"Nez! Nezuko!"
Cewek bermata merah muda itu ngehela nafas panjang. Oke, dia sekarang mulai muak. Jam pulang sekolah gini waktu dia mau nyamperin abangnya di koridor MIPA, malah ketemu setan alas yang terus manggilin dia dari tangga.
Sialan.
"Apa?" tanya Nezuko akhirnya, berhenti dan noleh.
Zenitsu ngehela nafas lega. Tadinya dia kira Nezuko pundung terus nggak mau ngomong sama dia. Untungnya sekarang cewek itu masih mau nengok. Cowok itu pun langsung lari kecil buat deketin Nezuko.
"Kamu tadi diapain sama Sophia?" tanya Zenitsu abis ngambil nafas.
Oh.
Iya sih, ya. Pasti nanyain si jablay itu. Nggak mungkin ngajakin pulang. Aduh bego, napa Nezuko jadi kegeeran gini dah? Udah gila, emang.
"Dicebokin." jawab Nezuko sekenanya. "Ya dilabrak, lah. Mau diapain lagi? Emang dia keliatan ngasih gue voucher McD?"
Zenitsu langsung diem.
Dia sadar ada nada kesel di ucapannya Nezuko. Makanya cowok itu sekararang cuma bisa garuk belakang kepalanya yang nggak gatel.
"Kalo kamu diapa-apain, bilang."
Nezuko diem bentar.
"Lo peduli sama gue?"
"Ngapain? Dan buat apa?"
"Lo bukan siapa-siapa gue, Kak. Gue bisa nyelesain masalah gue sendiri. Gak usah sok peduli."
Zenitsu dien.
Cowok itu mematung abis dengerin semua kalimat Nezuko. Batin Zenitsu bilang, Nezuko nggak cuma lagi ngusir dia dari hidupnya. Tapi juga lagi ngungkapin sebuah kekecewaan.
Tapi otak setengah waras Zenitsu nepis pemikiran itu. Zenitsu nggak mau naruh harapan ke adek kandung dari temen deketnya sendiri. Walau sebenernya, Zenitsu mulai berharap, Nezuko emang lagi ngungapin sebuah rasa kecewa.
Kecewa sama status mereka yang gak jelas.
***
Makan malam di keluarga Kamado berjalan kayak biasa. Papa di sebelah Bunda, dan Nezuko di sebelah Tanjirou. Mereka berempat menuhin meja persegi itu.
Ruang makan mereka hening. Nggak ada suara bacotan kecuali suara sendok garpu di atas piring. Udah itu doang. Sisanya nggak ada yang buka mulut. Dan nggak ada yang aneh. Karena memang biasanya begitu.
Sampe Tanjirou tiba-tiba nyeletuk.
"Dek, Abang udah denger tadi yang di sekolah."
Sekarang semua anggota keluarga diem. Baik Papa, Bunda, dan Nezuko sendiri pun natap Tanjirou dengan sorot yang meminta penjelasan lebih.
"Bener kamu dilabrak sama Sophia?" lanjut Tanjirou.
Nezuko cuma ngehela nafas pendek, sambil lanjut ngambil sayur bayem. Dilabrak itu bukan hal baru kok, buat Nezuko. Dia udah sering dilabrak sama adek kelas sampe kakak kelas dari SMP. Jadi dia udah terbiasa.
Ya gimana lagi, orang cowok liat Nezuko lewat doang udah kepincut. Dan parahnya, banyak dari mereka udah punya pacar. Makanya Nezuko muak sama mahluk yang namanya 'laki-laki'.
"Dek—"
"I won't take it serious, Bunda." jawab Nezuko cepat begitu Bunda yang buka mulut. "Haters dimana-mana, udah biasa aku. Bukan hal yang baru lagi, lah. Lagi pula kalo ada apa-apa, Kak Tanjirou kan ada di sekolah."
Sekarang giliran Bunda yang natap Tanjirou. Sedangkan Tanjirou sendiri masih natap lurus sama adeknya.
Oke lah, Nezuko udah sering ngadepin yang kayak begituan. Tapi kan, tetep aja mereka khawatir. Belum lagi Nezuko itu anak perempuan paling kecil di keluarga Kamado. Gimana nggak pusing, coba.
"Kalo ada apa-apa, bilang, Nezuko." kata Papa.
Nezuko cuma ngangguk sambil nelen sayur bayem buatan Bunda.
Papa, Bunda, Abang, kalo sekiranya nggak terlalu lancang, Nezuko sebenernya cuma pengen ngomong kalo dia kecewa.
Dia kecewa karena setelah dia berhasil nerima kehadiran seseorang di orbit hidupnya, selalu aja ada yang bikin Nezuko harus kembali asing. Dan ini untuk kesekian kalinya. Tapi di titik ini, Nezuko kecewa cukup dalam.
Nggak tau kenapa.
Pikiran jernih Nezuko nolak keras kalo dia mulai nyaman sama eksistensi seorang Zenitsu Agatsuma. Tapi Nezuko jelas bukan cowok. Hatinya lebih jalan dari pada otaknya. Nezuko tahu, sejak dianter ke toko buku, Nezuko udah jatuh.
Jatuh ke seorang Zenitsu Agatsuma.
Jatuh ke Zenitsu yang nggak pernah bisa marah ke Nezuko. Jatuh ke Zenitsu yang selalu aja dekil dan nggak jelas. Jatuh ke Zenitsu yang senyumannya lebih hangat dari bunga matahari. Jauh ke Zenitsu yang selalu punya cara buat nanggepin penolakkannya Nezuko.
Nezuko jadi inget, Zenitsu pernah bilang di parkiran.
"Hari ini ngatain, awas ya kalo besok suka sama aku."
Presetan soal perlakuan manis yang Nezuko dapat dari cowok brengsek kayak Zenitsu. Karena sejak mereka pulang dari toko buku, cowok berambut kuning itu udah menuhin isi kepala Nezuko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin | Zenezu✔️
FanfictionSiluman Buaya tiba-tiba tobat, anugrah atau musibah sih? Zenitsu Agatsuma dikenal sebagai cowok ganjen bin begajulan yang hobinya godain cewek. Tapi entah sejak kapan, cowok itu sudah tidak terlihat mendekati perempuan lagi. Tidak ada lagi gombalan...