Dua minggu setelah pernikahan Zayn kehidupan kembali seperti normal. Aku dan Sheryl tinggal di rumahku sedangkan Zayn dan Odelia tinggal di rumah Zayn dan Sheryl yang dulu. Aku sudah kembali ke kantor, mengerjakan semua pekerjaan yang terbengkalai hingga terkadang aku harus pulang sedikit larut. Sheryl tidak banyak protes, ia malah memberiku semangat dan sesekali mengirimkan makan siang untukku.
Aku sangat menyayangi gadis kecil itu. Ia memerankan perannya dengan sangat baik. Gelar istri dan nama belakangku tidak pernah buruk di disanding dengan namanya. Ia selalu berkelakuan baik, dengan orang lain maupun ayah ibuku. Sheryl dan aku memutuskan untuk tetap tinggal disini, di rumah masa muda ku dulu sedangkan rumahku dan mantan istriku sudah ku jual karena ternyata tidak ku sangka tetangga kami adalah sahabat baik Sheryl. Ia sendiri yang mengatakannya padaku ketika kami menyempatkan diri untuk berkunjung dan menjual rumah besar itu.
Ini sudah pukul 2 siang. Hari ini aku sudah berjanji dengan Sheryl untuk pulang lebih cepat karena ada makan malam yang harus kami lakukan. Aku berniat untuk makan malam di rumah untuk merayakan ulang tahun Sheryl yang terjadi hari ini. Iya, gadis kecilku sedang berulang tahun. Aku sudah membeli kue ulang tahun yang sangat lezat ditambah sebuah kalung dengan inisial namanya, kalung itu dibalut dengan berlian kecil yang Sheryl pikir itu adalah manik-manik saja. Ia tidak pernah tau apa yang ia kenakan sebenarnya terlapis berlian. Aku tidak mungkin memberikan barang abal-abal untuk istriku.
Dengan kecepatan sedang aku membawa mobilku untuk kembali ke rumah. Senyumku tidak pernah luntur ketika aku sedang dalam perjalanan kembali. Sheryl selalu menungguku di rumah dan itu adalah hal paling membahagiakan untukku sekarang.
Tidak membutuhkan waktu lama untukku sampai di rumah. Aku segera berjalan cepat menemui Sheryl yang ternyata sudah menyiapkan segalanya. "Baby." Panggilku memeluk dirinya. Rasa lelahku mendadak hilang ketika aku sudah merengkuh tubuh Sheryl di dadaku. Aroma Lavender miliknya sangat mempengaruhi kinerja otakku.
"Kau sudah pulang? Di jam 2 siang?" Tanyanya bingung.
"Aku sudah berjanji padamu untuk pulang lebih cepat bukan?" Kekehku meletakkan kue ulang tahun di atas meja.
"Seharusnya aku yang menyiapkan ini semua karena kau yang berulang tahun, tapi kau malah..."
"Tidak apa, jangan pikirkan itu. Aku senang menyiapkan ini semua." Balasnya tersenyum lebar. Ia melirik box kue yang ku bawa sekilas lalu menatapku sedikit sebal.
"Jangan membuang uangmu untuk kue ulang tahun seperti itu, sayang. Aku lebih menyukai kue yang terbuat dari buah." Sheryl melepaskan diri dariku lalu mengambil tingkatan kue yang terlihat mewah namun terbuat dari buah. Ia menatanya di tengah tengah meja di dekat kue ulang tahun dariku. Bahkan dari buah saja bentuknya menyerupai kue mahal.
(NB : Gais please. Anggap lilin angka itu gaada 😂 aku nyari yg kaya gitu tapi tanpa lilin itu ga ada. Jadi yasudahlah ya 😂 dan anggap aja bunganya itu buah kecil kaya strawberry, bluberry dll)