Harry

791 45 6
                                    

Harry POV

Hari sudah sedikit larut ketika aku menyelesaikan pekerjaanku. Sekarang aku dengan terpaksa harus kembali ke rumahku bersama Hanna hanya untuk mengambil pakaian dan beberapa berkas yang masih tertinggal di sana. Kali ini aku benar benar bertekat untuk meninggalkan Hannah dan memulai semuanya dengan Sheryl, aku terlampau menyukai anak itu dan berniat untuk menjadikannya istriku.

Aku sudah mengetes tingkat kesuburan Sheryl pada hari dimana ia tidur seperti sedang latihan menjadi orang mati. Diam diam aku mengambil sedikit darahnya dan membawanya ke dokter. Mereka bilang Sheryl sangat memiliki peluang untuk hamil karena sel telur yang ia hasilkan cukup banyak dan itu berarti Sheryl sangat subur dibandingkan dengan Hannah.

Dokter menyarankan aku untuk melakukan hubungan badan ketika wanitaku menyelesaikan masa haidnya. Itu adalah hari dimana kesuburan wanita sangat bisa diandalkan dan aku sedang menunggu masa itu dengan Sheryl. Dokter sudah mengkonfirmasi jika keadaan fisik Sheryl pun sangat kuat, jadi tidak akan ada sesuatu yang bisa menghalangi hadirnya anak kami. Aku sangat bahagia mendengarnya.

Akhir akhir ini aku harus lebih sering bercinta dengan Sheryl karena aku sudah sangat menginginkan seorang anak. Persetan dengan Zayn dan hutangnya. Aku harus bisa menghasilkan anak bersama dengan Sheryl secepatnya dan menceraikan Hannah.

Bibirku terangkat ketika aku mendengar suara Sheryl yang sedang bernyanyi ria di rumahku. Ya. Aku memang memasang CCTV dan juga audio tersembunyi di sana agar aku tetap bisa memantau Sheryl. Tentu gadis itu tidak mengetahuinya, jika ia tau maka ia akan bergerak kaku dan merasa terintimidasi lebih karenaku. Aku tidak ingin membuatnya seperti itu.

"What a girl." Desisku melihatnya yang sedang berkaca di kamar dengan bra dan celana dalam merah terang. Ia bertingkah seperti tengah menggoda seseorang namun kemudian tangan kecilnya memukul kepalanya sendiri. Aku terkekeh melihatnya plin plan seperti itu, ia begitu menggemaskan. Terlebih ketika wajahnya cemberut ketika tau aku meninggalkan banyak jejak di sekitar payudaranya.

Huh. Aku semakin tidak sabar untuk menemuinya dan mengajaknya berkembang biak.

5 menit kemudian mobilku sampai di pekarangan rumahku dan Hannah. Aku buru buru masuk dan melihat Hannah tengah memasak sesuatu. Ku abaikan dirinya yang belum menyadari keberadaan ku lalu berlari naik dan mengepak beberapa bajuku.

Dokumen, baju, beberapa dasi dan juga beberapa kostum seksi yang pernah kubeli untuk Hannah namun ia belum pernah memakainya tak luput dari koperku. Aku akan menyuruh Sheryl untuk mengenakan ini nanti dan aku akan menyuruhnya untuk menggodaku, walau nyatanya tanpa ia goda milikku sudah mengeras lebih dulu. Aku tersenyum mesum ketika menyadari lingerie hitam tanpa cup berada di sekitar box celana dalam baruku. Ah ya, aku juga akan menyuruh Sheryl untuk mengenakannya berulang kali. Ini akan menjadi fantasi sex ku yang melegenda.

"Harry?" Ekspetasi indah ku buyar ketika Hannah datang dan memanggilku. Ia menatapku terkejut di campur dengan perasaan senang membuatku buru buru mengunci koperku dan menyeretnya keluar. "Harry tunggu! Kau akan pergi kemana dengan koper itu?"

"Mulai sekarang aku akan tinggal di rumah lamaku," balasku acuh.

"Apa?" Tanyanya terkejut. "Untuk apa?! Kita ini masih berstatus suami istri Harry, untuk apa pisah rumah?"

"Agar aku tidak jengah melihatmu setiap hari, Hannah! Melihatmu sama saja tidak memberikan harapan baik untukku, malah merusak segalanya!" Aku menyeret koperku keras membuat Hannah berlari memanggil dan terus mengikutiku hingga ke mobil.

"Harry!!" Jeritnya lagi. "Tidak bisakah kau menghargai aku? Aku...aku memang tidak bisa mempunyai keturunan tapi kita bisa mengadopsi anak, sayang?"

Racing (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang