Harry POV
Kami sudah kembali di rumah beberapa minggu yang lalu. Aku menjadi pribadi yang sangat menyenangkan di kantor karena semua orang memberiku selamat atas kelahiran anak pertamaku. Setiap hari aku pulang lebih cepat dan berangkat lebih lambat hanya untuk mengurus Ethan. Sebenarnya Sheryl dan ibuku sangat pandai dan telaten merawat Ethan, namun aku hanya ingin anakku tidak kekurangan kasih sayang ayahnya. Aku selalu menyempatkan diri untuk bertemu Ethan bahkan aku selalu menghubungi Sheryl di tengah jam makan siang ku hanya untuk memastikan jika pria kecil itu baik-baik saja.
Rasanya ingin sekali aku tidak berangkat ke kantor namun pekerjaan begitu banyak menungguku. Aku harus memutar otak untuk membagi waktu dengan pekerjaanku dan keluarga baruku.
Kali ini aku pulang cepat lagi. Sepertinya Sheryl bosan melihatku hampir 19 jam di rumah hanya untuk mengganggu Ethan atau bermain dengannya. Bahkan ketika libur Sheryl hanya bertemu dengan Ethan ketika ia lapar dan menginginkan asi. Selebihnya Ethan adalah milikku.
"Daddy pulangg~" seruku dari pintu utama lalu berlari kecil menuju kamar kami. Aku membuka pintu dan mendapati Ethan yang baru saja akan dimandikan oleh Sheryl.
Buru-buru aku mencuci tanganku, membuang tas dan jas ku ke lantai dan mengambil alih tugas Sheryl setelah menggulung lenganku. "Biar aku saja." Ujarku mengecup pelipis Sheryl lalu menggeser tubuhnya.
Ia terlihat tidak keberatan, malah langsung membantuku menyiapkan mainan di bak kecil walau nyatanya Ethan tidak pernah memainkannya. Aku hanya senang melihat Ethan dikelilingi dengan mainan bebek kucing yang berisik dan beberapa benda mengapung lainnya.
"Waahh, anak daddy bau ompol ya? Apa kau baru saja bangun? Hm?" Aku mengecupi pipi Ethan membuatnya terkekeh kecil. Ia bergerak random sekali, sesekali tangan kecilnya meremas hidungku atau memukul wajahku ketika merasa excited. Aku terkekeh kecil menimang Ethan yang sudah telanjang dan bermain dengannya sebentar.
"Daddy akan memandikanmu di laut! Waaarrgggh!" Aku memutar kecil tubuhku membuat Ethan semakin terbahak. Ia sangat antusias ketika mandi, tangannya memukul air dan mencipratkan beberapa tetes padaku. Ketika mandi kami hanya bermain air sedikit lama dan akan berhenti ketika menurutku air sudah mulai dingin.
Aku sangat senang menghabiskan waktu bersama Ethan. Ia tidak pernah rewel, well, ia hanya rewel ketika lapar, merasakan tubuhnya tidak enak dan ketika aku mengganggu tidurnya. Hanya itu. Selebihnya ia pria kecil yang tenang. Aku membawa tubuh Ethan ke ranjang kecil lalu mengeringkan tubuhnya. Menaburinya dengan minyak telon dan bedak bayi, kami selalu asik sendiri. Terlebih ketika Ethan selalu menikmati pijatan kecil dariku.
"Enak hm?" Ujarku memijat kakinya. "Woah! Kau menendang daddy? Kau ingin menjadi pemain sepak bola, sayang??" Pekikku ketika Ethan tidak sengaja menendang tanganku.
Aku segera menyelesaikan acaraku mendandani Ethan karena hawa dingin sore hari mulai menyerang. Tubuh kecil Ethan sudah terbungkus rapi, ia terlihat jauh lebih tampan sekarang.
"Hmmmm, anak mommy wangi sekali." Sheryl mendekatiku setelah membereskan kekacauan dikamar mandi yang aku buat. Aku menggendong Ethan lalu menunjukkan hasil karyaku pada Sheryl.
"Sudah pasti aku wangi, mommy! Daddy yang memandikan aku!" Aku menirukan suara anak kecil membuat seolah-olah Ethan yang sedang berbicara.
"Sungguh? Waah, daddy sangat pandai mengubah anak mommy begitu tampan dan disukai banyak wanita. Bukan begitu, sayang?" Kekeh Sheryl.
Aku ikut terkekeh, membantu Sheryl duduk di sudut favoritnya yang dibuat oleh ibuku. Ia duduk menatap balkon lalu menerima Ethan dari gendonganku. "Sekarang waktunya makan lalu tidur!" Ucapnya excited.