Chapter 13: Baper sampe mencret

629 126 11
                                    


Abis ngelewatin perdebatan panjang sampe bel istirahat bunyi, Zenitsu dan Misturugi akhirnya duduk berhadapan di salah satu meja kantin. Di kelas, sudah ada es teh di depan meja mereka.

"Serius nih gue," Zenitsu berdeham. "Gue naksir sama Nezuko. Seriusan, kali ini bukan cuma interesting doang."

Mitsurugi menaikkan alis sambil meneguk es tehnya. Ia menatap Zenitsu sejenak, lalu menghela nafas pendek. "Lo tau kan Nezuko adeknya Tanjidor?"

"Gak usah ditanya kalo soal itu,"

"Nah bagus." Mitsurugi tersenyum puas. "Lo tau sendiri, gue waktu gangguin Kagumi aja, Kazuma udah musuhin gue setengah mampus. Apalagi lo kalo sampe naksir beneran sama Nezuko."

"Nah masalahnya itu." 

Zenitsu diem sambil megangin dagunya. Sementara Mitsurugi sekarang mulai tertarik sama curhatan Zenitsu.

"Tapi serius ya, Bang. Gue tuh ngerasa kayak udah klop banget sama dia. Ya gimana sih, Bang. Lo paham sendiri. Cuma Nezuko yang masih bisa nolak tapi gak nyakitin."

"Nolak gimana?" dahi Misturugi berkerut.

"Ya gitu. Kalo cewek lain kan gue godain mau-mau aja. Tapi si Nezuko itu nggak. Dia kayak udah katham banget sama buaya."

Misturugi ngangguk paham. "Trus?"

Zenitsu ngehala nafas panjang. Cowok itu jambak rambut rambutnya sendiri, frustasi. "Tau ah, anjir. Gue nggak nyangka aja makin lama rasanya makin klop sama Nezuko."

"Terus lo mau gimana? Nembak Nezuko, gitu?"

"Yah, boro-boro anjir. Dia hati aja nggak punya, apalagi rasa ke gue."

"Alah kata siapa," elak Misturugi cepat. "Yang namanya cinta itu ya butuh waktu. Gak hari ini ya besok. Ga besok ya lusa. Gak lusa ya—"

"Bodo, anjir." Zenitsu berdiri terus ninggalin kantin.

"Ck!" Misturugi langsung ngedecak. "Lo gak bisa sembarangan ngomong kalo lo klop sama orang. Kalo lo udah klop, artinya ya lo bakal stay sama satu orang itu. Gak ada lagi mainin cewek."

Zenitsu berhentiin langkahnya bentar.

Cowok itu gigit bibirnya. Mitsurugi ada benernya juga, sih. Tapi apa Zenitsu bisa berhenti? Semudah itu? Bahkan saat semua orang di sekolah udah ngelabelin dia jadi 'siluman buaya'? 

Zenitsu ngehela nafas panjang, terus lanjut jalan.


"Eh, Nezuko?"


Cewek yang papasan sama Zenitsu itu keliatan agak kaget. Pas baru mau buka mulut, Zenitsu udah nyamber pertanyaan aja.

"Gak bareng Hannah?"

"Hannah diapelin Kak Inosuke." jawab Nezuko cepat. "Lo abis dari mana? Kantin, ya? Wah, abis minta pelet dari Kak Mitsu, kan?"

"Enak aja kamu. Aku abis dari kopsis, nyari kaus kaki." elak Zenitsu bohong. "Kamu mau ke kantin? Ayo bareng."

Belum sempat menyahut, Zenitsu sudah menarik tangan Nezuko. 

Kali ini Nezuko gak ngelak. Nezuko cuma bisa ngerjap-ngerjap sambil berusaha ngendaliiin degupan jantungnya. Seneng aja gitu, bareng Zenitsu. Jadi Nezuko ngebiarin Zenitsu ngebawa dia ke kantin. Dan di kantin Mang Ibin, dua remaja itu akhirnya ngantri.

"Bakso, siomay, or batagor?" tanya Zenitsu.

"Siomay," Nezuko menyengir lebar. "Bayarin tapi."

Zenitsu tersenyum tipis, lalu mengangguk.

Nezuko jadi terpana. Jadi akhirnya cewek itu bener-bener ngerasain rasanya kagum dengan senyuman seseorang, menyayangi karena bahagianya. Aduh bego banget, masa sama Zenitsu juga, sih? Kayak gak ada orang lain aja.

Sebagai anak kesayangan Mang Ibin, Zenitsu langsung masuk. Cowok itu mesen beberapa makanan, terus ngasih selembar duit warna hijau sebelum dia pergi. Bareng Nezuko, dua remaja itu langsung milih tempat duduk dan duduk berhadapan dengan batas meja kantin.

"Kamu suka siomay?" tanya Zenitsu.

"Suka sama elo juga."

"Hah?"


Nezuko langsung ngakak sejadi-jadinya. Zenitsu gulum bibirnya, terus garuk belakang kepalanya yang gak gatel. 

Diem-diem, Zenitsu ngumpat dalam hati. Dia malu gara-gara udah ngarep duluan. Padahal ya Nezuko kan gak mungkin serius.

"Baper ya lo?" goda Nezuko.

"Apaan sih, enggak." elak Zenitsu sambil ngasih sambel ke mangkok baksonya sendiri. "Eh, ini gak gratis loh."

Alis Nezuko langsung berkerut, jemarinya langsung menyentil tangan Zenitsu. "Apaan sih lo, siomay doang. Pelit amat, heran."

Zenitsu cuma senyum tipis sambil ngembaliin sambel ke tempatnya. "Nanti sore, gue jemput."

Nezuko muter bola matanya males. "Napa? Mau dagang siomay?"

Zenitsu ngakak pelan sambil ngaduk baksonya. Nezuko nggak tahu sebelah mana yang lucu. Nezuko emang gak ngelawak, tapi emang dia kesel aja.


"Nggak. Kali ini kita nge-date."



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bucin | Zenezu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang