Dannia turun dari motor abun dan segera berlalu meninggalkan abun tampa berbicara sama sekali.
"Dannia" Teriak abun.
"Apaa lagiii?" Tanya dannia kesal.
"Helm gue bukaa" Jawab abun
Dannia memegang kepalanya dan benar saja dia belum melepas helmnya, biasanya abun yang melepaskan helm untuknya tapi sekarang abun lupa semua itu.
Dannia melepaskan helmnya dan memberikan kepada abun kemudian berlalu.
"Ckk bahkan gak ngomong Terima kasih" Ujar abun
Abun mengambil sesuatu di jok motornya, sebuah coklat yang tadi dia beli sebelum menjemput dannia. Bukan sengaja membeli tapi kebetulan saja lewat dan abun teringat tentang alin makanya dia berniat membelikan coklat itu untuk alin.
Abun berjalan mencari dimana keberadaan alin. Dia menemukan nya sedang berjalan di Koridor menuju ke kelas.
"Alinnn" Teriak abun.
"Kenapa kak?" Tanya alin heran.
"Tadi aku lewat di tokoh coklat liat ini jadi ingat kamu makanya aku beliin" Jelas abun.
"Ohh makasih yah Kak" Jawab alin canggung.
"Yaudah akun ke kelas duluan yah permisi" Sambungnya lagi.
Abun hanya tersenyum dan menatap punggung alin yang semakin menjauh hingga kemudian menghilang dari tatapannya.
Sementara dari kejauhan dannia melihat itu semua. Dannia melihat keuwuan abun dan alin, padahal abun masih pacarnya saat ini.
Dannia masih berusaha sabar, setidaknya sampai ingatan abun benar-benar pulih dan abun menjadi miliknya lagi.
Dia menuju ke kelasnya dengan perasaan yang panas karna baru saja melihat pacarnya memberikan coklat ke cewek lain.
"Deey" Teriak zara yang sontak membuat dannia kaget.
"Raa lo kok ngagetin sih" Protes dannia.
"Bukan gue yang ngagetin deey tapi lo yang dari tadi ngelamun, lo mikirin apa sih?" Tanya zara khawatir.
"Gue gak papa" Jawab dannia berbohong tidak ingin sahabatnya tahu tentang kejadian tidak menyenangkan tadi.
Dannia berjalan menuju bangkunya dan mengeluarkan buku prnya.
"Raa liat tugas lo dong" Ujar dannia kepada zara.
"Lo gak ngerjain tugas deey? Tumben banget" Tanya zara heran
"Iya semalam gue ketiduran gue gak enak badan" Jawab dannia.
Zara memberikan tugas nya kepada dannia untuk di salin, sembari menunggu guru mata pelajaran pertama masuk.
"Gimana hubungan lo sama abun?" Tanya zara penasaran.
"Gak usah di bahas" Jawab dannnia malas.
***
Bel istirahat sudah berbunyi, dannia dan zara berjalan menyusuri koridor berniat pergi ke kantin. Mereka melihat ada sekumpulan siswa di pinggir lapangan menyaksikan entah apa tapi sepertinya menarik.
Zara dan Dannia penasaran mereka pun bergegas melihat apa yang sedang terjadi. Baru saja sampai dada dannia terasa sangat sakit menyaksikan apa yang ada di hadapan nya. Dia merasa seperti ada sesuatu yang menghantam dadanya.
Air matanya tidak bisa lagi dia tahan, seakan-akan turun beriringan dengan tepuk tangan siswa yang kegirangan melihat pemandangan menarik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕋𝕖𝕥𝕒𝕟𝕘𝕘𝕒𝕜𝕦 ℙ𝕒𝕔𝕒𝕣𝕜𝕦🌞(end)
Non-FictionSaat tetangga mu adalah pacarmu sendiri? "Lo emang gak pernah sayang sama diri lo sendiri bun" -Dannia Salsabilla "Yang terpenting kan gue sayang sama lo deey" -Abun Sungkar "Tertawa di awal cerita tidak bisa menjamin ending yang bahagia" Happy Rea...