Ini jam pulang sekolah, dan Nezuko masih duduk di bangkunya.
Cewek itu menunggu kakaknya yang akan menghampiri kelasnya di pulang sekolah begini, niatnya agar mudah ketemu dan tidak pusing mencari lagi. Minggu ini mamang sudah jadwal Tanjirou untuk mengantarkan Nezuko mencari novel baru.
Tapi sudah sejak 2 jam lalu, Tanjirou bahkan tak pernah membalas pesannya.
Apa cowok itu mematikan ponselnya sejak pelajaran ya?
Menyebalkan.
"Kenapa, Nez?" tanya Hannah melihat raut murung Nezuko.
Hannah memang sengaja masih di kelas. Bukan sekedar menemani Nezuko, tapi Inosuke juga akan menjemputnya kemari. Jadi sekalian saja, kan.
"Abang aku belum jawab. HPnya mati sejak 2 jam lalu, kalo mau ke kelasnya takut malah nggak ketemu. Kan biasanya dia yang nyampe—"
Tok tok tok
"Punten, goput."
Dua cewek itu menoleh ke arah suara, dan mendapati dua cowok yang berdiri di depan pintu kelas mereka. Satu cowok dengan surai pirang mengetuk pintu, dengan senyuman lebarnya, ia masuk ke dalam kelas dan diikuti oleh cowok dibelakangnya.
"Ayo, Nez. Mau ke toko buku, kan?"
Itu Zenitsu.
Nezuko mengerutkan kening. Memang di sebelah Zenitsu itu ada Inosuke, artinya dua cowok itu memang sudah bersiap untuk pulang juga. Tapi Nezuko heran kenapa yang muncul itu bukan kakaknya?
"Kak Tanjirou mana?" tanya cewek itu.
"Oh, Abangmu ada kumpul anak olim di TU. Dia minta tolong aku yang anterin kamu, soalnya urusannya bakal lama kalo udah menyangkut olim, kamu tau sendiri." jawab Zenitsu menjelaskan.
Nezuko mengendus sebal. "Terus kok chat gue belum di bales?"
"Loh, aku kira kamu tau kalo HPnya Tanjirou abis batre." sahut Zenitsu dengan dua alis terangkat.
Nezuko memutar bola matanya malas sebelum mengendus sebal. "Ya udah deh, yang ada aja." sahut Nezuko pasrah.
"Gitu dong," Zenitsu tersenyum lebar, lalu segera menggandeng tangan Nezuko. "Ayo."
Nezuko hanya tersenyum kecut. Dua manusia itu segera meninggalkan kelas X-B bersama dengan Hannah dan Inosuke.
Sesampainya mereka di parkiran, Zenitsu dan Inosuke berpamitan satu sama lain. Tentu karena arah yang akan mereka tempuh berbeda. Kalau sama, pasti dua cowok alay itu sudah berdempetan kesana kemari.
"Buru naik, nggak usah senyum. Hatiku lemah," goda Zenitsu.
"Apa sih, gigi dugong."
Zenitsu kembali terkekeh. Sejak kejadian fotokopi kemarin, Zenitsu memang lebih receh. Kalau lihat Nezuko, bawaannya pengen ketawa. Nggak paham lagi deh.
"Mau ke toko buku dulu atau ke KUA?" tanya Zenitsu sembari menjalankan motornya meninggalkan lingkungan sekolah.
"Ke TPA aja dulu, gue mau menaruh elu pada tempatnya."
"Babi," Zenitsu mengumpat pelan. Seumur-umur nggak ada cewek yang pernah menjelekkan cowok itu. Zenitsu sadar, Nezuko memang berbeda.
"Hari ini ngatain, awas ya kalo besok suka sama aku."
"Mimpi," jawab Nezuko singkat.
Zenitsu hanya tersenyum getir. Sial, kali ini dia ditolak. Padahal cewek gila mana sih yang mau menolak cowok seperhatian Zenitsu? Sial.
Zenitsu jadi tertantang.
Awas saja sampai Nezuko baper.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin | Zenezu✔️
Fiksi PenggemarSiluman Buaya tiba-tiba tobat, anugrah atau musibah sih? Zenitsu Agatsuma dikenal sebagai cowok ganjen bin begajulan yang hobinya godain cewek. Tapi entah sejak kapan, cowok itu sudah tidak terlihat mendekati perempuan lagi. Tidak ada lagi gombalan...