Rejected

608 43 2
                                    

Harry POV

Sudah satu minggu setelah sidang keduaku dilaksanakan. Aku sekarang benar-benar bebas karena tidak terikat dengan wanita itu lagi dan itu berarti aku akan menikahi Sheryl. Ku genggam bahagia surat pernyataan duda ku yang selama ini kutunggu-tunggu. Ini adalah kabar baik kedua setelah kehamilan Sheryl.

Sheryl sudah tidak lagi beraktivitas diatas ranjang. Ia mengeluh bosan dan selalu membantah ucapanku agar ia tetap berada di atas ranjang. Sekarang tubuhnya kembali bugar, bahkan sedikit berisi dari pada sebelumnya. Kakinya selalu melangkah kemanapun ia suka dan aku bersyukur dokter mengatakan jika bayinya baik-baik saja.

Ku lihat dirinya berada di dekat ibuku ketika aku baru pulang dari mengambil surat pernyataan duda ku. Mereka tengah mentertawakan sesuatu dengan Sheryl yang masih selalu mengunyah anggur. Sekarang ia bisa makan banyak dan juga jarang mual. Kurasa anak kami sudah berkompromi dengannya dan membuat mommy nya tidak tersiksa lagi seperti dulu. Bahkan sekarang ia bisa menyantap nasi dan juga lauk pauknya tanpa merasa mual.

"Apa yang kalian tertawakan?" Tanyaku bergabung dengan mereka dan meletakkan suratku diatas meja.

"Kau." Balas Sheryl lalu tertawa menunjukkan fotoku ketika masih berumur lima tahun.

"Kenapa? Itu terlihat tampan dimataku?"

"Lihat celanamu! Kau kecepirit!" Sheryl tertawa puas mengelus perutnya sendiri. Aku tidak masalah menjadi bahan tertawaannya asalkan ia bahagia. Aku sungguh secinta itu padanya.

"Itu pola celana, sweetie. Kau mana tau trend jaman itu." Elakku.

"Tidak ada pola celana bewarna coklat dan memanjang seperti ini, Harry." Sheryl terkekeh menghapus air mata di sudut matanya membuatku ikut terkekeh dan melirik ibuku yang hanya tersenyum lebar menatap kami berdua.

"Apa lagi mom yang kau punya?" Mom ? Sejak kapan Sheryl memanggil ibuku seperti itu? Aku bahkan baru menyadarinya sekarang setelah berminggu-minggu keduanya terlihat sangat akrab. Biasanya Sheryl akan memanggil Anne saja, bukan mom. Sungguh ini perubahan yang dahsyat bukan?

"Hanya itu aib yang kupunya, sayang. Harry sudah membakar semuanya setelah ia mendapati foto itu masih kusimpan. Hanya ini yang tersisa."

"Yah, sayang sekali." Celetuk Sheryl menggodaku.

"Berhenti mencari celah untuk mengejekku, sweetie. Aku ini pria tampan yang tidak memiliki sisi jelek."

Sheryl mencebikkan bibirnya melempariku dengan anggur yang sedang ia makan. Kemudian tatapannya jatuh pada amplop coklat yang ada di atas meja. "Apa itu?" Tanyanya penasaran.

"Surat cinta dari pengadilan. Aku sudah resmi bercerai dengan mantan istriku dan siap menikahimu."

Sheryl hanya meresponnya dengan mengangguk, kepalanya tetap fokus dengan mangkok buahnya. Ia terlihat tidak terkejut bahkan senang sekalipun. Apa yang sedang ada di otak cantiknya itu huh? Senang sekali membuatku penasaran.

"Jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" Tanya ibuku antusias.

"Satu hari sebelum ulang tahun Harry. Aku tidak tau kapan itu." Geeez, jujur sekali mulut kecilnya itu?

"Itu dua minggu lagi, sayang. Akhirnya kau akan menjadi menantuku yang sesungguhnya!" Ibuku terlalu excited, dia memeluk Sheryl gemas mengecupi pipinya seperti anaknya sendiri. Baiklah aku sedikit terlupakan disini.

"Mom akan menyiapkan segalanya. Kau ingin menikah dimana? Gedung?"

"Jangan terlalu mengundang banyak orang mom. Sheryl masih belum kuat berdiri lama, mungkin di altar saja cukup."

Racing (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang