" Aku selalu percaya akan sebuah takdir dan kamu adalah salah satu takdir terindah yang tuhan telah berikan,hanya saja tuhan menguji kita dengan sedikit cobaan,kita adalah kisah yang harus diselesaikan karena tuhan telah memberikan aku satu kesempatan "-Devan
***
Laki-laki itu masih terbaring ditempat tidurnya,sinar matahari yang menyorot masuk lewat celah jendela tak dihiraukannya,tubuhnya masih lelah ia butuh waktu untuk istirahat.Sampai alarm berbunyi,mengusik ketenangan tidurnya,dilihatnya jam alarm yang baru saja membangunkannya,jarum jam menunjukkan pukul 07.00,ia hampir melupakan sesuatu,hari ini ia harus menemui gadisnya.
Ia pun langsung pergi ke kamar mandi kemudian bersiap-siap untuk menemui Dealova.
***
Rumah keluarga Natawijaya
Gadis dengan rambut panjang itu tengah sibuk dengan kopernya,ia sedang memilah barang-barang yang akan ia bawa,ia juga tak lupa membawa foto keluarga dan album kenangan bersama sahabatnya.
"Woy",suara Bryan menghentikan aktivitasnya sejenak
"Apaan sih lu,ngagetin gua aja". Kata Dealova
"Kak,lo beneran nih jadi berangkat besok?". Kata Bryan
"Ya iyalah jadi,lo nggak liat nih gua udah packing barang". Kata Dealova
Bryan duduk disamping Dealova,dengan raut wajah yang tak seperti biasanya,kali ini terlihat jelas kesedihan di matanya.
Dealova mengusap rambut Bryan dan berkata dengan suara lirih,"Adik gua yang satu ini kenapa sih,kok sedih?".
Bryan menatap mata Dealova dalam,"Kak,maafin gua ya kalo selama ini gua nakal,gua nggak mau nurut sama lo,susah dibilangin,gua adik yang bandel,maaf ya kak". Kata Bryan
Dealova menangkup wajah lugu itu dengan kedua tangannya,"Satu hal yang lo harus tau Bryan,nggak ada kakak yang nggak maafin kesalahan adiknya,gua nggak pernah marah tuh sama kelakuan lo,karena rasa sayang seorang kakak ke adiknya itu bener-bener tulus dari hati".
Dealova tersenyum tipis kemudian merenggangkan tangannya dan disambut dengan pelukan Bryan.
Bryan tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya,air mata yang sedari tadi ia tahan tak bisa terbendung lagi ia menumpahkan semua isak tangisnya dalam dekapan sang kakak.
"Bryan,udah lo jangan sedih lagi,anak laki-laki itu harus kuat hatinya harus lebih kuat dari baja". Kata Dealova
"Gue bakal kangen banget sama lo kak,jaga diri baik-baik yah". Kata Bryan
Dealova tersenyum,"Iyah pasti,lo harus jaga mama sama papa juga yah,gua nitip mereka ke lo,buat mereka bahagia dan bangga sama lo biar suatu hari nanti lo juga bisa kuliah ke luar negeri".
Bryan mengangguk pelan mendengarkan nasihat kakaknya dengan cermat kali ini ia tidak cengengesan seperti biasanya,"Gue janji sama lo,gue bakal berusaha sekuat mungkin biar mama sama papa bangga punya gue,dan gue juga bakal ngikutin jejak lo buat kuliah ke luar negeri,gue janji dan gue bakal buktiin kak,gue sayang sama lo".
KAMU SEDANG MEMBACA
DEALOVA (TAMAT)
Teen Fiction"Hi you! welcome on this story, hope you enjoy this story and keep support for me as author. Hope you always happy and keep your health. So, lets reading Dealova and feel the love in every chapter. Thank you." - First story by nita_684 "Aku pergi bu...