Chapter 17: Menyerah

576 116 30
                                    


Nilai jeblok di matematika wajib itu mimpi buruk buat Nezuko.

Dan sialnya, pagi tadi dia harus dapet nilai 5 di ulangan matematika tadi. Salahin aja gurunya yang tiba-tiba ngadain ulangan. Tapi salahin Nezuko juga yang masih pusing sama akun julid sekolah itu.

Soal nilai jeblok sih, bukan siapa yang bakal marah. Tapi pengaruhnya ke harga diri Nezuko sendiri. Belum lagi, kebanyakan keluarga Kamado itu kalo ga jadi profesor ya jadi tenaga medis. Dan pasti mahacerdas, jadi malu dong Nezuko kalo sampe nilainya jeblok.

Oke, skip soal nilai sekarang.

Begitu bel bunyi, Nezuko nekat nyari Zenitsu sendirian. Tempat pertama yang jadi sasaran Nezuko ya kantin. Soalnya aligator macam dia gak bakal betah ngedekem di kelas apalagi perpustakaan.

Cewek itu yakin pasti Zenitsu tahu soal akun lambe turah sekolah. Kalau pun enggak, Nezuko harap Zenitsu bisa tahu langkah apa yang harus dia ambil setelahnya. Minimal ya, moga-moga aja postingan itu bisa dihapus.

Dan waktu itu lah Nezuko ketemu Zenitsu.

Zenitsu yang lagi ditempelin lintah.

Serius. Waktu Nezuko mau ngelampiasin amarah dan kebingungannya, Zenitsu malah enak-enakan sama janda. Muak banget liatnya. Rasa muak itu bikin Nezuko mematung sebentar, sebelum irisnya tuburukan sama mata Zenitsu.

Dan gini jadinya mereka sekarang.

Nezuko yang ninggalin kantin, dan Zenitsu ngejar Nezuko di belakang.

"Nez!"
"Nezuko!"
"Nezuko Kamado!"

Nezuko tetep gak noleh atau pun berhenti. Emosi ngebawa Nezuko buat nyari tempat yang sepi. Nezuko cuma pengen menyendiri sekarang. Muak banget sama tatapan semua orang. Apalagi waktu Zenitsu ngejar dia gini.

"Nez! Dengerin aku!"

Zenitsu tiba-tiba udah berdiri di depan Nezuko. Dua tangannya megang tangan Nezuko. Dan di saat yang sama, Nezuko langsung nepis tangan cowok itu.

"MINGGIR! GUE GAK MAU LIAT LO LAGI!!"

"Dengerin dulu, Nez! Aku bisa jelasin!"

"Apa lagi yang harus lo jelasin ketika gue udah liat semuanya!?" 

Bentakan Nezuko terakhir bikin semua orang berhenti. Mereka ngeliatin dua remaja yang adu mulut di lorong kantin itu. Zenitsu sama Nezuko udah biasa kok, jadi pusat perhatian. Tapi kalo gini caranya ya Zenitsu malu sendiri.

Cowok itu langsung narik Nezuko ke gerbang belakang sekolah. Biasanya anak-anak yang mau bolos lewat sini. Tapi karena sepi, gak apa-apa lah buat debat di sini.

"Lepasin gue gak!?"

"Iya, iya. Ini di lepas," kata Zenitsu begitu mereka sampe. "Sekarang aku jelasi—"

"Gue gak mau dengar." potong Nezuko tegas. "Gue tuh lupa, lo itu Kak Zeni. Cowok yang mulutnya isinya bullshit semua, sampe gue gak bisa bedain mana yang modus, mana yang tulus. Eh gue lupa, mana bisa lo tulus? Emang lo punya hati?"

"Maksudnya apa?" tanya Zenitsu datar. "Ulangi."

"Kenapa? Tersinggung lo?"

Zenitsu ngehela nafas berat. Dia mainin lidahnya di dalam mulut, berusaha keras buat nahan emosi. Emang sehina itu dia? Semua orang bilang dia gak punya hati karena suka mainin cewek, loncat sana-sini. 

Orang-orang juga kadang lupa kalo Zenitsu bisa tersinggung. Bahkan gak ada yang tahu kalo di balik senyuman cerahnya, hati Zenitsu kosong melompong. Jiwa raga.

"Gue lagi pusing, uring-uringan, panik, gue nyari elo. Terus lo enak-enakan sama itu tante satu." Nezuko nahan nafas, berusaha nahan matanya yang menghangat. "Lo tau egois? Ya elo itu!" lanjut cewek itu sambil dorong bahu Zenitsu.

"Lo panik kenapa?"

"Apanya yang kenapa, masa lo gak tau!?"

"Ya emang gue gak tau. Makanya kasih tau."

"Kita masuk akun Instagram julid sekolah, bodoh! Gimana gue gak panik!? Gimana gue gak malu!? Lo mah, gak punya muka. Makanya ada skandal di sekolah ini lo gak mikir sama sekali."

"Kata siapa gue gak mikir!?" tanya Zenitsu mulai naik pitam. "Semua orang nyindir gue. Lo pun sekarang bentak-bentak gue. Gimana gue gak mikir? Emangnya lo tau apa?"

Nezuko auto kicep.

Kalimat terakhir Zenitsu bikin Nezuko kehilangan bahan buat ngelawan. Bahkan cowok itu udah gak pake aku-kamu. 

Nezuko nunduk sambil ngepalin tangannya. Jelas cewek itu masih emosi. Dia ngehela nafas panjang. 


"Udah lah, kita selesai aja."


Zenitsu ngerutin dahi. "Maksudnya?"

"Ya selesai." sahut Nezuko singkat. "Kita gak usah deket lagi."

"Emang lo kira antara kita ada yang spesial?" 

Nezuko kaget dikit. Tapi cewek itu masih gak dongak. Dia masih nunduk. Sekarang cewek itu ngepalin tangannya lagi. Gak nyangka Zenitsu bisa nyerang dia pake kata-kata itu.


"Jawab gue, Nez." 


"Jangan... bikin gue berharap."


"Gue mau tau kalo lo marah ke gue gini karena lo cemburu, bukan cuma uring-uringan."


Iris Nezuko gemetar.

Semua kalimat Zenitsu berhasil bikin Nezuko bungkam. Tapi kali ini, Nezuko gak mau goyah. Cewek itu akhirnya beraniin diri buat natap Zenitsu, terus nyeringai remeh.


"Baper lo?"


"Noob."


Nezuko langsung balikin badannya terus ninggalin Zenitsu yang matung di tempat. Tanpa Zenitsu tahu, air mata Nezuko akhirnya jatuh. Tapi cewek itu langsung ngehapus air matanya. Gak, dia gak mau kelihatan lemah.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A/n:

AKU SUKA KERIBUTAN HAHAHAHAHA

Bucin | Zenezu✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang