She's Back

480 35 1
                                        

'Bertahanlah, sayang. Bertahanlah disini. Bersama ku.'

'Tetaplah disini,'

'Aku suamimu, Sheryl. Berjuanglah untukku.'

'Sheryl jangan pergi dengan orang tuamu, tetaplah disini.'

'Kumohon Sheryl.'

'Sheryl please... Stay here. Stay with me.'

Aku menatap Harry dengan iba, air matanya kemudian menetes memohonku untuk tetap tinggal bersamanya. Ia seperti sedang berada di ujung ruangan yang tidak bisa lagi melangkah bahkan mendekatiku. Aku ingin menghampirinya namun entah kenapa hari semakin gelap.

Aku tentu harus kembali ke orang tuaku jika seperti itu. Tapi bagaimana dengan Harry?

"Mom, dad. Dia Harry suamiku. Aku sudah pernah mengatakannya pada kalian, kenapa kalian menyuruhku untuk menjauhinya?" Tanyaku tidak mengerti.

"Sheryl, dia bukan suamimu nak. Ikutlah dengan kami. Aku bisa mengembalikanmu padanya." Ujar ibuku tersenyum manis.

"Sheryl, orang tuamu sudah tiada. Tolong, jangan ikut dengan mereka Sheryl." Balas Harry masih memohon menatapku. "Tetaplah disini bersamaku."

"Haryy--"

"Sheryl, tidak ada waktu lagi! Ayo ikut dengan kami."

"Sheryl aku mohon!" Harry berteriak menghentikan langkahku yang hendak menghampiri ibuku.

"Jangan menghalangi anakku!" Teriak ayahku.

"Sheryl! Please! They are not your parents!"

"Sheryl, jangan hiraukan laki-laki itu! Kemarilah!"

"Sheryl....."

Aku bergantian menatap ketiga orang yang sedang memperebutkan aku secara gamblang. Aku tidak tau mana yang harus kupilih. Harry atau orang tuaku. Ucapan mereka terlihat begitu meyakinkan. Harry terus memohon, orang tuaku terus memanggilku membuatku tidak tau dan malah bingung sendiri.

Siapa yang benar disini?

"Sheryl!" Itu suara lain. Aku menoleh menatap Zayn dengan ayah dan ibuku. Ia tersenyum memberikan aku sebuah cincin dengan huruf S yang terukir. "Inikah yang kau minta dulu?"

Senyumku terukir begitu cepat. Tanpa basa basi lagi aku berjalan meninggalkan Harry menemui kedua orang tuaku dan Zayn. Aku meraih cincin yang ia pamerkan padaku lalu memakainya di jari manis kananku. "Ini cincin pernikahan mommy." Ujarku memeluk ibuku.

"Yeah, itu cincin milikku." Kekeh ibuku mengecup keningku lama. Ia menatapku dengan senyum tulusnya lalu menggandengku untuk pergi.

"Sheryl!! I'm begging you!!" Jerit Harry.

Aku menoleh menatapnya memukul-mukul kaca di hadapannya. Perbatasan itu sekarang terlihat jelas dari sini, kaca besar yang tidak berujung dengan Harry di dalamnya.

"Mom--"

"Look! Siapa disana?" Teriak Zayn menunjuk seorang gadis cantik yang duduk di atas motornya.

"Siapa dia?" Tanyaku pada Zayn yang perlahan membawaku menjauh. Ia merangkulku mengalihkan perhatianku dari Harry yang perlahan suaranya mulai menghilang.

"Dia kekasihku. Cantik?" Tanyanya.

"Ya. Terlihat keren." Kagumku padanya. Ia tidak melihatku hanya diam menatap lurus.

Tiba tiba entah dari mana datang kuda putih tanpa pemilik. Ia mendatangi kami membuatku terpana saat itu juga. Kuda itu terlihat jinak, Zayn mendekatinya lalu mengelus moncongnya. "Naiklah." Ujarnya padaku.

Racing (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang