"Mereka sedang mencari tau." Seseorang muncul dengan beberapa foto di tangannya, menunjukkan Zayn tengah berbincang dengan ibu hamil dan anak kecil di teras rumah. Ia membanting diri di depan seorang pria bertumbuh sedikit gempal yang tengah menghisap cerutunya. Keduanya bertatapan dengan keadaan mata yang berbeda. Mata biru itu seolah menunjukkan senjata yang sudah terisi peluru yang bisa digunakan kapan saja, sedangkan mata abu-abu yang lain menunjukkan kebencian yang mendarah daging.
"Apa dia sudah mendapatkan informasi yang menarik?" Tanyanya menyulut wajah Zayn dengan cerutu miliknya.
"Kurasa tidak banyak informasi yang dia dapatkan. Wanita itu tidak tau apa-apa."
"Jika dia merepotkan kalian, bunuh saja mereka."
"Kau tega membunuh wanita yang sedang hamil tua?" Tanya pria si mata biru.
"Kenapa tidak? Membunuh gadis saja aku tega." Balasnya ringan. "Jika dia membahayakan nyawa kalian, singkirkan. Aku tidak mau berurusan panjang."
"Baiklah Dad, jika itu kemauanmu."
*
Zayn POV
"Periksa catatan rekening ini. Dari siapa ia mengalir dan kapan di cairkan." Aku berikan satu buku rekening yang kudapatkan dari wanita hamil tadi ke salah satu polisi yang berjaga di rumah Harry. Untuk sementara mereka menggunakan rumah Harry sebagai markas, ayahnya memberi ijin. Lagi pula Harry sedang fokus pada Sheryl sekarang, ia tidak mungkin pulang ke rumah dan mendapati rumahnya penuh dengan barang-barang polisi.
Kami tidak membutuhkan bantuan dari bank yang hanya akan memperlambat semuanya. Salah satu peretas telah masuk bergabung dan menyamar menjadi polisi untuk membantu kami menyusut kasus ini. Ayah Harry memiliki koneksi dengan semua orang, bahkan peretas sepertinya. Aku harus mulai mengakrabkan diri dan berbagi bisnis dengannya.
"Bagaimana ponselnya?" Tanyaku pada seseorang polisi yang jauh lebih muda dariku.
"Tidak ada pesan ataupun panggilan yang mengarah ke orang luar, Tuan. Hanya panggilan dari tempatnya bekerja saja, sesekali dari istrinya yang menginginkannya pulang lebih cepat." Balasnya menunjukkan catatan suara yang kami peroleh dari ponsel David.
"Cctv?" Tanyaku ke orang yang lain.
"Cctv memantau dua orang dengan masker berbincang dengan nya dua pekan yang lalu. Ia kerap bergantian ketika bertemu dengan David."
"Kau bisa melacaknya?" Tanyaku penasaran.
"Mobil yang mereka tumpangi mengarah ke alamat ini, Tuan." Ia memberiku secarik kertas dengan alamat yang berbeda lagi. Ini alamat rumah siapa? Aku sepertinya tidak pernah ke jalan ini. "Cctv kota hanya berhenti di perbatasan. Mereka tidak menjangkau arah hutan dan ketika kami telusuri lebih lanjut, ada bangunan tua yang terdapat banyak sekali motor di halaman rumah mereka. Asumsi kami itu adalah sebuah markas."
Markas? Di tengah hutan? Manusia mana yang bisa memikirkan selicik itu ? Dan motor, apakah salah satu dari mereka adalah geng motor ? Apa sebenarnya Sheryl celaka karena orang yang ingin menghancurkan aku? Bukan Sheryl?
Damn..
Aku tidak pernah memikirkannya sejauh ini. Sheryl pasti yang menjadi korban jika memang mereka mengincar diriku. Tapi kurasa aku tidak memiliki masalah apapun dengan geng motor. Bahkan aku bersahabat baik dengan beberapa ketua mereka. Siapa yang sebenarnya di incar disini?!
"Zayn!"
Aku menoleh ketika seseorang wanita memanggilku dengan semangat. Mataku membulat siapa yang baru saja datang dengan jaket kulit lalu memelukku dengan bahagia. "Akhirnya aku menemukanmu!" Ujarnya.