Adult Please

1.2K 30 2
                                        

"Terimakasih. Kau bisa menelfonku kapan saja jika membutuhkan bantuan."

"Sure. Terimakasih sudah membantuku."

"Anytime, beautiful. By the way, siapa wanita itu? Aku bahkan tidak mengenalnya namun aku sudah berkata kasar dengannya."

"Hanya musuh masa laluku."

"Dan apa dia sungguh merebut suami wanita lain?"

"Yeah, kudengar dia menghancurkan rumah tangga temanku. Jahat bukan?"

"Yeah, padahal dia sendiri seorang wanita tapi kelakuannya sangat jahat. Baiklah, aku akan pergi. Terimakasih atas kerjasama nya."

"Sama sama. Aku hanya senang melihatnya hancur."

*

Sheryl PoV

Aku sudah selesai bersiap. Lingerie hitam yang aku temukan di lemariku ku kenakan, aku tidak ingat dari siapa lingerie ini yang ku ingat hanya aku yang menyimpannya. Tubuhku sudah harum dan bersih, tidak lagi bau ompol yang menyengat. Hatiku berdebar menunggu kedatangan Harry yang tidak kunjung datang menghampiri.

Apa aku menginginkannya sekarang? Entahlah, aku gugup tapi juga senang. Ini kali pertama kami melakukannya lagi setelah hampir 4-5 bulan berpuasa. Harry pandai menjaga dirinya untuk tidak menyentuhku bahkan ketika aku hamil trimester pertama.

"Sayang aku kembali.." aku mendongak menatap Harry yang masuk kedalam kamar lewat cermin di hadapanku. Bibirnya seketika tertarik menatapku, langkah kakinya mendadak perlahan menghampiriku.

"Wow..." Bisiknya meneliti tubuhku. "Kau terlihat... Menggiurkan."

"Apa aku terlihat seperti wanita dengan selera tinggi?" Tanyaku memutar tubuh menghadapnya.

"Yeah, sweetie. Sangat tinggi." Harry menatap ku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Matanya berhenti di mataku, tangannya menarik diriku untuk mendekat lalu memelukku dari belakang.

"Dan kau terlihat seperti gelandangan dengan kaos mu." Kekeh ku.

Harry ikut tertawa kecil, ia memeluk perutku erat dan menatap tubuh kami di depan cermin. Ia mengecup lembut leherku, menggoyangkan kecil tubuhku dan menghirup aroma tubuhku dalam. "I love you, Sheryl. I really do."

"I love you too, Daddy."

"That's sound fun." Celetuk Harry menyeret bola matanya ke atas. "Tunggulah sebentar. Ada yang perlu kusiapkan."

"Hm?" Tubuhku di lepas oleh Harry dan ditinggalkan menuju kamar mandi. Ia berjalan mundur menatapku genit sembari berkata untuk menunggunya.

Aku menghela nafas pasrah lalu berjalan menuju ranjang, di sana aku berbaring menunggu Harry sembari memusatkan perhatianku pada langit-langit kamar. Apa ini keputusan yang tepat? Mengingat Harry tidak pernah menggunakan pengaman atau aku yang memakan pill, maksudku bahkan Ethan belum genap berumur 1 tahun. Bagaimana jika nanti ia sudah memiliki adik? Apa aku nanti tidak kerepotan?

Ah aku tidak akan pernah kerepotan. Mertua dan suamiku pecinta anak kecil, jadi mana bisa aku kerepotan? Mereka pasti akan membantuku nantinya. Aku percaya itu.

"La la la~" aku mendengar Harry bersenandung dari luar kamar mandi. Tubuhku memutar bersandar di atas sebelah tanganku dan menantinya keluar dari sana. Tidak lama Harry keluar dengan pakaian yang masih sama, namun celananya sudah tiada, menyisakan boxer putih ketat miliknya.

Ia bersenandung lalu membanting diri di atas ranjang tepat di depanku. Tentu aku terkejut, bahkan tubuhku melayang kecil karena tekanan dari dirinya. "Apa yang kau lakukan!" Pekikku terkekeh.

Racing (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang