawab Hakim.

“Jadi selanjutnya gimana?” tanya Ago.

“Ya nggak gimana-gimana,” jawab Hakim, Bhumi mungkin pergi, namun mereka harus tetap menjalani kehidupan kan?

“Almira?”

Hakim diam, dia tak mungkin berbahagia di atas meninggalnya Bhumi kan? Di atas kesedihan keluarga Bhumi kan?

Dia tak tahu bagaimana selanjutnya, dia tak memiliki rencana apa pun soal Almira, dia masih mencintai Almira, tapi Hakim merasa kalau sekarang dia belum harus berjuang. Bhumi baru saja pergi untuk selamanya, lagipula Hakim mungkin akan merasa bersalah dengan Bhumi.

“Nyadar nggak sih. Kemungkinan besar Almira jodoh lo, cuma jalannya aja yang nggak mulus,” ujar Ago.

Hakim masih diam, dia menghela napas, terlepas dari itu semua, Hakim enggan memikirkannya sekarang, dia masih berusaha untuk menikmati kedukaan, Hakim lebih memilih untuk mendoakan kebaikan bagi Bhumi, untuk Almira nanti Hakim akan pertimbangkan.

***

Almira datang ke kafe bersama Diro, Hakim yang semula mendampingi barista untuk mempersiapkan pesanan orang-orang langsung menghentikan keguiatannya. Dia bersalaman ala-ala cowok dengan Diro.

“Apa kabar lo?” tanya Hakim menarikkan kursi untuk Diro, dia juga melakukan hal yang sama untuk Almira.

“Alhamdulillah baik,” jawab Diro. “Lo gimana?” tanya Diro balik.

Halalkan Almira [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang