Hari ini, di kelas sedang ada jamkos. Dealova memilih untuk pergi ke rooftop sekolah untuk menenangkan diri sejenak.
"Shel, Zef. Gua mau ke rooftop dulu ya."
"Mau ngapain del." Tanya zefa
"Jangan bilang lo mau loncat dari atas rooftop." Ujar Shela
"Heh, mulut lo tuh di jaga ya Shel, gua masih waras nggak sinting kek lu, wlek." Kata Dealova sambil menjulurkan lidahnya.
"Tau nih Shela, kalo ngomong makin hari makin ngaco aja." Kata Zefa
"Ya maaf." Jawab Shela.
"Yaudah, gua duluan yah." Ujar Dealova
***
"Bahkan tak sedetikpun aku tidak memikirkanmu. Langit pagi yang cerah, tolong katakan pada mentari mu untuk selalu menerangi pandangan
Ku.""Salam hangat untuk mentari pagi."
- Dealova Orlin Natawijaya
Dealova hanya menatap langit cerah hari ini, dari atas rooftop dia bisa melihat pemandangan indah yang setidaknya mampu menenangkan kegundahan hatinya akhir-akhir ini. Tak pernah terlintas sebelumnya jika hari ini, di tempat ini, dia akan mengawali percakapan lama lagi.
Seseorang yang selalu ia nantikan, kini ada di hadapannya.
Hanya dengan mengucapkan "Hai."
Satu kata itu mampu membuatnya termenung seketika, mulutnya diam membisu tak dapat berkutik, hanya karena satu kata yang mampu membungkam suasana hatinya. "Ya Tuhan, tolong jangan membuatku mematung seketika juga."
Mulutnya seakan-akan terkunci, Dealova diam tak dapat berkata-kata. Ia hanya bisa diam seribu bahasa."Aku datang Delov, aku datang untuk kamu, karena bintang tidak akan pernah meninggalkan bulannya sendirian." Ujar Devan.
Dealova masih diam, tatapannya lurus kedepan. Ada banyak curahan yang harus ia ungkapkan. Dia sudah tidak bisa memendam apa yang ia rasakan, tapi mulut itu masih tetap diam terkunci oleh seribu kata yang menjerit dalam hatinya, siap untuk dilontarkan tapi tidak ada keberanian.
"Tatap aku del, kenapa kamu terus menghindar." Ujar Devan kecewa
Dealova mencoba untuk menenangkan dirinya, memberanikan diri untuk menatap orang di hadapannya."Devan, Devan, Devan." (suara lirih dealova menyebut nama devan berkali kali).
Dealova tidak bisa mengungkapkan apa yang ingin ia ungkapkan. Cukup! dia tidak bisa lebih lama berada di tempat ini, dia harus menjauh dari devan sebelum air matanya jatuh. Devan menahan tangan mungil Dealova, tapi dealova langsung menghempaskannya.
***
"Sampai kapan kamu akan terus menghindar, sementara rindu ini sudah tak wajar."
- Devan Zafran Gutomo
KAMU SEDANG MEMBACA
DEALOVA (TAMAT)
Teen Fiction"Hi you! welcome on this story, hope you enjoy this story and keep support for me as author. Hope you always happy and keep your health. So, lets reading Dealova and feel the love in every chapter. Thank you." - First story by nita_684 "Aku pergi bu...