Nadine

728 39 0
                                    

Sudah hampir satu bulan lamanya Hannah mengorek informasi tentang gadis yang sekarang tengah bersama dengan Harry, namun hasilnya selalu nihil. Minimnya informasi yang dia miliki membuatnya kesusahan untuk menanyakan tentang gadis itu. Ia hampir saja frustasi jika anak dari tetangganya tidak datang dan mengetahui siapa gadis yang ada difoto itu.

"Kau yakin nama gadis ini Sheryl?" Tanya Hannah pada tetangganya Nadine.

"Ya, dia adalah sahabat baikku. Tentu aku mengenali wajahnya. Lagi pula apakah bibi mencarinya?" Balas Nadine mengambil cookies yang Hannah sediakan.

"Ya, Nadine. Bibi sedang mencarinya. Apa kau tau alamat rumahnya?" Hannah berbicara dengan semangat yang berkobar. Akhirnya setelah sekian minggu perjalanannya berakhir juga. Ia akan segera menuntaskan gadis itu secepat mungkin agar Harry kembali ke pelukannya, kerumah dimana ia seharusnya berada.

"Uhmm, aku tidak mengingat alamat rumahnya. Tapi setahuku dia tinggal bersama kakak tirinya, di ujung kota sana."

"Kau sepertinya mengetahui banyak tentang Sheryl? Apa kau mau berbagi cerita denganku?"

"Untuk apa? Maksudku kenapa bibi sangat penasaran dengannya? Dia hanya gadis biasa yang sedikit kurang beruntung di hidupnya."

"Bibi hanya ingin membantu sedikit, Nadine."

"Oh, namanya Sheryl Malik. Ayah ibunya sudah tiada dan sekarang hidup bersama kakak tirinya. Sudah itu saja yang aku tau."

"Apa? Bukankah kau mengatakan jika ia adalah sahabatmu?"

"Dia cukup tertutup sebagai sahabat, Bi. Aku mengetahui kesehariannya tapi untuk masalah hidupnya ia jarang berbagi cerita."

Hannah mengangguk mengerti, setidaknya ia tau nama belakang gadis itu dan dengan mudah dirinya harus mencari tau secepatnya. Atau mungkin sekarang ia akan melabrak wanita itu, oh tidak, mungkin membocorkan kelakuan gadis kecil itu ke kakaknya adalah hal yang mengasikkan. Mungkin Malik belum tau jika kelakuan adiknya seperti pelacur yang siap merebut siapa saja.

"Baiklah, Bibi sangat berterimakasih padamu karena kau telah mengatakan sedikit tentang sahabatmu, Nadine. Bibi harap bibi bisa membantunya lebih."

"Sama sama, Bi. Bisakah aku membawa pulang cookies ini?"

oOo

Sheryl POV

Kurasa akhir akhir ini mood ku meningkat karena Harry kerap membelikanku makanan makanan enak selagi kami pergi berlibur walaupun hanya ke kota sebrang. Ia mengajakku piknik kecil-kecilan untuk merayakan kelulusanku, ya. Aku memang sudah lulus beberapa hari yang lalu. Aku juga sudah mendaftar di universitas favoritku berkat uang dari Harry. Rasanya senang sekali.

"Kau mau bersepeda?" Tawar Harry melirik satu buah sepeda di pinggir jalan.

"Kau tidak akan kuat memboncengku." Ledekku.

"Kau meremehkan ototku?!" Harry menyibak lengannya, memamerkan muscle yang ia miliki.

"Kecil." Remehku membuatnya kesal. Aku tertawa melihatnya yang kesal namun sesegera mungkin ia menarik leherku dan menculikku ke arah sepeda. Ia menyewa satu sepeda dan memaksaku untuk berbonceng di belakangnya. Tidak masalah, selagi ia yang mengayuh maka aku mengiyakan ucapannya saja.

Harry mengayuh sepeda kami mengikuti GPS yang sudah ia pasang di kemudi depan. Sesekali tangannya mencari tanganku yang mengambil gambarku sendiri untuk di lilitkan di perutnya. "Jangan sampai kau jatuh, Sheryl!" Ucapnya mulai dongkol denganku.

Aku lantas menyimpan ponselku ke tas dan merenggut sisi kanan kiri bajunya. Sebaiknya aku tidak membuatnya semakin marah dan mengacaukan piknik kami. Masih ada satu hari lagi yang tersisa, sayang jika harus di lalui dengan kemarahannya.

Racing (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang