بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
'Sejatinya manusia akan selalu menyesal karena setiap langkah pasti ada konsekuensinya.'
Halalkan Almira
~Thierogiara
***
Hari kedua Hakim dan Dera di gunung.
"Jadi kita mau lanjut?" tanya Hakim.
Dera terdiam, mereka berdua tenngah duduk sanntai di depan tenda sambal menikmti rokok masing-masing.
"Gue sih terserah lo aja," kata Dera. "Kan yang patah hati lo, yang mau menikmati alam lo," lanjut Dera.
"Kau kita summit, turun bakal ketemu malem lagi," kata Hakim, mungkin gunung memang selalu menjadi tempat paling menyenangkan, namun Hakim bukan orang yang seberani itu juga.
Satu malam di Lawu sangat mencekam, apalagi mereka Cuma berdua.
"Lo nggak mau lihat edelweiss? Nggak mau foto di sabana?" tanya Dera, selalu sebelunm naik gunung pasti talking akun pendakian dahulu baru kemudian menandai spot foto yang kira-kira hasilnya bakal epik.
"Nggak mau ke warung mbok Yem? Warung tertinggi di Indonesia loh itu," lanjut Dera berusaha mempengaruhi Hakim, mereka sudah jauh-jauh, dulu Dera pernah naik Lawu namun gagal di pos 4 karena dia membawa serta pacarnya dan pacarnya merasa sudah tak mampu lagi saat itu.
"Emang lo berani?" tanya Hakim, masalahnya yang tadi malam itu sangat tidak masuk akal, dia meminta temani Dera untuk buang air kecil dan mendapati sosok Bhumi berdirI tak jauh darinya, karena Hakim sangat yakin kalau Bhumi tak ada di sana, maka dia menyimpulkan kalau mereka sedang diganggu Jin yang suka menyerupai manusia.
"Emang ada apa sih?" tanya Dera, memang Dera jauh lebih pemberani dari Hakim.
"Lo nggak denger suara tadi malem?" tanya Hakim, satu malaman Hakim merasa tidak tenang sebab mendengar suara langkah kaki juga auman.
"Ya denger, terus kenapa? Suara hutan Kim, kan lo juga udah biasa," ujar Dera.
"Perasaan gue nggak enak," ungkap Hakim akhirnya.
Dera tak menjawab, dia membuang punting rokoknya asal membuat Hakim yang kemudian mengutip punting rokok tersebut dan memasukkannya ke dalam kantung sampah yang ia bawa.
"Lo nggak kangen Mita?" tanya Hakim memancing, Mita adalah pacar Dera yang sudah dipacari hamper tujuh tahun.
"Gue kayaknya mau putus sama dia." Dera menatap kosong hamparan tanah di depannya.
"Kenapa?" tanya Hakim, hubungan yang sudah tujuh tahun tak mungkin berakhir begitu saja kan?
"Orang tue gue nggak setuju, orang tua dia nggak ngerestuin, Tuhan juga kayaknya nggak mau campur tangan hubungan kita," terang Dera, hubungannya dengan Mita memang sudah sulit sejak awal karena memang keyakinan mereka berbeda, orang tua Dera tak setuju kalau Dera masuk Islam, sementara kedua orang tua Mita tak merestui karena yakin kalau Dera tak akan bias menjadi imam yang baik untuk Mita.
"Berarti yang lari sekarang bukan cuma gue doang," kata Hakim.
"Makanya kita harus sampe puncak untuk ngebuktiin kalau kegalauan kita bukan sesuatu yang sia-sia," ujar Dera penuh harap, mereka hanya tinggal sedikit lagi.
"Lagian abang-abang yang ketemu kemarin pasti nge-cam di pos lima, kalua kita jalan sekarang mungkin bakal bias ketemu, nati turunnya baru bareng." Dera mengutarakan pemikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halalkan Almira [Terbit✅]
SpiritualHakim tak pernah serius dalam hidupnya, sampai pertemuannya dengan seorang gadis bercadar membuat dunianya terusik. Sorot mata yang hampir tak pernah dilihatnya itu seperti candu, membuatnya ingin melihat lagi dan lagi. Pemilik Semesta ternyata ama...